Thursday, December 28, 2006

Rahasia

Malam tadi aku diingatkan tentang bagaimana memanage rahasia. Tidak semua yang kita tahu bisa kita share kepada orang lain. Ada kalanya kita harus memilah mana yang bisa diomongkan dan mana yang hanya bisa kita simpan untuk diri kita sendiri. Dan ada kalanya kita bisa membicarakan sesuatu dengan orang tertentu, tetapi tidak membicarakannya dengan orang yang lain.

Kadang yang terbaik kita melakukan “white lie”, tidak mengatakan yang sebenarnya. Bukan dalam konteks ini berarti tidak jujur tapi untuk kebaikan bersama, untuk sebuah kepentingan yang lebih urgen atau pun untuk tidak menyakiti orang lain white lie diberlakukan.

Dan semua orang punya rahasia. Walaupun kadang rahasia-rahasia kecil yang tidak ingin dibagi dengan orang lain. Atau sebuah rahasia yang hanya ingin kita bagi dengan orang-orang tertentu. Tentunya bagi pemegang-pemegang rahasia, wajib menyimpan rahasia dari orang yang mempercayakannya.

Anda pun tentunya punya rahasia bukan??

Tuesday, December 26, 2006

Main ke Bogor

Kemarin, tanggal 24-25 Desember 2006 aku menunaikan sebuah janjiku dengan teman-temanku yang di IPB. Sudah lama aku berjanji untuk main ke Kota Hujan, akhirnya baru kemarin terlaksana(maaf ya...)

Dari Jakarta naik KRL dari stasiun Gondangdia sekitar jam 9 pagi. Kereta lumayan penuh (padahal hari libur ya, ga kebayang gimana penuhnya kalo hari kerja, pas pagi atau sore saat orang pergi atau pulang kerja). Baru dapat tempat duduk habis stasiun Cilebut (dua stasiun sebelum stasiun Bogor). Sampai di stasiun Bogor langsung menuju ke kampus IPB. Ternyata benarnya Bogor itu kota seribu angkot, banyak banget angkot yang memadati jalan, pabalieut euy macet pisan. Sekitar jam 11.30 sampai ke kost dek Nia (jangan salah, yang ini namanya Kurniawati).

Melewati siang dengan nonton Princes Hour (jadi ingat teman-teman kost kalo nonton sinema asia ini). Dan sore harinya ngobrol sambil menikmati hujan di kota yang biasa disebut kota hujan. Nah baru malamnya ada jamuan makan malam (ceile...) di sebuah warung makan tepi kampus IPB dan ngobrol bareng teman-teman IMM IPB di Saung.

Senin pagi aku di ajak jalan-jalan keliling IPB. Asyik juga menikmati jalanan yang turun naik, banyak pohon-pohon besar dan tanah yang basah akibat hujan kemarin. Setelah puas berkeliling kita pergi ke Kebun Raya Bogor.

Sebelum masuk ke Kebun Raya Aku, Rini dan Dek Nia masuk ke Museum Zoologi. Museum ini terletak di dekat Kebun Raya Bogor, didirikan pada tahun 1894 oleh Dr. J. G. Koningsberger dengan nama Landbouw Zoologish Laboratorium, kini di bawah Balitbang Zoologi.Koleksi yang ada di dalam museum ini meliputi ribuan bahkan puluhan ribu spesies binatang mamalia, serangga, Reptilia, Burung, Ikan, dan Moluska. Yang paling menyita banyak waktu kita saat di bagian kupu-kupu, karena bentuk dan warna kupu-kupunya lucu dan indah.(Ayo Rin, mana fotonya?? ditunggu...)

Akhirnya sampai juga di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari monumen Batu Tulis yang didirikan oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) dari Kerajaan Pajajaran tahun 1474-15131 Kebun Raya pada saat itu dinamakan Samida ( hutan buatan atau taman buatan ), yang di tujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan menjaga dan tempat memelihara benih benih kayu yang langka
Di samping Samida itu (yang kemudian dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor), pada saat itu dibuat pula Samida yang serupa di batas Cianjur Bogor (Hutan Ciung Wanara), baik dari segi ke aslian jenis tumbuhan yang ditanam maupun tata letak dari tanaman. Bila demikian kenyataannya, maka Raffles dan Van den Bosh hanya merupakan tokoh pemugar dan penambah koleksi tanaman bagi kebun raya yang telah didirikan sejak akhir abad ke 14 oleh dinasti Kerajaan Pajajaran.Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Reindwardt yang menulis kepada Komisaris Jenderal G. S. G. P. van der Capellen. Dalam suratnya Reindwardt mengemukakan keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, sebagai tempat pendidikan guru, koleksi tumbuhan juga dikembangkan menjadi kebun yang lain.

Kebun Botani yang didirikan tanggal 18 Mei 1817 oleh, Prof. Dr. C. G. L. Reindwardt yang kemudian dinamakan, s'Lands Plantentuinte Buitenzorg tersebut lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama yaitu "s'Lands Plantentuin, "Syokubutzuer "Botanical Garden of Buitenzorg, "Botanical Garden of Indonesia", Kebun Gede dan Kebun Jodoh. Namun pada akhirnya lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan Kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reindwardt sendiri, dibantu oleh Mr. James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Inggris, di kota Richmond. Reindwardt perintis usaha di bidang Herbarium. Ia juga dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 1822 Reindwardt diganti oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (species) tanaman.

Sebenarnya ada acara Masta IMM Bogor di Kebun Raya ini, kita bergabung sebelum sholat Dhuhur. Kemudian ikut acara rihlah dengan mereka keliling kebun raya. Sekitar jam 1 siang hujan turun dari langit, aku dan beberapa teman lain terdampar di taman anggrek. Alhamdulillah taman itu ruang tertutup, jadi di dalamnya ga kena hujan lagi (sudah sempat berbasah-basah ria di luar tadi). Nunggu hujan yang tidak reda-reda, mengkhayal suatu saat nanti punya rumah yang ada taman rindang dengan dihiasi berbagai macam bunga. Akhirnya aku kembali ke jakarta jam 3 sore. Makasih ya teman-teman Bogor... :)

Monday, December 18, 2006

Padang


Akhirnya takana juo ke kampuang Uda nan jauah di mato. Yups, tanggal 12-16 Desember kemarin, aku dapat dinas ke Padang. Agenda acaranya sama dengan yang diadakan di Bali tanggal 27-30 November 2006, tapi yang sekarang audiencenya berbeda yaitu untuk wakil pegawai di wilayah barat. Dapat flight amat sangat pagi (jam 7 pagi) jadi harus sampai Gambir 04.30 (jadi ingat perjalanan ba'da Sahur ke Jogja bareng Odong, hehehe).

Sampai bandara ternyata aku kalah pagi dengan mas Ari, dia udah stand by menuju meja check in. Aku tertidur di pesawat (baru kali ini bisa tidur agak lama),selama ini aku agak susah tidur di perjalanan. Penerbangan ke Padang ditempuh dalam waktu 1:25 menit. Di bandara sudah dijemput 2 kendaraan (1 mobil APV dari KBI Padang dan 1 minibus dari hotel Pangeran) padahal yang dijemput cuma tiga orang. Kami memilih naik APV dan langsung menuju hotel Pangeran untuk Check in. Kemudian bergabung dengan Nuke dan Bu Ina yang sudah berada di sana.

Sore harinya aku ikut rombongan peserta city tour kota Padang. Tujuan city tour ke tempat yang menjual oleh-oleh. Kami ke Silungkang untuk membeli tenunan dan kerajinan khas lainnya. Kemudian dilanjutkan ke Shirley untuk membeli kripik balado dan makanan khas lainnya. Selesai city tour komputer untuk pelatihan sudah siap,berarti waktunya untuk setting. Aku tidak ikut setting sampai selesai karena kondisiku lagi gak begitu fit.

Rabu pagi sampai siang acara full di hotel Bumi Minang, dengan agenda Brosan tentang CoP. Baru sorenya ngasih training tentang Knowledge Lynx. Malamnya panitia dan seluruh peserta diundang makan malam di KBI Padang. Kali ini benar-benar makanan Padang, ada sate, soto dan es durian.

Kamis pagi ada satu sesi training lagi dilanjutkan jalan ke Bukittinggi. Di perjalanan menuju ke Bukit tinggi, rombongan mampir ke daerah Pande Sikek melihat langsung pembuatan kerajinan tenunan khas Padang. Disini bareng bapak-bapak beli baju koko untuk bapakku. Sementara ibu-ibu sibuk membeli mukena.

Pemandangan alam dalam perjalanan benar-benar asyik, ada ngarai Anai dan air terjun yang terletak disamping jalan raya. Jalan yang berkelok-kelok tidak menyebabkan kami enggan untuk menikmati perjalanan itu. Sampai di Bukittinggi cuaca agak gerimis. Di depan jam Gadang sempat bergaya.

Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.

Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). Pada masa penjajahan Belanda, jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.

Ukuran diameter jam ini adalah 80 cm, dengan denah dasar 13x4 meter sedangkan tingginya 26 meter. Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden ini, akhirnya menjadi landmark atau lambang dari kota Bukittinggi. Ada keunikan dari angka-angka Romawi pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).

Setelah sejenak menikmati Jam Gadang kemudian rombongan kami menyerbu ke pasar atas. aku heran dengan beberapa ibu yang lagi-lagi belanja mukena (sudah beli di Silungkang beli lagi di Pande Sikek, kemudian belanja lagi di Pasar Atas, jika dihitung mungkin ada yang beli lebih dari 5 mukena).Esok harinya, Jum'at tgl 15 Desember 2006, perjalanan dinas harus berakhir, rombongan kami terbang menuju Jakarta jam 09.00 dan Padang merupakan kota penutup perjalanan dinasku tahun 2006. Sayang Da aku belum sempat melihat pantai Siti Nurbaya yang Uda bilang indah itu. Dan belum sempat juga berkeliling kota pakai angkutan yang full musik (bahkan kata Indra ada tv nya juga). Semoga banyak lagi kota yang sempat aku kunjungi di kemudian hari :)

Thursday, December 07, 2006

Bali (lagi..)


Perjalanan dinasku belum usai. Aku dinas ke Bali (lagi) tanggal 3-6 Desember 2006, tentu saja untuk urusan yang berbeda dari kepergian ke Bali minggu kemarin. Kali ini terkait 3 proyekku yang lain. Hari Dapat flight pagi jam 8, jadi harus jam 6 pagi sampai Gambir(kalo berangkat dinas sendiri aku lebih sering ke bandara pakai bis dari Gambir).

Karena masih capek abis lembur hari Sabtunya dan ke bandara pagi-pagi, aku putuskan langsung check in dan istirahat di kamar. Hotel tempatku menginap kali ini di Inna Kuta Beach, letaknya strategis belakang langsung pantai Kuta dan dekat dengan pusat kota Kuta. Sore harinya aku jalan-jalan sendiri di Pasar Seni dan Kuta Square. Ada banyak titipan dari temen kantor untuk membeli kalung, tas dan sandal. Karena minggu kemarin sudah ke Kuta, jadi aku hanya balik lagi ke toko yang aku kunjungi minggu kemarin (daripada lama nawar-nawar lagi, dan lagian barang yang dititipin juga karena melihat hasil belanjaan dinas yang kemarin). Di toko tas dan sandal mbak pemilik tokonya (kebetulan orang Malang) sampe tanya "Mbak kok belum balik-balik? Mau lama ya di Bali?". Aku jawab "Aku udah balik ke Jakarta hari Rabu, gara-gara Mbak nih aku disuruh balik lagi beli tas, hehehe".

Dua hari full acara meeting di hotel dengan para Bapak dan temans ku yang semuanya pria. Baru Selasa malam ada waktu buat menikmati malam di Kuta. Kita rame-rame jalan ke Kuta Square. Kepikiran buat beli sepatu (rabu pagi aku dari bandara harus langsung masuk kantor, dan aku hanya bawa sepatu sandal, tapi ga nemu ukuran yang pas :( Setelah puter-puter, ujung-ujungnya nongkrong di warnet. Memang perlu buat download file untuk kepentingan proyek, kalo aku sendiri check e-mail dan chatting (malah diajakin rapat via Yahoo Messenger ma temans dunia mayaku). Lumayan juga sempat online setengah jam, melepas rindu dengan internet (maksudnya??).

