Aku baru tahu ada gempa di Jogja sekitar jam 9 pagi, ketika Nono mampir ke rumah setelah mengawasi ujian di sekolahnya. Aku langsung menyalakan televisi dan terkejut melihat berita banyak korban yang meninggal dan kerusakan yang parah.
Aku langsung telepon Paklikku yang tinggal dekat dengan rumah Mbah tapi HPnya tidak bisa dihubungi. Beberapa saat kemudian sekitar jam 10 aku hubungi nomor Bulik berhasil terhubung. Aku bicara dengan Paklik, Alhamdulillah keadaan keluarga di Kulonprogo baik, hanya sedikit lecet-lecet. Gempanya terasa kuat, sampai untuk berlari keluar rumah pun gentayangan. Rumah Paklik hanya retak ringan, sementara rumah Mbah agak rusak, dinding dapur roboh. Mungkin karena dinding itu sudah lumayan tua. Kata Paklik rumah di depan toko beliau roboh rata dengan tanah, pendopo kecamatan dekat situ juga roboh. Sementara SD tempat Irfan dan Aji (dua sepupuku) sekolah rusak parah, tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Setelah menghubungi keluarga, aku menghubungi beberapa temanku yang di Jogja. Beberapa teman tidak bisa dihubungi HP-nya membuatku agak panik. Berhasil menghubungi seorang teman yang lokasinya di sekitar UGM sekitar 10.30, dia bilang keadaanya baik, minta aku untuk hubungi temanku yang berada di Bantul dan membelikan dia voucher pulsa untuk berkomunikasi dengan keluarganya di luar jawa.Ketika kami sedang ngobrol tiba-tiba dia berteriak histeris minta dido'akan karena gempa susulan yang lumayan kuat terjadi lagi.
Kemudian aku mencoba contact temanku yang di Bantul. Baru terhubung sekitar jam 11 lewat. Dia bilang keadaannya baik, keluarganya juga selamat. Rumah yang didiami keluarganya rusak parah, hanya 1/3 yang dindingnya masih berdiri. Minta berita itu diteruskan ke teman2 yag lain. Pada saat itu katanya beredar isu tsunami sehingga orang berduyun-duyun meninggalkan kota menuju tempat yang lebih tinggi.
Aku coba hubungi teman yang lain alhamdulillah semua selamat, hanya beberapa genting rumah rusak. Hanya keluarga Mba Noel yang di kompleks Madukismo yang tidak bisa dihubungi.
Pagi ini sekitar jam 6 kurang memang aku rasakan gempa di Tegal, getaranya lumayan kuat. Awalnya aku menyangka anemiaku datang, karena biasanya habis jongkok aku agak pusing. Tapi pas dilihat lampu ikut bergoyang aku pastikan itu gempa. Waktu aku tanya ke Bapak beliau juga merasakan yang sama. Aku, Bapak dan Ibu lari keluar rumah. tapi aku tidak menyangka gempa yang kuat terjadi di Jogja.
Sampai hari ini sudah 3000 an korban jiwa yang ada di Jogja-Klaten dan sekitarnya. Ini foto-foto yang diambil Mas Yulianta yang sedang mudik ke Jogja. Entah berapa ribu rumah yang rata dengan tanah. Mudah-mudahan saudara-saudara yang tertimpa bencana bisa sabar, dan menghadapinya dengan tabah. Dan kita bergotong royong untuk membantunya sebisa kita.
No comments:
Post a Comment