Thursday, November 30, 2006

Denpasar

Setelah tgl 24-26 November 2006 pergi ke Medan, giliran kota selanjutnya yang aku datangi dalam rangka perjalanan dinas adalah Denpasar. Aku sampai kost ahad malam jam 23.00 WIB dan harus berangkat ke bandara Soekarno Hatta lagi jam 05.30 tanggal 27 November 2006. Pulang dari Medan sempet dejavu bentar di kamar kost, bener ya aku harus pergi lagi besok pagi-pagi?. Setelah selesai mandi baru packing untuk dinas ke Denpasar.

Alarm HP bunyi jam 04.00 WIB, setelah mandi pagi dan sholat Subuh aku cek ulang bawaan untuk perjalanan dinas kali ini. Sarapan sekedarnya dengan bika ambon yang aku bawa dari Medan. Trus ke teras nunggu jemputan datang.

Lumayan juga harus flight pertama, harus ke bandara pagi-pagi padahal baru pulang dari dinas juga. Aku satu pesawat dengan Nuke, Bu Ina, Mas Ari, Mbak Fenny dan Mas Rony. Dari Bandara Ngurah Rai kami langsung menuju kantor di Denpasar. Kita cek perlengkapan komputer yang akan digunakan training besok pagi. Ternyata dari penyewaan siang itu belum lengkap seluruh komputernya.Akhirnya check ini ke hotel Ramada Bintang Bali dulu dan makan siang di Kuta Square. Kita bertiga (Mas Ari, Mas Rony dan aku) baru bisa mulai setting jaringan sore hari dan baru selesai jam 02.30 WITA. Dari planning A sampai D kita lakukan untuk persiapan training aplikasi ini. Karena ternyata jaringan untuk intranet yang tersedia cuma satu port, sedangkan kita menggunakan 30 PC untuk pelatihan itu.

Hari Selasa tanggal 28 November 2006 full dengan acara pelatihan di kantor, bantuin Mas Rony ngasih materi. Pelatihan di Denpasar ini diperuntukan bagi wakil pegawai yang ada di Indonesia timur dan beberapa dari kantor pusat. Untuk Indonesia bagian barat rencananya pelatihan akan diadakan di Padang.

Aku baru bisa jalan-jalan dan membeli beberapa oleh-oleh malam Rabu. Berenam,kami menyusuri Kuta square, membeli tas, kalung, dan sandal titipan beberapa teman. Dan oleh-oleh makanan untuk teman kantor dan kost.

Rabu pagi Aku, Nuke dan Mbak Feny menikmati pasir putih di pantai belakang hotel. Tidak cukup bagus sih pemandangannya, tapi lumayan untuk melepas kejenuhan setelah beberapa hari full dangan kerjaan. Jam 11.00 WITA harus check out dari hotel, Bali sepi banget hari ini karena sebagian besar masyarakatnya sedang merayakan hari raya Galungan. Sempat mampir ke Joger untuk beli kaos ternyata toko kaos khas Bali ini juga tutup.

DaNaU tObA

MEDAN

Jum'at tgl 24 November 2006 aku dinas ke Medan lagi.Ini kedua kalinya aku dinas ke Medan,ke Medan pertama kali saat sosialisasi Sistem Pelaporan Bank sedangkan kali ini dalam rangka review dan outing satu direktorat. Take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.00 WIB, lama penerbangan sekitar 2 jam. Hotel Tiara jadi tempat menginapku lagi, di hotel ini kita mengadakan rapat review Direktorat.

Setelah rapat selesai, sekitar pukul 23.00 WIB digelar acara pesta Duren. Sehabis makan Duren beberapa teman jalan-jalan ke Merdeka Walk dan putar-putar kota Medan dengan becak motor.

Sabtu pagi rombonganku meninggalkan hotel Tiara, kita melakukan city tour di Medan.Tempat yang didatangi adalah Istana Maimun dan Masjid Raya. Sehabis city tour perjalanan dilanjutkan menuju Parapat melalui Berastagi.

BERASTAGI
Bus yang mengantar kami transit di Berastagi sekitar satu jam. Di tempat ini banyak dijual oleh-oleh khas seperti terong Belanda, kaos dan baju Berastagi.Aku beli beberapa souvenir untuk adikku.

Asal nama Berastagi dari Beras ta agi yang artinya "beras kita mana dek". Alkisah ada sepasang suami istri yang akan berbulan madu ke gunung. Ketika melewati daerah itu sang suami menanyakan ke istrinya apakah dia sudah membawa beras.

AIR TERJUN SIPISO-PISO
Kita transit lagi di Air terjun Sipiso-piso untuk makan siang dan sholat. Pemandangannya bagus di satu sisi kita disuguhkan keindahan air terjun. Disisi yang lain pemandangan danau toba menyejukan hati.

PARAPAT
Akhirnya sampai ke Parapat jam 17.00 WIB, menginap di Hotel Niagara. Kita menikmati makan malam dengan iringan Uning-uningan dilanjutkan acara kebersamaan. Pagi harinya kita menuju Danau Toba.