Disela-sela meeting sempat juga menikmati indahnya pantai Kuta di pagi dan sore hari. Cuaca di Bali lagi panas banget, sampai 38 derajat celcius. AC di kamar sampai ga kerasa, dan harus bolak balik mandi karena anginnya kering.

Saturday, December 02, 2006

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

dari www.dudung.net gak tau kenapa pengin nampilin di blogku :D

Malay?

Sewaktu di Berastagi, Sumatera Utara aku berkeliling di beberapa toko yang menjual souvenir, niatku mencari oleh-oleh untuk Arif dan Uzi. Tiba-tiba ada pedagang yang menawari aku dengan bahasa Melayu. "Dari Malaysia ya kak? Ayolah beli kaos buat oleh-oleh", kata pedagang itu. Saat itu aku, mba Julia dan Maya saling melempar senyum.

Kejadian itu berulang saat aku jalan-jalan di Pulau Samosir. Dan terulang lagi saat aku di Kuta Square, Bali. Saat itu aku mencari souvenir yang dititipi teman-teman kantor. Beberapa pedagang menanyakan "From Malay?". Memang sebegitu miripkah aku dengan orang Malaysia?

Kalau disangka berasal dari pulau Sumatera sih sudah sering aku alami sejak kuliah. Ada yang menyangka aku orang Padang (dipanggil uni pula :D ), orang Aceh, bahkan dikira adik kakak dengan seorang temanku yang berasal dari Jambi. Katanya sih garis wajahku mirip orang sana. Tapi apa benar??

Friday, December 01, 2006

Nikah Lagi...

Siang tadi pas waktu makan siang Hp ku berdering. Ada telepon dari seorang senior di tempat aku bekerja. Biasanya sih Bapak yang satu ini nelpon tentang kerjaan, tapi pas aku angkat dia bilang OOT nih Ni. Dia tanya,"Ni, apa benar Ustadz X nikah lagi?". Aku agak belum nyambung ma pembicaraan itu bapak. "Maaf pak bisa diulangi?" kataku. Trus beliau ulangi pertanyaan itu. Beliau menyebutkan nama seorang Ustadz yang memang sedang tersohor di negeri ini. Kata beliau di suatu website sudah ramai berita itu.

Aduh gimana ya jawabnya, akhirnya ku bilang " Pak, saya jarang nonton acara gosip (tau deh nyambung ga hehehe), dan saya baru denger kabar ini dari Bapak. Nanti kalo sudah sampe meja saya coba akses situs itu. Tapi yang jelas saya bukan istri keduanya kok Pak". Hahaha dasar anak nakal...

Thursday, November 30, 2006

Denpasar

Setelah tgl 24-26 November 2006 pergi ke Medan, giliran kota selanjutnya yang aku datangi dalam rangka perjalanan dinas adalah Denpasar. Aku sampai kost ahad malam jam 23.00 WIB dan harus berangkat ke bandara Soekarno Hatta lagi jam 05.30 tanggal 27 November 2006. Pulang dari Medan sempet dejavu bentar di kamar kost, bener ya aku harus pergi lagi besok pagi-pagi?. Setelah selesai mandi baru packing untuk dinas ke Denpasar.

Alarm HP bunyi jam 04.00 WIB, setelah mandi pagi dan sholat Subuh aku cek ulang bawaan untuk perjalanan dinas kali ini. Sarapan sekedarnya dengan bika ambon yang aku bawa dari Medan. Trus ke teras nunggu jemputan datang.

Lumayan juga harus flight pertama, harus ke bandara pagi-pagi padahal baru pulang dari dinas juga. Aku satu pesawat dengan Nuke, Bu Ina, Mas Ari, Mbak Fenny dan Mas Rony. Dari Bandara Ngurah Rai kami langsung menuju kantor di Denpasar. Kita cek perlengkapan komputer yang akan digunakan training besok pagi. Ternyata dari penyewaan siang itu belum lengkap seluruh komputernya.Akhirnya check ini ke hotel Ramada Bintang Bali dulu dan makan siang di Kuta Square. Kita bertiga (Mas Ari, Mas Rony dan aku) baru bisa mulai setting jaringan sore hari dan baru selesai jam 02.30 WITA. Dari planning A sampai D kita lakukan untuk persiapan training aplikasi ini. Karena ternyata jaringan untuk intranet yang tersedia cuma satu port, sedangkan kita menggunakan 30 PC untuk pelatihan itu.

Hari Selasa tanggal 28 November 2006 full dengan acara pelatihan di kantor, bantuin Mas Rony ngasih materi. Pelatihan di Denpasar ini diperuntukan bagi wakil pegawai yang ada di Indonesia timur dan beberapa dari kantor pusat. Untuk Indonesia bagian barat rencananya pelatihan akan diadakan di Padang.

Aku baru bisa jalan-jalan dan membeli beberapa oleh-oleh malam Rabu. Berenam,kami menyusuri Kuta square, membeli tas, kalung, dan sandal titipan beberapa teman. Dan oleh-oleh makanan untuk teman kantor dan kost.

Rabu pagi Aku, Nuke dan Mbak Feny menikmati pasir putih di pantai belakang hotel. Tidak cukup bagus sih pemandangannya, tapi lumayan untuk melepas kejenuhan setelah beberapa hari full dangan kerjaan. Jam 11.00 WITA harus check out dari hotel, Bali sepi banget hari ini karena sebagian besar masyarakatnya sedang merayakan hari raya Galungan. Sempat mampir ke Joger untuk beli kaos ternyata toko kaos khas Bali ini juga tutup.

DaNaU tObA

MEDAN

Jum'at tgl 24 November 2006 aku dinas ke Medan lagi.Ini kedua kalinya aku dinas ke Medan,ke Medan pertama kali saat sosialisasi Sistem Pelaporan Bank sedangkan kali ini dalam rangka review dan outing satu direktorat. Take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.00 WIB, lama penerbangan sekitar 2 jam. Hotel Tiara jadi tempat menginapku lagi, di hotel ini kita mengadakan rapat review Direktorat.

Setelah rapat selesai, sekitar pukul 23.00 WIB digelar acara pesta Duren. Sehabis makan Duren beberapa teman jalan-jalan ke Merdeka Walk dan putar-putar kota Medan dengan becak motor.

Sabtu pagi rombonganku meninggalkan hotel Tiara, kita melakukan city tour di Medan.Tempat yang didatangi adalah Istana Maimun dan Masjid Raya. Sehabis city tour perjalanan dilanjutkan menuju Parapat melalui Berastagi.

BERASTAGI
Bus yang mengantar kami transit di Berastagi sekitar satu jam. Di tempat ini banyak dijual oleh-oleh khas seperti terong Belanda, kaos dan baju Berastagi.Aku beli beberapa souvenir untuk adikku.

Asal nama Berastagi dari Beras ta agi yang artinya "beras kita mana dek". Alkisah ada sepasang suami istri yang akan berbulan madu ke gunung. Ketika melewati daerah itu sang suami menanyakan ke istrinya apakah dia sudah membawa beras.

AIR TERJUN SIPISO-PISO
Kita transit lagi di Air terjun Sipiso-piso untuk makan siang dan sholat. Pemandangannya bagus di satu sisi kita disuguhkan keindahan air terjun. Disisi yang lain pemandangan danau toba menyejukan hati.

PARAPAT
Akhirnya sampai ke Parapat jam 17.00 WIB, menginap di Hotel Niagara. Kita menikmati makan malam dengan iringan Uning-uningan dilanjutkan acara kebersamaan. Pagi harinya kita menuju Danau Toba.









DANAU TOBA

Menurut legenda orang Batak alkisah di Parapat hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Suatu hari Toba memancing di sungai dan memperoleh ikan yang besar. Ternyata ikan besar tersebut jelmaan dari seorang perempuan cantik. Akhirnya Toba menikah dengan perempuan jelmaan itu dengan satu syarat, Toba tidak boleh memaki anaknya dengan sebutan anak ikan. Tahun pun berlalu, Toba mempunyai anak yang bernama Samosir. Samosir ini anak yang tidak kuat menahan lapar.
Suatu hari Samosir disuruh ibunya untuk mengantarkan nasi ke ladang untuk bapaknya. Karena perjalanan yang cukup jauh Samosir merasa lapar dan memakan nasi bekal yang disediakan untuk bapaknya. Toba marah kepada anaknya dengan tidak sadar dia memaki anaknya dengan sebutan anak ikan. Samosir menangis dan mengadu kepada ibunya, kemudian oleh siibu Samosir dibawa ke puncak gunung. Disana dua anak beranak tersebut menangis sampai menggenangi dataran rendah disekitarnya.Akhirnya tempat Samosir tinggal di sebut pulau Samosir, sedangkan ibunya terjun ke danau Toba menjadi ikan lagi. Saat terjun rambutnya ada yang tersangkut, yang konon sekarang menjadi batu gantung.

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik sebesar 100km x 30km di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengahnya terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar ribuan saja.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

PULAU SAMOSIR

Dari Parapat kita memakai fery menuju pulau yang ada ditengah-tengah danau Toba. Desa yang kita kunjungi bernama desa Tomok. Disana kita menikmati tarian Sigalegale dan melihat Kuburan Raja Sidabutar. Disini juga banyak oleh-oleh khas danau Toba. Dan bisa foto-foto juga.

Tuesday, November 21, 2006

Keracunan Ikan

Tadi pagi aku sarapan nasi kuning dengan ikan tongkol sebagai lauknya. Habis sarapan aku melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Sejam setelah makan aku merasakan sesuatu yang tidak beres dengan badanku. Kepalaku tiba-tiba pusing (padahal dari tadi pagi kondisiku fit).Wajahku panas dan pipi jadi memerah, malah sempet dikirain pakai blush on (padahal mana pernah aku ke kantor pakai blush on).Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke poliklinik kantor. Pas perjalanan menuju poliklinik aku ketemu mas Andre,dari bagian TI, wajahnya memerah juga. Akhirnya aku tanya apa dia abis makan ikan tongkol juga. Ternyata sama, dia sarapan ikan tongkol juga beli di tempat yang sama denganku. Deg.. jangan-jangan yang dikatakan bu Ina benar, aku keracunan makanan.

Kondisiku saat daftar di poliklinik sudah ga karuan, tambah pusing dan panas. Pas ditanya petugas pendaftaran mau periksa dengan dokter siapa, aku jawab siapa saja asal cepat. Mas Andre dan aku diperiksa dokter yang sama, dokter Arif, giliran mas Andre lebih dulu daripada aku. Pas aku masuk ruang praktek dokter Arif langsung nebak, habis makan ikan juga ya?. Dokter juga menanyakan aku ada alergi tidak? Dalam riwayat kesehatanku aku tidak punya alergi apapun. Karena sudah dua orang dengan gejala serupa maka dokter bilang kemungkinan ikan yang mengakibatkan kami keracunan. Tekanan darahku diperiksa, kalo kurang dari 100 maka harus diobservasi di poliklinik sehari plus diinfus. Alhamdulillah tekanan darahku 110/70 jadi tidak perlu diinfus.Dokter Arif ngasih obat 3 jenis, dan pesannya kalo nanti siang kondisiku tambah drop harus periksa lagi di poliklinik untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.

Alhamdulillah setelah minum obat berangsur-angsur kondisiku membaik. Wajah sudah normal (tidak blushy lagi).Dan sudah bisa meneruskan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Makasih dok, jangan bosen ya sudah 3 kali aku konsul ke dokter. Makasih Bu Ina sarannya untuk cepat-cepat ke poliklinik, ternyata teman Bu Ina punya pengalaman yang lebih buruk dari aku. Keracunan yang tidak dirasa malah berakibat parah. Pembuluh darah di matanya pecah sampai matanya berwarna merah. Akhirnya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Makasih mas Gina yang memberikan tips memilih ikan segar(kalo ikan segar sih aku masih bisa milih mas, nah kalo sudah berwujud makanan jadi kan ga kelihatan). Intinya dengan kejadian ini aku lebih hati-hati dalam memilih makanan.

Thursday, November 02, 2006

Kompensasi?

Seorang teman menanyakan kepadaku tentang keputusanku melanjutkan kuliah lagi. Dia tanyakan keputusan itu apakah sebuah kompensasi dari suatu agenda yang akhirnya tidak terjadi. Aku tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dalam fikiranku tidak terbersit hal itu. Malah aku baru ingat kalau keputusan kuliah bersamaan dengan agenda yang gagal.

