Saturday, June 11, 2011

Perlindungan

Sebulan yang lalu saya diinvite seorang teman untuk masuk FB Group komunitas saat kuliah. Senang rasanya bertemu lagi dengan teman-teman lama (walau tidak bertatap muka). Yang muncul dalam group itu adalah kenangan-kenangan baik yang indah maupun yang buruk saat kami masih berkumpul.


Setelah beberapa minggu muncul berita duka dari beberapa member komunitas terkait keluarganya. Ada tiga berita duka dalam seminggu. Kabar yang pertama yaitu meninggalnya seorang teman karena sakit jantung, beliau meninggal di rumah sakit dengan biaya perawatan yang cukup besar. Persoalan lainnya adalah karena beliau singgle  parent dengan dua orang anak yang masih kecil, tentunya dua anak ini perlu biaya pendidikan. Berita duka yang kedua adalah meninggalnya anak seorang teman akibat sakit, dan biaya perawatannya yang terasa berat untuk ukuran perekonomian orang tuanya. Berita duka yang ketiga adalah meninggalnya suami seorang teman dan lagi-lagi meninggalkan hutang pada rumah sakit.

Tiga peristiwa tersebut membuat saya berpikir ternyata perlindungan (asuransi) kesehatan sangat diperlukan. Dengan perlindungan yang tepat tentunya akan menghindarkan kita dari peristiwa-peristiwa di atas. Memang benar tidak semua penyakit bisa ditanggung oleh perusahaan asuransi, itu yang perlu kita pelajari dengan seksama pada saat polis asuransi. Tapi setidaknya biaya rumah sakit yang sekarang ini dirasa sangat mahal dapat ditutup dari asuransi (untuk kasus radang tenggorokan saja menghabiskan 500 ribu jika berobat di rumah sakit di jakarta). Sayangnya di negeri ini kesadaran orang untuk berasuransi masih rendah. Saya bersyukur karena untuk urusan kesehatan sudah dicover oleh tempat saya dan suami bekerja.


Selain perlindungan kesehatan, perlindungan atas jiwa pencari nafkah juga menjadi penting. Perlindungan jiwa ini berguna jika pencari nafkah meninggal maka kehidupan perekonomian keluarga yang ditinggalkan tidak terganggu, termasuk pendidikan anak-anak. Naah...ini masih menjadi PR untuk saya, masih mencari yang klop.

Sunday, August 29, 2010

Manajemen Keuangan Keluarga

Suatu hari sepulang dari kantor Abang bercerita, dia habis diskusi dengan teman kantornya tentang pengelolaan keuangan keluarga. Dua teman Abang ini baru saja menikah, salah satunya bertanya "Apa tidak khawatir kalau semua tentang keuangan keluarga di pegang istri?". Abang jawab "Aku percaya istriku bisa, makanya aku pilih dia. Kalau ada pengelolaan yang salah ya tinggal tegur aja" (dengar cerita ini mukaku agak blink2 hehehe)



Dalam sebuah rumah tangga pengelolaan keuangan memang penting. Pola pengelolaannya tiap keluarga mungkin berbeda. Ada yang keuangannya tetap terpisah, ada yang digabung, ada yang sistem jatah bulanan. Semuanya pilihan, tergantung dengan kondisi masing-masing.

Dulu waktu kecil dirumah dikondisikan oleh ortu kalau minta uang ke Ibu, sekarang baru aku sadari kalau sebenarnya keluargaku menganut ekonomi terpusat (duuh bahasanya...) bahwa mymom is the boss untuk masalah keuangan. Dan salah satu ajaran yang masih terngiang di pikiranku adalah filosofi manusia bukan ayam. Kata bapaku kalau ayam itu dikasih makan ya dihabiskan untuk hari itu saja, tidak memikirkan besok. Nah kalau manusia harusnya bisa buat planning yang bagus untuk keuangannya, bukankah manusia sudah dipersenjatai akal pikiran oleh Tuhan :)

Ngomong-ngomong tentang perencanaan keuangan, sebelum menikah kami sudah mendiskusikannya, siapa yang jadi PIC untuk ini. Kami juga sudah blak-blakan tentang kewajiban keuangan masing-masing, termasuk hutang (kalau ada) serta planning ke depannya.

Awal-awal menikah memang agak keteteran memenejnya, karena aku belum terbiasa mengelola keuangan untuk keluarga. Baru setelah 3 bulan ketemu dengan pola keuangan yang pas untuk pos-pos pengeluaran dan berapa besarannya. Akhirnya sekarang setiap bulan aku bisa menyusun laporan pengeluaran dan rancangan bulan berikutnya untuk bosku :) Walaupun demikian aku masih harus belajar tentang pengelolaan keuangan, tentang investasi, dana pensiun, asuransi dan sebagainya. Untungnya sekarang aku bisa belajar hal itu via internet, banyak situs tentang perencanaan keuangan seperti Ligwina Hananto, Safir senduk dan junior Planner.

Friday, May 14, 2010

Liburan part 1 (Belajar Membatik)

Liburan ini sudah dirancang sekitar sebulan yang lalu. Awalnya Abang ingin jalan-jalan ke Jogja tapi pas melihat anggaran rumah tangga kami, aku selaku menteri keuangan keluarga tidak merekomendasikan liburan jauh. Dana liburan kami tidak cukup untuk ke Jogja apalagi ke luar negeri (kayak muridnya Ligwina Hananto saja). Akhirnya disusunlah rencana liburan di Jakarta dengan konsep seperti darmawisata (mengingat masa sekolah dulu).

