Sunday, August 29, 2010

Manajemen Keuangan Keluarga

Suatu hari sepulang dari kantor Abang bercerita, dia habis diskusi dengan teman kantornya tentang pengelolaan keuangan keluarga. Dua teman Abang ini baru saja menikah, salah satunya bertanya "Apa tidak khawatir kalau semua tentang keuangan keluarga di pegang istri?". Abang jawab "Aku percaya istriku bisa, makanya aku pilih dia. Kalau ada pengelolaan yang salah ya tinggal tegur aja" (dengar cerita ini mukaku agak blink2 hehehe)



Dalam sebuah rumah tangga pengelolaan keuangan memang penting. Pola pengelolaannya tiap keluarga mungkin berbeda. Ada yang keuangannya tetap terpisah, ada yang digabung, ada yang sistem jatah bulanan. Semuanya pilihan, tergantung dengan kondisi masing-masing.

Dulu waktu kecil dirumah dikondisikan oleh ortu kalau minta uang ke Ibu, sekarang baru aku sadari kalau sebenarnya keluargaku menganut ekonomi terpusat (duuh bahasanya...) bahwa mymom is the boss untuk masalah keuangan. Dan salah satu ajaran yang masih terngiang di pikiranku adalah filosofi manusia bukan ayam. Kata bapaku kalau ayam itu dikasih makan ya dihabiskan untuk hari itu saja, tidak memikirkan besok. Nah kalau manusia harusnya bisa buat planning yang bagus untuk keuangannya, bukankah manusia sudah dipersenjatai akal pikiran oleh Tuhan :)

Ngomong-ngomong tentang perencanaan keuangan, sebelum menikah kami sudah mendiskusikannya, siapa yang jadi PIC untuk ini. Kami juga sudah blak-blakan tentang kewajiban keuangan masing-masing, termasuk hutang (kalau ada) serta planning ke depannya.

Awal-awal menikah memang agak keteteran memenejnya, karena aku belum terbiasa mengelola keuangan untuk keluarga. Baru setelah 3 bulan ketemu dengan pola keuangan yang pas untuk pos-pos pengeluaran dan berapa besarannya. Akhirnya sekarang setiap bulan aku bisa menyusun laporan pengeluaran dan rancangan bulan berikutnya untuk bosku :) Walaupun demikian aku masih harus belajar tentang pengelolaan keuangan, tentang investasi, dana pensiun, asuransi dan sebagainya. Untungnya sekarang aku bisa belajar hal itu via internet, banyak situs tentang perencanaan keuangan seperti Ligwina Hananto, Safir senduk dan junior Planner.

Friday, May 14, 2010

Liburan part 1 (Belajar Membatik)

Liburan ini sudah dirancang sekitar sebulan yang lalu. Awalnya Abang ingin jalan-jalan ke Jogja tapi pas melihat anggaran rumah tangga kami, aku selaku menteri keuangan keluarga tidak merekomendasikan liburan jauh. Dana liburan kami tidak cukup untuk ke Jogja apalagi ke luar negeri (kayak muridnya Ligwina Hananto saja). Akhirnya disusunlah rencana liburan di Jakarta dengan konsep seperti darmawisata (mengingat masa sekolah dulu).

Hari pertama kami jalan-jalan ke Museum Tekstil Jakarta. Museum ini terletak di Jl. K.S Tubun no.4 Jakarta Barat, no telepon yang bisa dihubungi : 021-5606613. HTM nya murah, untuk orang dewasa Rp.2.000, mahasiswa Rp.1.000, sedangkan untuk anak-anak Rp.600. Ada juga paket belajar batik singkat Rp. 35.000 perorang (sudah termasuk HTM).

Ruang display di museum ini tidak terlalu besar, satu bangunan dengan sekitar 10 ruangan display. Jumlah barang yang batik yang dipamerkan juga sedikit. Terlebih jika sudah pernah ke museum Ulen Sentalu di Jogjakarta, koleksi batik di museum tekstil jauh lebih sedikit. Koleksi batik yang ada dari berbagai daerah, antara lain dari Pekalongan, Jogja, Solo, Palembang dan Bengkulu.Selain ruang display, ada juga perpustakaan, ruang konservasi, toko seni, taman pewarna alam dan ruang workshop

Sesuai dengan rencana kami ambil paket batik singkat, jadi setelah keliling museum kami menuju ruang workshop. Kami langsung menemui ibu-ibu petugas disana. Oleh ibu itu kami diberi kain seukuran sapu tangan kemudian disuruh memilih pola yang akan kami batik. Setelah gambar kami pilih kegiatan selanjutnya adalah mola. Lihat kan Abang serius banget bikin pola batik di kain :)

Langkah selanjutnya adalah membatik gambar pola yang sudah dibuat tadi. Perlengkapan yang digunakan adalah canting, malam yang dipanaskan, kompor dan wajan. Pertama nya kain yang sudah dipola diletakan pada bulatan (kalau ga salah namanya midangan) agar kain tetap terentang. Sehabis itu mulai lah proses batiknya dengan mencelupkan canting ke wajan yang berisi malam panas, kemudian baru dituliskan ke kain sesuai pola yang sudah dibuat.

Tips untuk pemula: pilihlah motif yang tidak terlalu rumit. Setelah canting dicelupkan ke wajan jangan lupa untuk menyekanya ke gerabah tempat kompor agar malam tidak menetes. Kemudian tegakkan midangan untuk memudahkan membatik, dan seringlah untuk mengganti malam karena jika malam terlalu lama di canting akan membuat malam beku karena dingin, hal ini dapat menyebabkan canting macet. 
Setelah satu sisi kain selesai dibatik, dilanjutkan dengan membatik sisi lainnya agar kain batik bolak-balik sama.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pewarnaan pada kain batik. Proses pewarnaannya berkali-kali, kami melilih warna biru, pertama kain dimasukan ke warna kuning, kemudian warna biru, dibersihkan dengan air bening kemudian dimasukan ke warna biru lagi. Setelah diwarnai kain direbus untk menghilangkan malam. Nah selesailah proses membatik, inilah hasil praktek membatik kami, bagus kan :)