Dalam fikiranku kuliah bukanlah satu pelarian. Kuliah adalah sebuah agenda untuk menepati janji pada diriku sendiri. Dan yang pasti kuliah sarana untuk mendobrak "comfort zone" yang kadang dirasakan oleh seorang pegawai seperti aku. Dan ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari dari sejak aku belum kerja. hanya saja tahun kemarin pending karena aku masih harus adaptasi dengan lingkungan kerja baru dan tempat tinggal yang baru.

Jadi, teman percayalah bahwa kuliah lagi bukan sebuah kompensasi. Dan do'akan saja temanmu ini terus mendapat pilihan yang terbaik. Amin..

Sunday, October 29, 2006

Lebaran Ini

Walaupun ada Idul Fitri yang berbeda taun ini, hanya sedikit mengurangi kehikmatan dalam menjalaninya. Aku dan keluarga sholat Ied di Lapangan Olahraga dekat rumah. Setelah sholat kumpul di rumah, acara sungkeman (sebenarnya ga ada sungkemannya sama sekali, cuma sebuah istilah untuk acara maaf-maafan sekeluarga). Acara yang selalu membuatku tidak tahan untuk mengeluarkan air mata saat mencium tangan serta berpelukan dengan bapak ibu (hiks..).

Acara dilanjutkan dengan makan ketupat dan opor ayam bareng keluarga Bulik. Beliau langsung mudik ke jogja setelah dari rumahku.Aduh sudah lama keluargaku tidak mudik bareng ke jogja. Saat Idul Fitri begini memang susah bagi keluargaku untuk mudik ke jogja, karena kami secara tidak langsung jadi tuan rumah bagi keluarga besar ibu dan juga bapak sudah seperti dituakan disini jadi banyak tamu yang berkunjung pada saat lebaran.

Lebaran taun ini keluarga besar dari ibu kumpul lagi. Walaupun gak lengkap personelnya (kemarin minus Om Slamet karena tgl 26-27 November 2006 sudah masuk kerja, dan Keluarga Mba Ani yang baru mudik seminggu setelah lebaran). Tidak ada yang berubah dengan formasi keluarga besar ini, tidak ada anggota baru dan anggota yang berkurang. Suasananya tetap ramai dan kompak. Dan seperti biasa, acara kumpul-kumpul baru terjadi pada H+2 dan H+3 karena hampir semua sholat Ied di rumah masing-masing (di Jakarta) baru mudik setelah sholat Ied.

Friday, October 20, 2006

Telah fitrikah kita?

Karya Emha Ainun Nadjib

Telah fitrikah kita, kalau puasa belum merohanikan kehidupan kita

Telah fitrikah kita, kalau badan, harta dan kuasa dunia masih menjadi muatan utama qolbu kita

Telah fitrikah kita, kalau keberpihakan kita belum kepada orisinalitas diri dan keabadian

Telah fitrikah kita, kalau masih tumpah ruah cinta kita kepada segala yang tak terbawa ketika maut tiba

Telah fitrikah kita, kalau kepentingan dunia belum kita khatamkan, kalau untuk kehilangan yang selain Allah kita masih eman

Telah fitrikah kita, kalau kasih sayang dan ridha Allah masih belum kita temukan sebagai satu2nya hakekat kebutuhan


Ya Allah, jangan biarkan Ramadlan meninggalkan jiwa kami

Ya Allah, jangan perkenankan langkah kami menjauh dari kemuliaan berpuasa

Ya Allah, halangi kami dari nafsu melampiaskan, serta peliharalah kami dari disiplin untuk mengendalikan

Ya Allah, peliharalah Ramadlan dalam kesadaran kami,

Ramadlan sepanjang jaman

Ramadlan sejauh kehidupan

Ramadlan sampai ufuk keabadian.

Taqobalallahu minna wa minkum siyamana wasiyamakum
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1427 H

Tuesday, October 10, 2006

GURU YA??

"Mbak Guru ya?" sudah beberapa orang menanyakan hal seperti itu padaku.Bahkan saat aku membeli baju kerja pun pemilik tokonya menanyakan hal yang sama. Aku hanya tersenyum, menggelengkan kepala dan menjawab "bukan".
Aku kadang heran banyak orang yang menyangka aku adalah seorang guru. Orang-orang di pasar tempat Simbahku jualan juga sering bertanya, "Mbak Nia ngasto teng SD pundi?". Mungkin mereka beranggapan demikian karena bapak seorang guru, jadi sudah sepantasnya kalau anaknya pun guru. Padahal tidak semua anak guru harus menjadi guru kan??.


Kalau orang-orang disekitarku sekarang (tentunya bukan temen sekantorku) yang menyangka aku seorang guru mungkin karena penampilan sehari-hariku. Blus dan rok panjang memang jadi baju favoritku. Ini terbukti ketika aku tanya ke Baskoro kenapa dia mengira aku guru. Jawabnya "penampilanmu kayak guru". Teman yang lain bilang cara bicaraku dalam menjelaskan sesuatu mirip dengan cara yang dipakai oleh seorang guru. Apapun yang mereka katakan, aku cukup senang jika disangka sebagai seorang guru.

Jujur saja salah satu cita-citaku waktu kecil adalah menjadi seorang guru. Melihat kegigihan guru-guru dalam memberikan pengajaran pada muridnya serta tugas mulia mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa membuat Nia kecil ingin sekali meniru mereka. Malah pada saat aku kelas IV SD aku ingin sekali menjadi seorang guru Tari Klasik, karena pada saat itu aku senang menari tarian Jawa Klasik dan Bu Tati, guru tariku, seorang guru yang menyenangkan. Saat aku SMP pun aku masih ingin jadi seorang Dosen.

Sampai saat ini keinginan untuk menjadi seorang guru tetap ada dalam hatiku. Mungkin nanti aku akan menjadi guru untuk anak-anakku. Atau suatu saat nanti aku jadi seorang dosen.

Friday, September 29, 2006

Cerita Seorang Bapak

Ba'da Maghrib kemarin, setelah aku menyantap makanan buka puasaku terjadi obrolan dengan seorang bapak. Menilik dari wajahnya kira-kira beliau usia lebih tua sekitar 3 tahun dari bapakku.

"Anakku empat,dek. Yang bungsu baru masuk kuliah di Unpad. Sebelum pengumuman SPMB kemarin bapak minta dia untuk mendaftar juga di universitas swasta. Pikiran bapak kalau dia tidak ketrima SPMB masih tetap kuliah, tapi si bungsu menolak tawaran bapak. Walaupun sudah dirayu dengan berbagai cara.Toh 3 kakaknya dulu juga daftar swasta juga", kata si bapak datar.

"Dia sudah yakin kalau bisa masuk ke Unpad" lanjut sang bapak
Secercah senyum tiba-tiba menghiasi wajah bapak, "Alhamdulillah, dek. Dia bisa masuk. Aku salut dengan dia, salut atas perjuangannya, bagaimana kesungguhan dia belajar. Aku bangga,dek"

Obrolan terus berlanjut, bapak itu menceritakan anaknya satu persatu. Wajahnya tampak bahagia. Beliau bertutur tentang kelebihan-kelebihan anaknya. Semua anak kelihatan istimewa di mata si bapak.

Mendengar cerita bapak tadi anganku langsung teringat pada orang tuaku di rumah. Kadang hal yang menurutku menjadi luar biasa di mata beliau berdua. Aku teringat ketika bapak cerita kepadaku tentang Uzi yang juara pidato pas di SMP (aku juga gak nyangka padahal adekku yang satu itu pendiem). Atau cerita beliau tentang Arif,adekku yang besar, tentang kegiatan-kegitannya akhir-akhir ini.

Bagi orang tua dimanapun aku yakin setiap anak mempunyai keistimewaan di hati. Kebahagiaan orang tua bukan hanya karena anaknya memberikan nilai ekonomi lebih saja. Jauh lebih banyak kebahagiaan mereka karena keberhasilan kita di sisi yang lain.

Thursday, September 28, 2006

Tentang Konsekuensi (lagi)

Beberapa waktu yang lalu topik konsekuensi pernah dibahas dalam blog ini. Pagi tadi topik konsekuensi ini muncul lagi dalam sebuah perbincangan menuju kantor antara aku, Elly dan Mbak Ratih. Kali ini sudut pandangnya jauh berbeda dengan ceritaku yang lalu, sudut pandang seorang perempuan, sudut pandang seorang istri.

Perbincangan ini bermula dari keadaan dua temanku dalam melaksanakan puasa. Elly dan Mbak Ratih, keduanya sedang hamil muda. Dari perbincangan itu berlanjut tentang pengajuan pindah tugas yang ingin dilakukan oleh mbak Ratih. Memang dua ibu muda ini hidup terpisah dari suaminya. Bukan hidup terpisah negatif lho, tapi karena sang suami bertugas di kota yang lain. Elly bersuami seorang hakim yang bertugas di Tual, Maluku, sedangkan mbak Ratih suaminya bertugas di Semarang.

Kembali lagi ke masalah konsekuensi. Lobby temanku itu untuk pindah ke kota yang sama dengan suaminya kemungkinan besar tidak dikabulkan. Dalam institusi kami memang agak susah kalau mengajukan pindah tugas. Kalaupun permintaan itu dikabulkan pasti karena tempat yang dituju mempunyai lowongan jabatan dan kebutuhan tenaga kerja yang sama. Jadi pindah tugas tidak segampang memindahkan dua pegawai yang berada di wilayah yang berbeda. Contohnya dua temanku yang lain, Nuni dan Mbak Titin, Nuni(roommate ku pas samapta)bertugas di Bandung suaminya di Jakarta, sedangkan mbak Titin kebalikannya. Mereka ingin sekali bisa tuker tempat tapi tidak bisa karena memang spek nya berbeda. Nuni dengan latar belakang Akuntansi jobnya di bagian SKEM, mbak Titin latar belakangnya teknik industri jobnya di bagian Perizinan.

Ketika temanku itu melakukan lobby sempat terdengar sindiran dari seniornya. Hidup itu kan pilihan, tinggal pilih aja suami atau institusi. Yah lagi-lagi sebuah konsekuensi dari janji yang sudah kita sepakati "bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia". Walaupun aku tidak sepakat dengan apa yang dikatakan oleh senior temanku itu.

Hidup terpisah suami dan istri di dua kota yang berjarak jauh memang tidak mudah. Apalagi keadaan mereka yang sedang hamil. Apa-apa harus dilakukan sendiri, ke dokter sendiri, merasakan mual dan sakit sendiri. Kontak intens hanya bisa dilakukan via telepon. Aku jadi ingat salah satu mbakku tentang suami istri yang beda kota, dia bilang "kalau nanti aku selingkuh gimana?".Hehehe ada benarnya juga sih, kemungkinan itu bisa terjadi.

SMS in English version

Bang, tell me who send this short message Bang
Bang, this message with those words of "honey"
Bang, it must come from your girlfriend Abang
Bang, it has caused me feel so uneasy

Bang, please give me your answer now Abang
Bang, I will throw you mobile phone away
Bang, please tell me the truth right now Abang
Bang, if you love me anyway

When you talk in argument
You are so good with reasons
Obviously you've wrong statement
Still going with your reasons

You tell me wrong number lah
You tell me someone's joke lah
You tell me wrong number lah
You tell me someone's joke lah
Starting this very moment, your mobile phone will be mine

dari Mas Supre (ada-ada aja nih pak dosen ^-^ )

Monday, September 25, 2006

Bye Bye Keela

Minggu pagi, hari pertama puasa aku lewatkan dikost biasa acara bersih-bersih. Tiba-tiba Keela datang, dia berpamitan mau kembali ke negaranya. Keela adalah tetangga depan kostku, dia anak Malaysia. Di sini dia belajar di Martha Tilaar. Tak terasa aku berteman dengannya hampir satu setengah taun.

Awal kenal dengannya karena sering main ke kostku untuk nonton TV ataupun sekedar ngobrol dengan mbak Nik dan mbak Ayu. Orangnya sangat riang dan baik hati. Kadang sifatnya yang polos membuatnya tidak sadar sudah dimanfaatkan orang lain. Aku kagum pada orang tuanya yang berani melepaskan anak perempuannya yang masih lugu di sebuah negeri asing sendirian.