DANAU TOBA

Menurut legenda orang Batak alkisah di Parapat hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Suatu hari Toba memancing di sungai dan memperoleh ikan yang besar. Ternyata ikan besar tersebut jelmaan dari seorang perempuan cantik. Akhirnya Toba menikah dengan perempuan jelmaan itu dengan satu syarat, Toba tidak boleh memaki anaknya dengan sebutan anak ikan. Tahun pun berlalu, Toba mempunyai anak yang bernama Samosir. Samosir ini anak yang tidak kuat menahan lapar.
Suatu hari Samosir disuruh ibunya untuk mengantarkan nasi ke ladang untuk bapaknya. Karena perjalanan yang cukup jauh Samosir merasa lapar dan memakan nasi bekal yang disediakan untuk bapaknya. Toba marah kepada anaknya dengan tidak sadar dia memaki anaknya dengan sebutan anak ikan. Samosir menangis dan mengadu kepada ibunya, kemudian oleh siibu Samosir dibawa ke puncak gunung. Disana dua anak beranak tersebut menangis sampai menggenangi dataran rendah disekitarnya.Akhirnya tempat Samosir tinggal di sebut pulau Samosir, sedangkan ibunya terjun ke danau Toba menjadi ikan lagi. Saat terjun rambutnya ada yang tersangkut, yang konon sekarang menjadi batu gantung.

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik sebesar 100km x 30km di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengahnya terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar ribuan saja.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

PULAU SAMOSIR

Dari Parapat kita memakai fery menuju pulau yang ada ditengah-tengah danau Toba. Desa yang kita kunjungi bernama desa Tomok. Disana kita menikmati tarian Sigalegale dan melihat Kuburan Raja Sidabutar. Disini juga banyak oleh-oleh khas danau Toba. Dan bisa foto-foto juga.

Tuesday, November 21, 2006

Keracunan Ikan

Tadi pagi aku sarapan nasi kuning dengan ikan tongkol sebagai lauknya. Habis sarapan aku melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Sejam setelah makan aku merasakan sesuatu yang tidak beres dengan badanku. Kepalaku tiba-tiba pusing (padahal dari tadi pagi kondisiku fit).Wajahku panas dan pipi jadi memerah, malah sempet dikirain pakai blush on (padahal mana pernah aku ke kantor pakai blush on).Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke poliklinik kantor. Pas perjalanan menuju poliklinik aku ketemu mas Andre,dari bagian TI, wajahnya memerah juga. Akhirnya aku tanya apa dia abis makan ikan tongkol juga. Ternyata sama, dia sarapan ikan tongkol juga beli di tempat yang sama denganku. Deg.. jangan-jangan yang dikatakan bu Ina benar, aku keracunan makanan.

Kondisiku saat daftar di poliklinik sudah ga karuan, tambah pusing dan panas. Pas ditanya petugas pendaftaran mau periksa dengan dokter siapa, aku jawab siapa saja asal cepat. Mas Andre dan aku diperiksa dokter yang sama, dokter Arif, giliran mas Andre lebih dulu daripada aku. Pas aku masuk ruang praktek dokter Arif langsung nebak, habis makan ikan juga ya?. Dokter juga menanyakan aku ada alergi tidak? Dalam riwayat kesehatanku aku tidak punya alergi apapun. Karena sudah dua orang dengan gejala serupa maka dokter bilang kemungkinan ikan yang mengakibatkan kami keracunan. Tekanan darahku diperiksa, kalo kurang dari 100 maka harus diobservasi di poliklinik sehari plus diinfus. Alhamdulillah tekanan darahku 110/70 jadi tidak perlu diinfus.Dokter Arif ngasih obat 3 jenis, dan pesannya kalo nanti siang kondisiku tambah drop harus periksa lagi di poliklinik untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.

Alhamdulillah setelah minum obat berangsur-angsur kondisiku membaik. Wajah sudah normal (tidak blushy lagi).Dan sudah bisa meneruskan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Makasih dok, jangan bosen ya sudah 3 kali aku konsul ke dokter. Makasih Bu Ina sarannya untuk cepat-cepat ke poliklinik, ternyata teman Bu Ina punya pengalaman yang lebih buruk dari aku. Keracunan yang tidak dirasa malah berakibat parah. Pembuluh darah di matanya pecah sampai matanya berwarna merah. Akhirnya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Makasih mas Gina yang memberikan tips memilih ikan segar(kalo ikan segar sih aku masih bisa milih mas, nah kalo sudah berwujud makanan jadi kan ga kelihatan). Intinya dengan kejadian ini aku lebih hati-hati dalam memilih makanan.

Thursday, November 02, 2006

Kompensasi?

Seorang teman menanyakan kepadaku tentang keputusanku melanjutkan kuliah lagi. Dia tanyakan keputusan itu apakah sebuah kompensasi dari suatu agenda yang akhirnya tidak terjadi. Aku tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dalam fikiranku tidak terbersit hal itu. Malah aku baru ingat kalau keputusan kuliah bersamaan dengan agenda yang gagal.

Dalam fikiranku kuliah bukanlah satu pelarian. Kuliah adalah sebuah agenda untuk menepati janji pada diriku sendiri. Dan yang pasti kuliah sarana untuk mendobrak "comfort zone" yang kadang dirasakan oleh seorang pegawai seperti aku. Dan ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari dari sejak aku belum kerja. hanya saja tahun kemarin pending karena aku masih harus adaptasi dengan lingkungan kerja baru dan tempat tinggal yang baru.

Jadi, teman percayalah bahwa kuliah lagi bukan sebuah kompensasi. Dan do'akan saja temanmu ini terus mendapat pilihan yang terbaik. Amin..