Sebenarnya di Malaysia Keela pernah kuliah Psikologi di sebuah universitas cukup ternama (aku lupa namanya). Tapi karena dia lebih suka belajar tata rias maka minta ke ortunya untuk belajar tata rias di Indonesia. Selama kursus kadang teman-temannya jadi bahan percobaan. Aku pernah di manicure, padicure dan kutex ma dia. Yang paling aku suka kalo dia mengeluarkan jurus pijat wajah, hm... kepala yang tadinya berat jadi terasa enteng dan segar.

Keela sangat akrab dengan orang-orang di sekitar kostnya. Apalagi dengan mbak Yati, penjual jus di depan kost, hampir tiap hari Keela menghabiskan waktu senggangnya disitu. Kalau masalah percakapan, jangan salah dia sudah fasih berbahasa jakarte. Gue Lu sudah jadi bahasa sehari-harinya. Bahkan jika ada pertemuan di kedutaan Malaysia dia sering kena teguran karena tidak berbahasa Melayu, tapi malah pakai bahasa Jakarte.

Sebuah impian Keela yang belum kesampaian adalah punya suami orang Indonesia. Entah mengapa dia terlihat begitu ngoyo untuk mendapatkan pacar orang Indonesia. Sehingga kadang terjadi perbedaan persepsi antara dia dengan teman-teman cowoknya.Padahal kalau dilihat dari umur dia lebih muda 4 tahun dari aku. Dia bahkan pernah merancang pernikahannya, bagaimana gaunnya nanti, pakai adat apa nikahnya, konsep resepsinya, perancang bajunya siapa, tata riasnya siapa, pokoknya detail tentang acara pernikahan impiannya sudah dibuat.

Selepas dari Indonesia Keela ingin melanjutkan pendidikannya di Thailand. Dia ingin memperdalam tentang tata rambut (kalau ga salah). Tapi sepertinya rencananya di pending karena Thailand sedang ada kudeta militer.
Keep in touch ya Keel. Doakan undanganmu untuk mampir ke rumahmu di Kuala Lumpur bisa terwujud.

Friday, September 22, 2006

Happy Ramadhan

Marhaban yaa Ramadhan….

Selamat datang wahai tamu yang mulia
Selamat datang wahai kekasih yang selalu di nanti
Selamat datang bulan kebahagiaan dan kemuliaan
Selamat datang wahai bulan amalan saleh
Selamat datang bulan penuh ampunan

Kami sambut engkau dengan penuh sukacita
Kami sambut engkau dengan kenangan paling indah
Kami sambut engkau dengan penuh kecintaan dan kerinduan
Semua kecintaan yang ditujukan hanya kepada ALLAH SWT


Terimalah Yaa ALLAH puasa kami....
Kemudian tambahkan kepada kami anugerahMU yang Agung
Jangan Engkau siksa kami....
Karena kami telah disiksa oleh kegundahan
Yang membuat kami terjaga sepanjang malam

Terima kasih Yaa ALLAH....
Telah Engkau pertemukan kami kembali dengan Ramadhan
Amin....

Bila ada langkah membekas lara, Bila ada kata merangkai dusta
Bila ada tingkah menoreh duka

Dengan segala kerendahan hati
Kami mohon maaf lahir dan bathin kepada teman-teman semua

Selamat menjalankan Ibadah Puasa
Semoga amal ibadah kita dapat menghapus dosa-dosa, mendapat pengampunan dan maghfirah dari ALLAH SWT.

Thursday, September 14, 2006

PR dari Ifa

Aduh… sore-sore malah dikasih PR ma Ifa tentang "7 things" . Sorry bu baru sempet buka PR nya hari ini. Kan kemarin harus cepet-cepet ngejar Kopaja 502. Pas hari ini baca PR, ck…ck.. ck… ternyata banyak banget dan harus pake pemikiran yang dalam buat menjawabnya.

7 things that scare me :
1. takut dosa
2. takut nyakitin hati ortu
3. takut terjadi hal yang buruk pada diriku
4. takut dibenci sama orang yg aku sayang
5. takut dicuekin teman
6. takut kehilangan yang sangat berharga
7. takut jadi orang yang sombong

7 random song at the moment :
1. Jagalah Hati by Snada, lagu ini jadi nada sambungku, ga percaya? Coba aja telp ke 08157******* (he he he masih jadi konsumsi orang terbatas)
2. Demi Masa by Raihan, lagu ini jadi ringtone ku
3. Cinta Sendiri by Kahitna
4. My Heart by Aca & Irwansyah
5. Yogyakarta by NuKLA
6. Hapus Aku by Nidji
7. SMS by gak tau namanya, denger-denger masih diperebutkan ya siapa penyanyinya??? Lagu ini bisa 10 kali sehari aku denger karena ibu disampingku make buat tone sms yang masuk

7 things that 1 like the most :
1. Baca buku, kata orang buku itu jendela dunia jadi berpetualang ke penjuru dunia lewat buku
2. Travelling, menikmati suasana baru di tempat-tempat yang baru dan pastinya mendapat pengalaman yang baru
3. Chatting, ngobrol dengan teman lama, dapet temen baru , bias diskusi dengan berbagai macam topic sampe curhat
4. Main musik, sekarang lagi suka mukul-mukul si saron
5. Ngutak-atik blog & blogwalking
6. Dengerin lagu melow
7. Window Shopping (tapi harus jarang dilakukan, he he he klo ga kantong bisa jebol)

7 important things in my bedroom :
1. Tempat tidur dan perangkat pendukungnya
2. Jam dinding
3. Rak Buku beserta isinya
4. Komputer dan teman-temannya
5. Lemari pakaian beserta isinya
6. TV & DVD player dan remotenya
7. HP (buat alarm, telpon & sms-an)

7 random facts about me :
1. Pendiem
2. Susah ditebak
3. Agak tinggi (162 lumayan lah..)
4. Kurang berbobot (kurus maksudnya, he he he)
5. Mandiri
6. Care
7. Suka banget ma anak kecil

7 things i said the most :
1. Assalamu’alaikum
2. Makasih
3. he he he
4. Aku
5. Kamu
6. Yups
7. OK

7 things i plan to do before i die :
1. Mewujudkan sebuah impian bareng adek untuk ortu tercinta (rahasia…, ga perlu dijelasin)
2. Menyempurnakan separuh dari Din 
3. Punya anak dan jadi ibu yang cerdas
4. Kuliah & kuliah lagi
5. Punya perpustakaan kecil
6. Keliling Indonesia
7. Belajar main beberapa alat musik

Lapor Fa, PR nya dah aku bikin. Klo ada yang kurang ya maaf cuma bisa ngisi yang ini.

Tuesday, September 12, 2006

Hari Baru

Mulai kemarin aku menikmati kehidupan baru. Begitu bel pulang berbunyi langsung keluar kantor. Menikmati desak-desakan di kopaja 502, sebuah kenikmatan yang sekarang jarang sekali aku temui semenjak kost. Bertemu dengan orang-orang yang belum dikenal.Pulang ke kost saat jam ditangan menunjukan lebih dari pukul 20.00(mungkin hari-hari mendatang lebih dari pukul 21.00)dengan bus 916. Tersirat tanya dalam hati, mampukah nia melakukan ini?
BISMILLAH...
Kuucapkan dengan sepenuh hati. Semoga Allah meridhoi langkahku ini.

Sempat Arif mengusulkan aku memakai sepeda motor saja untuk transportasi ke tempat aktivitasku yang baru. Ah adeku sayang... mbakyumu belum punya nyali untuk melintasi jalanan ibukota sendiri, lagipula aku belum hapal semua jalan yang harus aku lalui :).

Terimakasih untuk seorang teman di seberang pulau sana. Dari jauh sempat menanyakan hari pertamaku melewati aktivitasku yang baru. Terimakasih juga atas semua nasehatnya. Mudah-mudahan kita dapat terus saling mengingatkan.

Friday, September 08, 2006

Foto

Ehm... lagi iseng bikin slide beberapa fotoku. Foto ini diambil di Medan, Bandung, Tanjung Lesung & kantor.

Friday, September 01, 2006

Esok = ?

(baca : Esok adalah tanda tanya)



Aku bukan sedang pragmatis
Bukan juga sedang apatis
Yang aku rasa esok = ?

Pernah kau lihat pohon kelapa?
Tidak semua yang jatuh kelapa tua yang kering
Kadang buah kelapa muda
Kadang juga bakal buahnya
Bahkan kadang bunga manggarnya

Esok = ?
Pernahkah kau tau apa yang akan terjadi denganmu
setahun...
sebulan...
seminggu..
sehari....
sejam.....
semenit...
bahkan sedetik yang akan datang??

Aku dengar darimu tentang bagaimana esok
Jadi apa kau bulan depan
Punya apa kau nanti
Bukan, bukan itu sayangku...
Itu bukan keniscayaan
Itu hanya impian
Itu cuma rencana

Dan tetaplah esok =?
Wahai Penguasa Hari Esok
Engkaulah yang maha mengetahui apa yang akan terjadi
Aku berserah diri terhadap apa yang akan terjadi esok

kututup hari ini dengan lantunan do'a
Bismika Allahumma ahya wa bismika amutu


Friday, August 25, 2006

M U N D U R

Kemarin aku mengantar seorang teman untuk melihat biodata seseorang. Beberapa waktu yang lalu temanku ditelpon si Teteh tentang seseorang yang sudah melihat biodatanya. Sengaja hari itu kami keluar kantor tepat waktu agar tidak kemalaman di jalan. Perasaan dag dig dug sudah merasuki hati temanku. Terselip juga perasaan senang seraya berdo'a dalam hati, mudah-mudahan ini jawaban dari Allah. Setelah ketemu si Teteh mau tau apa jawabannya? "Mba, seiring jalannya waktu orang itu mundur". Ya benar, mundur jawabannya. Kulihat semburat kesedihan menghiasi wajah temanku.

Tentang MUNDUR ada kisah dari teman lain yang lebih menyedihkan. Calon suaminya tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka yang kurang 2 bulan lagi. Saat mereka sudah sibuk mempersiapkan pernikahan. Sudah memesan gedung untuk pernikahan, saat souvenir sudah ditentukan. Dan rencana pernikahan mereka pun kandas. Calon mempelai pria memilih mundur tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Akhirnya hubungan mereka pun berakhir.

Dan sebuah pernyataan mundur pun pernah masuk dalam inbox Hp ku, Aku bagai pungguk merindukan bulan katanya. Aku ga tau siapa yang sebagai pungguk dan siapa yang jadi bulannya :).

Ah... Aku ga tau apa yang ada di benak orang yang melihat biodata temanku, calon suami (yang batal) temenku, atau pengirim sms itu saat mereka memutuskan untuk mundur. Mungkin mereka tidak sanggup menghadapi konsekuensi jika memilih maju terus. Mungkin juga ada berpuluh, beratus atau bahkan beribu alasan yang aku tidak tau. Toh mundur juga sebuah pilihan, mundur juga pasti sebuah keputusan.

Sudahlah tidak perlu berpusing diri dengan memikirkan orang-orang yang memilih mundur. Dunia tidak akan berhenti karena keputusan mereka, kehidupan pun masih berjalan.

Aku salut dengan dua temanku itu. Mereka tidak terpuruk dengan keadaan itu. Walau mungkin jika tidak ada kata mundur mereka akan menemukan kehidupan yang sudah lama mereka impikan. Mereka tegar dan cepat bangkit merajut hari yang baru. Satu keyakinan ada dalam hati mereka, orang-orang yang mundur bukanlah yang terbaik buat mereka. Allah sedang mempersiapkan orang yang ksatria, orang yang terbaik bagi mereka. Semoga tidak akan lama....

Tuesday, August 15, 2006

Sebuah Konsekuensi

Tak terasa sudah 3 bulan berlalu, temanku di tugaskan di seberang sana. Masih terlintas jelas di benakku peristiwa tanggal 15 Mei yang lalu. Ya... 15 Mei adalah hari penentuan bagi mereka. Di hari itu ada pengumuman penempatan untuk teman-temanku. Dua orang temanku masih tetap di Jakarta, satu orang kembali ke Solo (selamat..pulang ke kampuang halaman, kumpul lagi dengan orang tua),dan seorang teman lagi ditempatkan di seberang pulau sana.

Aku masih ingat juga betapa shock-nya dia mendengar penempatan itu. Batam, sebuah kota yang tidak pernah terlintas di benaknya ternyata harus menjadi tempatnya mengadu nasib. Dari pembacaan pengumuman sampai malam hari kulihat sendu dan murung menghiasi wajahnya. Sempat sebentar aku menghiburnya, selebihnya kesendirian mungkin lebih baik baginya. Dalam kesendirian itu dia bisa berfikir dengan jernih, dan mencoba merangkai sebuah harapan. Harapan memasuki dunia yang baru, dunia yang belum pernah terjamah di pikirannya.

Pagi hari senyum sudah mengembang di bibirnya. "Yah... ini sebuah konsekuensi perjanjian yang pernah aku tanda tangani. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Toh Indonesia bukan cuma Jawa" jawabnya dengan ceria. Alhamdulillah... gumamku dalam hati.

Tiga bulan sudah berlalu. Konsekuensi itu kembali mengujinya. Kabar dari rumah membuat hatinya miris. Orang tua yang sangat dikasihinya sudah rapuh kondisinya. Bolak-balik beliau dirawat di rumah sakit. Dari beberapa kali komunikasi dengannya kutahu dia sangat ingin kembali di Jakarta. Akhirnya kita coba menembus beberapa jaringan untuk memenuhi keinginannya. Dan ketika hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan pasrah mungkin yang akan dijalankan. Setidaknya kita sudah benar-benar berusaha.

Ah teman..
Hidup adalah pilihan
Dan setiap pilihan ada konsekuensinya

Thursday, August 10, 2006

Tempayan Retak

Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.

Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.

Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya,karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"

"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.

Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu?

Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga- bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias dunianya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu.

Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

dari sebuah milist

Monday, August 07, 2006

W E E K E N D

Ketika hari Jum'at tiba beberapa orang menanyakan kepadaku:
"Kemana nih weekend?"
"Biasanya weekend ngapain?"
dan pertanyaan senada yang lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membuatku mereview kembali kegiatan-kegiatan yang aku kerjakan saat weekend tiba.

1. Olahraga
Tempat olahraga saat weekend yang asyik adalah Monas. Biasanya aku bareng teman-teman kost olahraga di sana. Hari Sabtu dan Minggu banyak orang yang lari pagi, joging, senam dan olahraga lainnya. Hari minggu kemarin aku dapat rutinitas baru di Monas. Aku dan Nana ikut senam bareng di sudut selatan Monas. Lumayan menghasilkan banyak keringat. Kalau lari kan hanya otot kaki yang berolahraga, nah dengan senam semua tubuh kita ikut bugar.

2. Bersihin rumah
Nah kalau yang ini kegiatan rutin yang harus dilakukan. Namanya juga anak kost, jadi harus tanggung jawab sama lingkungannya sendiri. Hari-hari yang lainnya kan bersihin ruangan tidak sampai detail. Jadi weekend acara bersih-bersihnya lebih dioptimalkan.

3. Berkunjung ke rumah saudara
Kadang kangen sama suasana rumah, kegiatan ini bisa mengobati perasaan itu. Rumah yang aku kunjungi itu rumah Budhe, Bulik dan Arif(my big bro). Ketemu Shafa, ponakanku yang lucu dan menggemaskan itu, main dengan adek-adek kecilku : Imam, Iyus, Raihan, Fauzan dan Dinda jadi kegiatan yang menyenangkan. Kadang juga diisi diskusi dengan keluarga besar mereka yang menambah wawasanku. Apalagi tinggal di sebuah kota besar yang kadang tidak bersahabat, bisa menjaga tali silaturahim dengan kerabat dekat sangat dibutuhkan.
Dari ketiga rumah itu yang paling sering aku datangi adalah rumah Arif, karena secara personal memang kita sangat dekat. Kadang gantian dia yang main ke tempatku. Ngobrol di warung mas WT berjam-jam merencanakan masa depan. Jalan-jalan ke ITC atau Jakarta Fair

4. Jalan-jalan
Biasanya sih jalan-jalan saat weekend sekalian sama beli kebutuhan sehari-hari. Tempat jalan-jalannya Harmoni, Blok M, kadang juga ke tanah abang. Tapi kadang juga jalan ke pameran-pameran buku atau kerajinan rakyat.
Satu keinginanku yang belum terwujud adalah jalan-jalan ke musium yang ada di Jakarta.

5. Baca Buku
Kapan lagi baca buku bebas berjam-jam kalau bukan hari Sabtu Minggu. Hari-hari biasa paling hanya empat atau lima halaman saja.

6. Ikut kajian
Bersama Mba Yanti & Iye, biasanya weekend dilewatkan dengan ikut kajian. Tempatnya ga mesti sama. Yang paling sering di Masjid Istiqlal, Al Azhar dan di daerah Cipaku.

Kegiatan-kegiatan semua itu mungkin terakhir aku nikmati dengan bebas bulan ini. Bulan depan sudah berubah lagi, ada kegiatan yang mudah-mudahan lebih menyenangkan yang harus jadi rutinitasku.

Friday, July 21, 2006

Saat Diam Bukan Lagi Emas

"Apa maksudmu?" akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulutku.
Dan kau hanya diam...
Setelah dua kali telponku kau abaikan, sekarang kau angkat tapi kau tak mau menjawab. Padahal keputusan untuk menghubungimu adalah hasil perdebatan sengit antara aku dan saudaraku.
Awalnya aku sudah mengacuhkan persoalan ini.
Aku anggap sudah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.
Karena desakan saudaraku itu, aku kembali menghubungimu.

Dan aku tidak mendengar sebuah jawaban.
Kau hanya diam...

Maaf jika diammu ku artikan TIDAK
Karena kurasa aku sudah cukup berusaha untuk menyelesaikan ini.

Sekali lagi maaf jika diammu ku artikan TIDAK
Karena aku sudah terlalu lelah untuk bermain-main dalam ke"diam"anmu

=======================
sabar ya, sista...

Thursday, July 20, 2006

Bangku Panas

Bangku panas mungkin istilah ini sudah akrab ditelinga kita, terutama bagi yang sering melakukan perjalanan jauh menggunakan alat transportasi umum, baik bus maupun kereta api. Dilihat dari definisinya istilah bangku panas sangat jauh berbeda dengan kursi panas. Walaupun kedua istilah ini sama-sama berkaitan dengan tempat duduk. Jika kursi panas bisa diartikan jabatan yang bisa membuahkan banyak uang, nah kalau bangku panas adalah istilah untuk kursi yang ada disamping kita saat melakukan perjalanan jauh.

Saat melakukan perjalanan jauh tentu saja kita menginginkan sebuah perjalanan yang menyenangkan. Bangku panas ini pun menjadi faktor yang menentukan nyaman tidaknya perjalanan kita. Kadang kita dapat teman sebangku yang menyenangkan, bisa melewati waktu dengan berdiskusi, bertukar pikiran maupun pengalaman. Tapi kadang juga kita mendapatkan teman sebangku yang menyebalkan, suka cari perhatian, mengganggu kenyamanan kita atau lebih sering mempertanyakan hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi untuk dibicarakan dengan orang yang baru dikenal.

Ada beberapa cara untuk mensiasati bangku panas ini. Ada seorang teman yang khusus membeli bangku sebelahnya agar tetap kosong, tentu siasat ini kurang bijak jika kita lakukan pada saat kendaraan dalam keadaan penuh. Kita sendiri merasakan suatu kenyamanan, tapi orang lain terdzolimi tidak mendapatkan tempat duduk. Lagi pula solusi ini juga tidak nyaman untuk kantong kita.

Saya pribadi lebih suka memilih tempat duduk di dekat jendela jika kendaraan tersebut masih kosong. Di dekat jendela kita bisa menikmati pemandangan yang indah sepanjang perjalanan. Atau memilih tempat duduk disamping seorang wanita, karena bagi saya merasa lebih save bila duduk disamping sesama wanita.

Untuk mencegah rasa bosan dalam perjalanan (sekaligus bisa juga untuk "menghindari" obrolan tidak bermutu dari orang yang menempati bangku panas) beberapa benda mungkin bisa membantu. Yang pertama bahan bacaan, bisa berupa koran maupun buku. Mungkin buku yang cocok adalah jenis buku yang tidak terlalu berat seperti novel ataupun artikel ringan. Yang kedua adalah music player, bisa berupa walkman, mp3 player maupun diskman. Dengan alat ini kita bisa menikmati perjalanan dengan diiringi lagu-lagu kesayangan kita.

Tuesday, July 18, 2006

Lir Ilir

Ala seniman jalanan

Lir ilr lir ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh temanten anyar

Cah angon cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodotiro
Kanggo mbasuh dodotiro

Kito sedoyo bakale lungo
Yen wis lungo ra iso mulih
Disaleni sandangan putih
Disaleni kain mori
Disaleni kain mori

Ditumpakno kereto jowo
Rodane awujud manungso
Siramane banyu kembang
Kabeh wong mung biso nyawang
Nangise koyo wong nembang

Yen nang kubur ra ono coklat
Ora ono jus alpukat
Ora ono soto babat
Opo maneh pengamen lewat
Onone mung siksa malaikat

Ayo konco sing sregep ngaji
Lakune setan ojo dituruti
(ayo... ayo... ayo...)

Kapan maneh nek ra saiki
Mumpung durung ana njero bumi
Mumpung durung disaleni mori

Nyanyian ini aku rekam diatas bus Prayogo dalam perjalanan antara Jogja-Purwokerto

Tuesday, July 11, 2006

Wajah Baru

Alhamdulillah...
Akhirnya selesai juga ganti lay out "catatan kecil"-ku
Konsep warnanya ga jauh beda dari yang dulu. Teuteup BLUE (he he he)
Tapi yang sekarang lebih jelas warna birunya

Setelah lihat-lihat template blog, lay out inilah yang akhirnya terpilih.
Konsep Nautica.Ada suasana kedalaman laut yang bikin adem...
OK selamat berlalang buana di "catatan kecil"-ku

Monday, July 10, 2006

Edelweis



Jangan kau bawakan edelweis untukku
Ku tau peluh, keringat dan rintangan untuk mendapatkannya
Sungguh...
Bukanku tak menghargaimu
Karna saat ditanganku
Edelweismu itu akan merana
Bukan bunga abadi lagi
Dan akan mati

Biarkan edelweis tetap disana
Tetap berseri
Tetap abadi

Ku yakin kan jauh lebih indah
Jika kau bawa aku serta
Menyusuri tebing dan jurang sang paku bumi
Tuk menikmati padang edelweis
Ya...
Edelweis yang suci
Edelweis yang berseri
Edelweis yang abadi

=================================================
Nulis ini abis baca "5 cm"

Wednesday, July 05, 2006

Puisi Cinta Sang Accounting

Wahai belahan jiwaku...
Debetlah cintaku di neraca hatimu
Kan ku jurnal setiap transaksi rindumu
Hingga setebal Laporan Keuanganku

Wahai kekasih hatiku...
Jadikan aku manager investasi cintamu
Kan ku hedging kasih dan sayangmu
Di setiap lembaran portofolio hatiku
Bila masa jatuh tempo tlah tiba
Jangan kau retur kenangan indah kita
Biarlah ia bersemayam di Reksadana asmara
Berkelana di antara Aktiva dan Passiva
Wahai mutiara kalbu ku
Hanya kau lah Master Budget hatiku
Inventory cintaku yang syahdu
General Ledger ku yang tak lekang ditelan waktu

Wahai bidadariku.
Rekonsiliasikanlah hatiku dan hatimu
Seimbangkanlah neraca saldo kita
Yang membalut laporan laba rugi kita
Dan cerahkanlah laporan arus kas kita selamanya

Ehm... lucu juga (Kiriman e-mail dari sebuah milist)

Thursday, June 29, 2006

K E B A K A R A N !!!!

Sekitar jam setengah dua siang tadi alarm di kantor bunyi.Ada apa nih? Ada pengecekan alarm lagi? Tapi kok tidak ada pemberitahuan. Kami masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Malah ada yang masih meeting dengan satuan kerja lain.

Tiba-tiba dua orang dari bagian pengamanan masuk ruangan sambil berteriak "Kebakaran!!... Kebakaran!!! Cepat turun lewat tangga darurat" Ups, suasana menjadi gelap, listrik juga sudah mati.Dengan membawa barang-barang yang penting orang-orang berlarian menuju tangga darurat.
Tangga darurat penuh dengan orang yang menyelamatkan diri. Ruanganku berada di lantai tertinggi gedung ini, lantai 10. Setiap lantai tambah banyak yang turun.

Setelah penuh dengan perjuangan, akhirnya sampe juga ke lantai dasar. Semua orang dievakuasi ke lapangan. Dari lapangan inilah kami sadar kalau yang terjadi sebenarnya hanyalah simulasi balakar yang diadakan oleh pihak Pengamanan. Temanku yang sedang hamil 7 bulan sudah diberitahu sebelumnya, jadi dia sudah turun ke lantai dasar sekitar jam 2. Tapi beberapa teman yang hamil di lantai lain tidak diberitahukan oleh bagiannya. Mba Dinar yang hamil 8 bulan kelihatan pucat ketika sampai di lantai dasar.

Selama sekitar 30 menit kami belum boleh masuk ke ruangan kantor. Pihak Pengamanan masih melakukan simulasi evakuasi dan penyelamatan korban. Ada simulasi pemadaman api sampai simulasi menurunkan korban dari lantai 4 menggunakan tali pengaman.
Alhamdulillah, ternyata cuma simulasi. Tapi kaki lumayan pegel juga ya...

Tuesday, June 13, 2006

Temukan Epifani Anda

oleh Syahril Syam

Apa itu epifani?

Epifani didefenisikan sebagai peristiwa istimewa dalam kehidupan seseorang yang menjadi titik balik dalam kehidupannya. Pengaruhnya berbeda-beda, bisa negatif atau positif, bergantung pada apakah epifaninya besar atau kecil.

Contoh menarik dari sebuah epifani adalah kisah yang dialami oleh Martin Seligman. Martin Seligman adalah seorang profesor di bidang psikologi. Psikologi yang digelutinya dulu adalah psikologi yang senantiasa berorientasi pada sifat-sifat buruk manusia. Bahkan pada saat sekarang ini pun banyak pakar psikologi yang memulai analisanya pada sifat-sifat negatif manusia. Apa yang menyebabkan manusia berperangai buruk? Kenapa manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan negatif? Ini adalah sebagian pertanyaan yang senantiasa menggambarkan psikologi kita. Pada intinya manusia itu bertabiat buruk, sehingga perilaku-perilaku aneh manusia, selalu dicari sebab-sebab negatif yang menyebabkannya.

Psikologi senantiasa berkutat pada kekurangan-kekurangan manusia, dan penyakit-penyakit kejiwaan. Tidak ada satu pun aliran psikologi yang membahas dan fokus pada kekuatan-kekuatan manusia. Aliran psikologi yang berkutat pada kelebihan-kelebihan manusia inilah, yang diusung oleh Martin Seligman. Seperti yang telah saya gambarkan, bahwa Seligman pun dulu bergelut dengan psikologi "negatif" hingga beliau menemukan epifaninya.

Martin Seligman kemudian mengisahkan dirinya:

“Waktu itu saya sedang menyiangi taman kami bersama putri saya, Nikki, yang berumur lima tahun. Saya harus mengakui bahwa walaupun telah menulis sebuah buku dan banyak artikel tentang anak-anak, saya tidak terlalu pandai menghadapi mereka. Saya berorientasi-tujuan dan hemat waktu, dan ketika menyiangi taman, saya hanya menyiangi. Namun, Nikki melemparkan rumput-rumput liar itu ke udara sambil menari dan menyanyi. Oleh karena dia mengganggu, saya berteriak kepadanya, dan dia berjalan menjauh.

Beberapa menit kemudian dia kembali, dan berkata, "Ayah, aku ingin bicara dengan Ayah."

"Ya, Nikki?"

"Ayah ingat sebelum ultahku yang ke-5? Sejak berumur 3 tahun sampai 5 tahun, aku suka merengek. Aku merengek setiap hari. Pada hari ultahku yang ke-5, aku memutuskan untuk tidak lagi merengek. Itu hal tersulit yang pernah kulakukan. Dan kalau aku bisa berhenti merengek, Ayah juga bisa berhenti menjadi penggerutu."

Setelah "menemukan" epifani di atas, Martin Seligman kemudian berkata, "Ini ilham bagi saya. Perkataan Nikki tepat sasaran. Saya memang penggerutu. Saya telah menghabiskan lima puluh tahun hidup saya sebagian besar dengan cuaca mendung di dalam jiwa, dan sepuluh tahun terakhir saya bagaikan awan nimbus yang berjalan di sebuah rumah tangga yang disinari mentari. Nasib apa pun yang saya dapatkan barangkali bukan karena saya seorang penggerutu, lebih tepatnya saya tetap bernasib baik walaupun saya penggerutu. Pada saat itu, saya memutuskan untuk berubah." Dan pada akhirnya, Martin Seligman kemudian melahirkan sebuah aliran baru dalam psikologi, yang disebutnya sebagai Psikologi Positif. Jika selama ini psikologi selalu meneliti penyakit-penyakit kejiwaan pada manusia, maka psikologi positif ini memfokuskan dirinya untuk meneliti kekuatan-kekuatan dan kelebihan-kelebihan yang ada pada manusia, yang akan mengantarkan dirinya untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.



Kita telah melihat sebuah epifani dari Martin Seligman. Saya ingin mengajak Anda untuk melihat sebuah epifani yang dialami oleh Malcolm.

Kisah ini dituturkan oleh Mark Victor Hansen:

"Pada suatu akhir pekan, seorang pria bernama Malcolm, bertempat tinggal di Vancouver, mengajak tunangannya berjalan-jalan melewati hutan utama British Columbia. Entah bagaimana mereka terjebak di antara seekor induk beruang dan anak-anaknya. Induk beruang itu, karena ingin melindungi anak-anaknya, menarik dan mencengkeram tunangan Malcolm. Tinggi badan Malcolm hanya sekitar 157 cm, sedangkan beruang itu sangat besar. Namun, dia mempunyai keberanian dan berhasil membebaskan tunangannya. Kemudian, induk beruang menangkap Malcolm dan mulai meremukkan setiap tulang pokok di tubuhnya. Induk beruang mengakhiri serangan dengan menancapkan cakarnya pada wajah Malcolm dan mencakar lurus hingga ke kepala bagian belakang.

Ajaib, ternyata Malcolm tetap hidup. Selama delapan tahun dia berulang-ulang menjalani operasi pemulihan. Selama itu, para dokter telah melakukan semua bedah kosmetik yang mungkin bisa mereka lakukan. Namun, semua itu tidak cukup menolong Malcolm dan Malcolm memandang dirinya sebagai si buruk rupa. Dia tidak ingin lagi tampil di hadapan umum. Oleh karena itu, pada suatu hari Malcolm naik dengan kursi rodanya ke atap lantai-sepuluh gedung pusat rehabilitasi. Ketika sedang bersiap-siap untuk mendorong tubuhnya melintasi batas bangunan, ayahnya muncul. Sebelumnya, sang ayah mendengar bisikan hatinya yang menyuruh dia untuk menemui anaknya.

Pada waktu yang tepat, sang ayah muncul di puncak tangga dan berkata, "Malcolm, tunggu sebentar." Mendengar suara ayahnya, Malcolm membalikkan badan di atas kursi rodanya. Ayahnya berkata, "Malcolm, setiap manusia memiliki bekas luka di suatu tempat yang tersembunyi dalam dirinya. Rata-rata mereka menyembunyikannya dengan senyuman, kosmetik, dan pakaian indah. Kebetulan kau harus memakai bekas luka itu di bagian luar. Namun, kita semua sama, Anakku. Kita sama-sama punya luka." Malcolm tidak lagi mampu melompat dari atap gedung itu.

Tidak lama kemudian, seorang teman membawakan beberapa rekaman kaset mengenai motivasi. Pada salah satu kaset, dia menyimak kisah Paul Jeffers, yang kehilangan pendengarannya pada usia empat puluh dua tahun dan berhasil menjadi salah satu wiraniaga terkenal di dunia. Malcolm mendengar saat Paul berkata, "Halangan diberikan kepada orang-orang biasa agar mereka menjadi luar biasa." Malcolm berkata pada dirinya sendiri, "Itu kan saya. Saya luar biasa!"

Malcolm harus melawan rasa takut ditolak karena fisiknya kini cacat. Dia bangun setiap hari dengan kesadaran bahwa selalu ada kemungkinan (untuk ditolak), namun dia tetap melangkah maju sedikit demi sedikit. Malcolm memutuskan untuk bekerja sebagai wiraniaga asuransi – suatu pekerjaan yang akan menghadapkan dia pada penolakan berkali-kali setiap hari. Dia memutuskan untuk menjadikan kekurangannya yang utama sebagai modal. Dia memasang foto diri pada kartu bisnisnya, dan ketika dia memberikannya kepada orang lain, dia akan berkata, "Saya buruk rupa di luar, tetapi ganteng di dalam jika saja Anda punya kesempatan untuk mengenal saya." Setahun kemudian, Malcolm menjadi agen asuransi nomor satu di Vancouver.”

Malcolm telah menemukan epifaninya, dan hal itu telah mengubah hidupnya. Epifani ini adalah sejenis pembimbing. Setiap orang yang ingin sukses, "haruslah" memiliki pembimbing. Dalam buku The One Minute Millionaire, dijelaskan bahwa pembimbing itu tidak harus manusia. Apa pun yang membuat Anda mengubah arah kehidupan Anda bisa berfungsi sebagai pembimbing.



Tiba-tiba saya teringat lagi sebuah epifani yang dialami oleh Huo Yuanji – seorang ahli Wu Shu cina, yang memopulerkan Wu Shu di dunia (Cerita mengenai Huo Yuanji telah difilmkan dengan judul “Fearless” yang diperankan oleh Jet Li). Peristiwa pertama yang mengubah hidup Huo Yuanji adalah kekalahan ayahnya – sebagai ahli Wu Shu – pada pertandingan bela diri antar sesama ahli bela diri. Sebenarnya ayahnya telah menang, akan tetapi pada pukulan terakhir, ayahnya menahan pukulan, sehingga membuat lawannya memanfaatkan kesempatan ini untuk membuatnya ke luar arena, hingga dinyatakan kalah. Dan inilah kekalahan pertama ayahnya. Kekalahan itu membuat Huo Yuanji terpukul dan bersumpah untuk tidak terkalahkan dengan mengalahkan lawan-lawannya, dengan menggunakan kemampuan Wu Shu, yang menjadi tradisi bela diri di keluarganya. Inilah epifani pertama dalam hidupnya.

Pertandingan demi pertandingan dilewati dan tidak satu pun lawannya yang mampu mengalahkannya, hingga menjadikan dirinya sombong. Ibunya sering menasehati bahwa lawan terbesarnya adalah dirinya sendiri. Hingga suatu ketika, kesombongan dan kepongahannya membawa dendam pada keluarga lawan yang dibunuhnya. Dan hal ini mengakibatkan kematian ibu dan anak tercintanya. Inilah epifani kedua dari Huo Yuanji.

Epifani itu telah membawanya ke suatu desa, dimana penduduk desa itu mengajarkan arti hidup yang sesungguhnya pada dirinya. Huo Yuanji pun kemudian mengubah lagi hidupnya. Dia tampil sebagai ahli bela diri Wu Shu yang bijaksana, yang bukan mencari lawan tapi senantiasa mencari teman. Pertandingan bela diri dijadikan untuk intropeksi diri, melihat kekurangan-kekurangan dirinya untuk kemudian diperbaiki. Ia telah memahami nasehat ibunya untuk mengalahkan diri sendiri, dan telah memahami kenapa ayahnya dulu tidak jadi melanjutkan pukulannya di saat ayahnya hampir menang.



Risalah:

Huo Yuanji telah beberapa kali mengalami epifani. Dan, setiap epifani telah menjadi pengubah dan pelajaran bagi hidupnya. Saya sendiri pun telah mengalami epifani. Menurut saya epifani itu bukanlah peristiwa yang dicari-cari. Anda tidak harus bertanding dengan beruang untuk menjadi seperti Malcolm. Anda tidak harus menjadi penggerutu dan memiliki anak yang menegur Anda untuk menjadi seperti Seligman. Begitu pula Anda tidak harus menjadi ahli bela diri Wu Shu yang sombong untuk menjadi seperti Huo Yuanji. Yang perlu Anda lakukan adalah membuka pikiran Anda untuk senantiasa memperhatikan detil-detil kehidupan Anda. Karena boleh jadi epifani itu terjadi ketika Anda membaca sebuah buku, atau mungkin ketika Anda membaca artikel sederhana ini. Temukan Epifani Anda dengan senatiasa membuka pikiran Anda setiap saat!

Monday, June 05, 2006

Selamat Hari Lahir, Pak...

Hari ini usia Bapak genap 56 tahun (ehm... bentar lagi pensiun ya Pak). Mudah-mudahan Allah memberikan usia yang barokah dan kesehatan buat Bapak.
Malam tadi telpon Bapak, berbagai cerita menjadi bahan obrolan kami.
Bapak belum jadi ke Jogja untuk menengok keadaan keluarga Jogja pasca gempa. Kesehatan beliau agak drop dari Jumat pagi, belum memungkinkan untuk beliau melakukan perjalanan jauh. Agak kagok aku mengucapkan selamat langsung ke beliau, padahal pas hari lahirku beliau sempatkan telpon saat istirahat siang. "Selamet ulang taun yo Nduk, mugo-mugo Allah maringi umur sing berkah. Arep ma'em nganggo opo, milih dewe. Bapak ra weruh opo sing ono nang kono, tapi yo mbayar dewe...." begitu ucapan beliau yang masih terngiang walaupun sudah beberapa bulan yang lalu.

Bapak adalah salah seorang yang sangat berperan di kehidupanku. Sosok beliau yang tegas dan disiplin membuat beliau disegani. Suka berorganisasi dan memberikan wadah berkreasi untuk anak-anak. Ketika aku ingin belajar tari jawa klasik, beliau membuat sebuah sanggar agar aku dan teman-temanku belajar tari. Begitu pula saat beliau ingin anak-anak mengaji dibuatlah TPA.

Aku dekat dengan bapak karena selisih umurku dengan adik hanya 18 bulan. Sejak kelahiran adik praktis aku lebih sering bersama beliau. Beliau sangat sabar mendidik kami. masih teringat betapa sabarnya beliau mengajarkan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju, menyertika. Beliau membuat kegiatan itu seperti bermain sehingga aku merasa enjoy. Beliau tidak marah walaupun baju safari kesayangannya jadi "korban" sertikaku.

Beliau yang merasa sangat kehilangan ketika aku kuliah di Jogja. Kata ibu, bapak sampai tidak bisa tidur 3 malam.

Bapak teman diskusi yang asyik, apalagi mengenai organisasi. Beliau sudah akrab dengan dunia organisasi sejak di SMP.Entah sudah berapa organisasi yang pernah beliau geluti mulai dari pramuka, organisasi keagamaan, organisasi politik, lembaga di kecamatan.

Ditengah kesibukan beliau masih sempat untuk mengantarku. Bahkan ketika tes di Jakarta pun aku masih diantar beliau. Sampai teman SMA yang aku pinjami tempat untuk menginap bisa menebak aku datang dengan siapa.

Sebuah lagu dari Ada Band mewakili rasa sayangku pada beliau....

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Reff:
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

Thursday, June 01, 2006

Pelajaran Hari Ini

Hari ini aku dapat pelajaran berharga....

JANGAN PERNAH TERGANTUNG PADA ORANG LAIN
AKAN MEMBUAT DIRIMU MUDAH DILECEHKAN
BERDIRILAH DENGAN KAKIMU SENDIRI
WALAUPUN KADANG HAMPIR TERJATUH KARENA TERPAAN BADAI


Dan Aku masih yakin...
Aku masih bisa berlari
Dengan atau tanpamu

Sunday, May 28, 2006

Mudik

Ah.. rasanya tidak sabar menunggu kesempatan untuk pulang ke Tegal. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Pemerintah berbaik hati memberikan cuti bersama tambahan di hari besar keagamaan yang jatuh di hari Kamis. Jadi aku bisa mudik malam Kamis kemarin (23 Mei). Seperti biasa aku mudik dengan Kereta Api bareng Nadia yang mengunjungi suaminya di Tegal. Tentu saja tiket kereta sudah kami pesan 2 minggu sebelumnya. Karena long weekend stasiun Senen penuh sesak dengan orang yang ingin mudik memanfaatkan kesempatan.

Entah kenapa agak males packing untuk mudik kali ini, mungkin karena harus packing untuk dua perjalanan sekaligus. Satu mudik ke Tegal dan dilanjutkan dinas ke Surabaya. Melihat barang-barang yang harus di packing untuk ke Surabaya ,hm... udah pusing. Memang sudah aku putuskan untuk balik lagi ke Jakarta malam Ahad. Beberapa teman kantor menganjurkan aku brangkat dinas dari Tegal saja, tapi aku pikir terlalu ribet bawaannya. Lagi pula kereta yang dari Tegal ke Surabaya adanya cuma malam hari (berarti sampai Surabaya sekitar Subuh).

Tiga hari dua malam di rumah adalah saat-saat yang menyenangkan. Bagaimana tidak acara kumpul semua anggota keluarga menjadi acara yang agak susah untuk diwujudkan akhir-akhir ini. Aku dan Arif tinggal di Jakarta, sementara Bapak, Ibu dan Uzi di Tegal. Kalaupun ada libur kadang aku yang ga bisa pulang atau Arif yang sedang sibuk.

Beberapa kegiatan yang sangat menyenangkan waktu di rumah:
* Menemani Bapak jalan-jalan pagi
Untuk liburan kali ini Bapak minta ditemani jalan-jalan ke Pantai. Pantai Larangan kurang lebih 4 KM dari rumahku. Kita jalan-jalan di bibir pantai dan merasakan butiran pasir dan deburan ombak. Biasanya tempat yang sering Bapak dan Aku pakai untuk jalan-jalan itu pantai, lapangan olahraga, atau jalan desa (klo ini ada 2 rute, biasanya ditanya Bapak dulu mau ke Utara atau Selatan). Di acara jalan-jalan ini aku jadikan sebagai ajang ngobrol berdua dengan Bapak. Bahan Obrolan bisa apa aja mulai dari kegiatan Bapak di Sekolah, organisasi atau sekitar keluargaku sampai obrolan tentang negara.

* Ngobrol bareng sekeluarga
Acara ngobrol ini pasti dimulai dari sesampainya aku di rumah, walaupun aku sampai rumah biasanya jam 1 pagi. Acara ini juga biasa diadakan abis makan baik sarapan, makan pagi atau makan malam. Terlebih pada saat minum teh bersama di sore hari kita sering membahas kegiatan masing-masing tentu saja disisipi canda tawa.

* Belanja di Pasar
Kegiatan ini dulu menjadi tugasku setiap hari Ahad. Pasar adalah tempat bermain pada masa kecilku. Ibu pernah jualan di pasar, sampai-sampai Aku dan Arif pulang TK bukan pulang ke rumah tapi ke pasar. Belanja ke pasar lebih menyenangkan karena bisa memilih apa yang akan jadi menu makanan kami hari itu. Dan tentu saja harga di pasar Tegal jauh lebih murah dari pada di Jakarta.

* Masak buat keluarga
Wah acara ini tidak bisa aku lakukan di kost. Bukan hanya peralatan masaknya yang kurang lengkap, tapi juga tidak ada yang memakannya. Di rumah aku boleh masak apa saja yang aku suka. Kebetulan habis dari Pantai aku dan Bapak mampir ke penjual ikan segar. Jadilah menu sayur asem, goreng kakap dan Cumi menu makanan hari itu. Ehm.. yummy... apalagi bareng keluarga.

* Silaturahim dengan saudara yang lebih tua
Rumah yang wajib aku datangi adalah rumah Mbah dari Ibu. Selain itu ada Bulik Tuk dan Mbak Par (adik Bapak dan sepupuku) yang kebetulan tinggal satu desa. Dulu Bulik dan Mba Par ikut bersama keluarga kami. Setelah menikah mereka pindah ke rumah suaminya yang memang sedesa dengan kami. Ada juga Mbah Mah, sepupu Mbahku sekaligus pengasuh ibuku waktu kecil, beliau sudah dianggap sebagai keluarga yang paling dekat. Selain itu aku punya kebiasaan mampir ke rumah saudara sepanjang jalan menuju pasar. Padahal hampir sebagian besar toko di tepi jalan adalah keluarga besar ibu. Kadang hanya sekedar mampir sebentar atau bersalaman.

* Silaturahim dengan Sahabat dan keluarganya
Ini salah satu kegiatan yang pasti aku lakukan jika pulang ke rumah. Paling tidak ada rumah dua sahabatku yang sering aku datangi.Ngobrol dengan dua sahabatku yang kebetulan guru ini sangat menyenangkan. Kadang mengingat masa lalu. Update kabar tentang teman-teman yang lain. Ataupun curhat atau membahas masa depan masing-masing menjadi bahan pembicaraan kami

Karena Mudik menyenangkan, maka acara mudik selalu aku rindukan.....

Saturday, May 27, 2006

Kabar Jogja hari ini...

Aku baru tahu ada gempa di Jogja sekitar jam 9 pagi, ketika Nono mampir ke rumah setelah mengawasi ujian di sekolahnya. Aku langsung menyalakan televisi dan terkejut melihat berita banyak korban yang meninggal dan kerusakan yang parah.

Aku langsung telepon Paklikku yang tinggal dekat dengan rumah Mbah tapi HPnya tidak bisa dihubungi. Beberapa saat kemudian sekitar jam 10 aku hubungi nomor Bulik berhasil terhubung. Aku bicara dengan Paklik, Alhamdulillah keadaan keluarga di Kulonprogo baik, hanya sedikit lecet-lecet. Gempanya terasa kuat, sampai untuk berlari keluar rumah pun gentayangan. Rumah Paklik hanya retak ringan, sementara rumah Mbah agak rusak, dinding dapur roboh. Mungkin karena dinding itu sudah lumayan tua. Kata Paklik rumah di depan toko beliau roboh rata dengan tanah, pendopo kecamatan dekat situ juga roboh. Sementara SD tempat Irfan dan Aji (dua sepupuku) sekolah rusak parah, tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Setelah menghubungi keluarga, aku menghubungi beberapa temanku yang di Jogja. Beberapa teman tidak bisa dihubungi HP-nya membuatku agak panik. Berhasil menghubungi seorang teman yang lokasinya di sekitar UGM sekitar 10.30, dia bilang keadaanya baik, minta aku untuk hubungi temanku yang berada di Bantul dan membelikan dia voucher pulsa untuk berkomunikasi dengan keluarganya di luar jawa.Ketika kami sedang ngobrol tiba-tiba dia berteriak histeris minta dido'akan karena gempa susulan yang lumayan kuat terjadi lagi.

Kemudian aku mencoba contact temanku yang di Bantul. Baru terhubung sekitar jam 11 lewat. Dia bilang keadaannya baik, keluarganya juga selamat. Rumah yang didiami keluarganya rusak parah, hanya 1/3 yang dindingnya masih berdiri. Minta berita itu diteruskan ke teman2 yag lain. Pada saat itu katanya beredar isu tsunami sehingga orang berduyun-duyun meninggalkan kota menuju tempat yang lebih tinggi.

Aku coba hubungi teman yang lain alhamdulillah semua selamat, hanya beberapa genting rumah rusak. Hanya keluarga Mba Noel yang di kompleks Madukismo yang tidak bisa dihubungi.

Pagi ini sekitar jam 6 kurang memang aku rasakan gempa di Tegal, getaranya lumayan kuat. Awalnya aku menyangka anemiaku datang, karena biasanya habis jongkok aku agak pusing. Tapi pas dilihat lampu ikut bergoyang aku pastikan itu gempa. Waktu aku tanya ke Bapak beliau juga merasakan yang sama. Aku, Bapak dan Ibu lari keluar rumah. tapi aku tidak menyangka gempa yang kuat terjadi di Jogja.

Sampai hari ini sudah 3000 an korban jiwa yang ada di Jogja-Klaten dan sekitarnya. Ini foto-foto yang diambil Mas Yulianta yang sedang mudik ke Jogja. Entah berapa ribu rumah yang rata dengan tanah. Mudah-mudahan saudara-saudara yang tertimpa bencana bisa sabar, dan menghadapinya dengan tabah. Dan kita bergotong royong untuk membantunya sebisa kita.

Friday, May 05, 2006

Andai Saja Dijual di Toko...

"Andai saja dijual di toko,aku akan beli sekarang juga", begitu jawaban seorang sahabatku ketika ditanya oleh orang-orang di sekitarnya tentang kapan dia menikah. Dan seorang sahabat yang lain sampai males untuk mudik ke kampung halamannya karena di rumah selalu dihadapkan oleh sebuah kata "Pernikahan". "Jenuh dikejar-kejar terus untuk nikah, emangnya mencari jodoh semudah membalikkan tangan?" kata mereka. Kisah dua sahabatku ini merupakan sebagian kecil kisah yang dialami oleh banyak perempuan yang belum menikah.

Pertanyaan "kapan" menjadi sebuah pertanyaan yang sangat sensitif bagi perempuan apalagi ketika usia melewati seperempat abad. Bahkan ada yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara pernikahan ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Atau bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.

Aku sempat terkejut dengan pernyataan seorang teman yang sudah berumur kepala tiga, " Kalau pun sampai nanti akhir hayatku akhirnya aku tidak bersuami, itu bukan kehendakku. Aku ngga berdosa kan? Aku mencoba membesarkan hatinya, "Sabar mba... jangan putus asa. Kita masih wajib ikhtiar. Allah menciptakan makhluk berpasang-pasangan, mungkin sekarang belum ketemu saja. Kalau suatu saat Allah mempertemukan pasti akan dimudahkan menuju pernikahan.

Sebenarnya bukannya mereka tidak ingin untuk segera menyempurnakan separuh Din. Kadang masalahnya tidak sesederhana yang ada di benakku. Ada yang punya banyak kriteria. Ada juga yang orang tua yang menuntut lebih.

Menurut Fauzil Adhim, banyaknya muslimah yang belum menikah di usianya yang sudah cukup rawan bukannya tidak siap, tetapi karena mereka tidak pernah mempersiapkan diri. Kesiapan disini, termasuk di dalamnya adalah kesiapan untuk menerima calon yang tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebenarnya, meski jika ditilik kembali sesungguhnya lelaki tersebut sudah memiliki persyaratan yang ’sedikit’ lebih dibanding lelaki biasa.

===========================================================

Dini hari aku terima telpon dari rumah
Obrolan panjang yang sempat membuatku menitikan airmata
Sebuah permintaan tulus dari Bapak agarku lebih memikirkan "masa depan"
"Ojo terlena nduk... Ikhtiar... Do'a sing bener, Bapak ibu yo ndo'ake tenanan"
Wah... mba'yu kayaknya giliranku dah dimulai nih ^-^

Wednesday, April 26, 2006

Kisah Empat Lilin

Ada 4 lilin yang menyala,

Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata:
"Aku adalah Damai."
"Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"

Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
"Aku adalah Iman."
"Sayang aku tak berguna lagi."
"Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."

Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
"Aku adalah Cinta"
"Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala."
"Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna."
"Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya."

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.

Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
"Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

" Akulah H A R A P A N "

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita....dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

Monday, April 24, 2006

B R O W N I E S

Waah... ada oleh-oleh dari yang baru dinas ke Bandung nih. Tentunya makanan berwarna coklat yang bernama Brownies tidak ketinggalan, karena brownies kukus merupakan oleh-oleh khas dari Bandung. Sejarah dari brownies sendiri ada berbagai versi, salah satunya adalah Brownies ditemukan oleh seorang Dosen pada tahun 1890-an. Saat itu sang dosen sedang mempraktekan membuat kue tapi kue itu tidak mengembang alias bantat. Karena tidak mau malu di depan mahasiswanya dosen itu mengatakan bahwa kue yang dibuatnya adalah kue jenis baru yang dia namakan Brownies.


Ngomong-ngomong tentang brownies, nama kue yang manis ini diangkat menjadi judul sebuah film layar lebar beberapa taun yang lalu. Pemerannya Marcella Zalianti. Aku pernah nonton filmnya, pas ditayangin di sebuah televisi swasta sih (soalnya males banget klo nonton di bioskop, temen-temenku ga punya selera yang sama). Kemarin temanku bawa novelnya, yah kaya script film Brownies. Lumayan buat bacaan sambil nunggu teman yang ngajak ketemuan di daerah Menteng (hampir setengah novel ini aku abisin waktu menunggumu lho...).

Film Brownies menceritakan tentang lika-liku kehidupan Mel seorang eksekutif muda yang merasa hancur seluruh hidupnya karena ditinggal Djoe, tunangannya. Menceritakan bagaimana Didi dan suaminya berusaha membantu sahabatnya (Mel) untuk bangkit lagi. Di situ hadirlah Are, seorang novelis yang membuka sebuah toko buku (mirip Cafe konsepnya). Si Are ini seorang yang pandai membuat brownies, sedangkan Mel walaupun beratus-ratus kali mencoba membuat kue itu tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Dari brownies inilah kisah mereka teruntai....

Ehm... aku jadi ingat kemarin pas ngumpul di Kaliurang-Jogja, brownies sempat muncul di pembicaraan kami. Brownies mengingatkan kami pada seorang sahabat yang sekarang sudah menjadi seorang umi. Dulu dia sering membuatkan kami brownies kalo mudik ke kampung halamannya. Seorang sahabat yang terus terang kami kangen kamu.

Dan di film Brownies ini aku menemukan arti namaku yang lain. Penasaran?? liat aja filmnya lagi atau baca novelnya ^-^

Wednesday, April 19, 2006

Matahari Odi bersinar karena Maghfi


Aku tertarik buku ini setelah membaca sebuah ceritanya di blog Taqin. jadi pas jalan-jalan di Islamic Book Fair kemarin langsung beli. Buku ini merupakan karya Neno Warisman yang kedua, setelah buku pertamanya yang bertajuk "Izinkan Aku Bertutur". Membaca buku ini benar-benar seperti mendengar cerita dari Mbak Neno ( betul kata M. Fauzil Adhim dalam pengantarnya.Empat jam menjelajahi halaman demi halaman buku "Matahari Odi bersinar karena Maghfi" serasa berada di rumah Mbak Neno. Sebenarnya buku ini berkisah tentang interaksi sang Bunda ( Neno warisman ) dan ketiga anaknya ( yang juga sebagai ilustrator isi buku bunda nya ) Giffari Zaka Waly ( Giff ), Maghfira Izzani Maulani ( Maghfi ) dan Raudyatuzzahra Ramadhani ( Odi ) , ada 24 judul berbeda di dalamnya dan isinya di kemas dalam tulisan seolah-olah si pembaca sedang penonton opera keluarga. Tempat kejadian "opera" itu pun bervariasi ada di ruang tamu, tempat tidur, bahkan dapur.

Saya akui buku ini memang buku pengasuhan anak yang menggetarkan. Ada banyak keteladanan dan hikmah yang ada didalamnya. Benar-benar salut dengan cara mendidik yang dipakai oleh mbak Neno. Cara berinteraksinya, bagaimana berdiskusi dengan anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah (yang kadang tidak pernah terlintas dalam benak kita) dan yang lebih hebat lagi bagaimana menghadirkan dan melibatkan Allah dalam setiap momen, melandasi aqidah anak sedari kecil dengan mengoptimalkan masa ”Golden Age”nya. Yang jelas membaca buku ini bisa bikin mupeng dan membuatku smakin sadar bahwa jadi ibu itu perlu ilmu. Kayaknya 2 buku selanjutnya wajib ditunggu nih (buku ini bagian dari trilogi)

Nah coba apa yang mereka bilang di pengantar buku ini
“Mbak Neno, selalu saja ada yang membuat saya harus menangis, berfikir dan menerawang tentang alangkah masih kurangnya saya belajar menjadi orangtua setiap kali saya baca tulisan2 Njenengan. Di buku ini saya merasakan setiap tulisan benar-benar berbicara, hidup dan menyentuh…”
( Mohammad Fauzil Adhim, penulis, kolumnis parenting Majalah hidayatullah )

“..buku karya Neno Warisman ini benar-benar cocok di baca oleh siapa saja yang ingin menghadirkan kegembiraan, ketakjuban dan cinta ! bahasanya mengalir indah, mengesankan dan materinya memuat sesuatu yang dapat melangitkan jiwa…”
( hernowo , penulis 23 buku )

‘ ..Kumpulan cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman langsung Neno dalam mendidik anak-anaknya ini memberikan masukan yang sangat berharga bagi para orangtua dan terasa sangat menyejukkan..” (Astri Ivo, ibu)

Thursday, April 06, 2006

Servlet dan JSP

Definisi Servlet
Java Applet merupakan aplikasi yang telah terkenal, client melakukan download terhadap applet lewat web browser. Begitu telah sampai dibrowser kemudian dijalankan oleh Java Virtual Machine di web browser tersebut. Java applet adalah solusi untuk sisi client sementara servlet semacam applet disisi server.
Sehingga servlet bisa didefinisikan :
1. Servlet serupa applet, hanya berjalan di server bukan di browser.
2. Servlet adalah fasilitas pengembangan aplikasi independen dan interaktif.
3. Servlet merupakan metode aman pengolahan transaksi informasi yang dimiliki client dengan SSL (Secure Socket Layer transmisi data).
4. Servlet menuruni fitur-fitur yang dimiliki J2EE.
5. Servlet bertumpu pada komponen guna ulang cross platform yang disebut JavaBeans dan EJB.Kebutuhan untuk menjalankan sebuah servlet adalah:
• Web Server yang mendukung servlet API
• Client yang meminta layanan yang disediakan oleh servlet

Manfaat dan Keunggulan Java Servlet
Karena servlet dieksekusi di server, isu-isu keamanan di applet menjadi tidak ada. Dengan cara ini membuka banyak peluang yang tidak mungkin atau sulit dilakukan oleh applet, misalnya:
1. Komunikasi dengan sistem lama lewat CORBA, RMI, socket dan native cell dapat dilakukan
2. Web Browser tidak berkomunikasi secara langsung dengan servlet, servlet dieksekusi oleh web server yang berarti jika web server telah aman di belakang firewall, maka servlet telah aman.


Sedangkan keunggulan servlet jika dibandingkan dengan CGI:
1. Servlet adalah persistent
2. Servlet berjalan secara cepat
3. Servlet adalah platform independen
4. Servlet mudah diperluas
5. Servlet adalah aman
6. Servlet dapat digunakan dengan beragam client

Mekanisme Pelaksanaan Servlet
1. Client (biasanya web browser) membuat permintaan lewat HTTP
2. Web server menerima dan melewatkan ke servlet. Jika servlet belum dimuat ke memori web server akan memuatkan ke Java Virtual Machine dan akan mengeksekusinya
3. Server menerima permintaan HTTP dan melakukan pengolahan
4. Servlet akan mengirimkan tanggapan ke web server
5. Web server akan meneruskan tanggapan ke client

JSP
JSP merupakan perluasan teknologi Java Servlet. JSP adalah teknologi yang mengkombinasikan HTML dengan java untuk membangun halaman web dinamis. Karena JSP dibangun di atas java dan HTML, teknologinya tidak dibatasi suatu platform atau server spesifik.

Arsitektur JSP
Komponen JSP:
1. Web server adalah perangkat lunak yang menerima permintaan dan mengirim informasi balik , jawaban yang akan ditampilkan browser.
2. Container adalah perangkat lunak yang menyimpan file JSP, servlet, mentransformasikan file JSP menjadi servlet, mengkompilasi dan menjalankan servlet untuk menghasilkan HTML.

Mekanisme Kerja JSP
1. Web server mengirimkan permintaan satu halaman JSP
2. Web server mengenali file .jsp di URL yang diminta browser, mengindikasikan sumber daya yang diminta adalah halaman JSP, dan harus ditangani JSP engine
3. Halaman JSP itu kemudian diterjemahkan menjadi java class yang kemudian dikompilasi menjadi servlet. Penerjemahan dan kompilasi hanya dilakukan sekali saat JSP pertama kali dipanggil atau saat terjadi perubahan JSP.

Ehm... ini ringkasan PMK ku buat knowledge sharing besok