Hari pertama kami jalan-jalan ke Museum Tekstil Jakarta. Museum ini terletak di Jl. K.S Tubun no.4 Jakarta Barat, no telepon yang bisa dihubungi : 021-5606613. HTM nya murah, untuk orang dewasa Rp.2.000, mahasiswa Rp.1.000, sedangkan untuk anak-anak Rp.600. Ada juga paket belajar batik singkat Rp. 35.000 perorang (sudah termasuk HTM).

Ruang display di museum ini tidak terlalu besar, satu bangunan dengan sekitar 10 ruangan display. Jumlah barang yang batik yang dipamerkan juga sedikit. Terlebih jika sudah pernah ke museum Ulen Sentalu di Jogjakarta, koleksi batik di museum tekstil jauh lebih sedikit. Koleksi batik yang ada dari berbagai daerah, antara lain dari Pekalongan, Jogja, Solo, Palembang dan Bengkulu.Selain ruang display, ada juga perpustakaan, ruang konservasi, toko seni, taman pewarna alam dan ruang workshop

Sesuai dengan rencana kami ambil paket batik singkat, jadi setelah keliling museum kami menuju ruang workshop. Kami langsung menemui ibu-ibu petugas disana. Oleh ibu itu kami diberi kain seukuran sapu tangan kemudian disuruh memilih pola yang akan kami batik. Setelah gambar kami pilih kegiatan selanjutnya adalah mola. Lihat kan Abang serius banget bikin pola batik di kain :)

Langkah selanjutnya adalah membatik gambar pola yang sudah dibuat tadi. Perlengkapan yang digunakan adalah canting, malam yang dipanaskan, kompor dan wajan. Pertama nya kain yang sudah dipola diletakan pada bulatan (kalau ga salah namanya midangan) agar kain tetap terentang. Sehabis itu mulai lah proses batiknya dengan mencelupkan canting ke wajan yang berisi malam panas, kemudian baru dituliskan ke kain sesuai pola yang sudah dibuat.

Tips untuk pemula: pilihlah motif yang tidak terlalu rumit. Setelah canting dicelupkan ke wajan jangan lupa untuk menyekanya ke gerabah tempat kompor agar malam tidak menetes. Kemudian tegakkan midangan untuk memudahkan membatik, dan seringlah untuk mengganti malam karena jika malam terlalu lama di canting akan membuat malam beku karena dingin, hal ini dapat menyebabkan canting macet. 
Setelah satu sisi kain selesai dibatik, dilanjutkan dengan membatik sisi lainnya agar kain batik bolak-balik sama.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pewarnaan pada kain batik. Proses pewarnaannya berkali-kali, kami melilih warna biru, pertama kain dimasukan ke warna kuning, kemudian warna biru, dibersihkan dengan air bening kemudian dimasukan ke warna biru lagi. Setelah diwarnai kain direbus untk menghilangkan malam. Nah selesailah proses membatik, inilah hasil praktek membatik kami, bagus kan :) 
                                                                          

Thursday, December 17, 2009

KeTeMu DoKteR GiGi

Akhirnya bisa ketemu juga dengan dokter gigi di Poliklinik kantor, setelah janji sebelumnya gagal karena sang dokter harus menghadiri rapat. Aku buat janji dengan dokter sekitar dua minggu yang lalu, dan ditentukan hari H nya adalah hari ini. Pagi-pagi aku telpon lagi klinik giginya buat memastikan urutan dan jadwal pastinya jam berapa. Dapat jadwal jam 11 siang, lumayan lah beberapa kerjaan udah selesai kalau jam segitu.

Sampai di klinik dokter masih menangani pasien yang urutannya diatasku. Giliranku masuk saat jam di dinding menunjukan 11.30. Dokter menanyakan keluhanku, aku bilang mau bersihin gigi saja. Pada saat beraksi dokter berkomentar masalah gigi geraham kiri bawah. "Mba gigi geraham bawahnya tumbuhnya ga normal nih, dia tumbuhnya berbaring. Lama-kelamaan nanti bisa menyebabkan lubang gigi geraham depannya". Dalam hatiku berkata konsul dokter gigi sebelumnya juga sudah disuruh rongent gigi, dan dokternya pun menganjurkan untuk dicabut.

Selesai dibersihkan, dokter menjelaskan lagi posisi gigi geraham itu.
Dokter : "Kalau tidak dicabut bisa menyebabkan gigi di depannya keropos dan berlubang di bagian bawahnya karena sisa makanan bisa masuk diantara dua gigi itu dan susah dibersihkan karena tidak kelihatan."
Aku :" Bisa dicabut disini Dok?"
Dokter :" Ga bisa dicabut disini mba, harus ke dokter Bedah Mulut karena harus dilakukan pembedahan. Kalau sudah siap mba datang kesini dulu, nanti saya kasih surat untuk Rongent Paranomic. Setelah itu baru saya kasih surat rujukan ke dokter Bedah Mulut" (dokter pun menyebutkan jadwal dokter Bedah Mulut drujukan kantor)
Aku :" Ok Dok, Terima kasih"

Dudududu.. harus cabut gigi ya, padahal sudah lupa tuh rasanya cabut gigi. Terakhir cabut gigi dulu banget pas masih SD. Sampai di bagian ditanyain Mba Iin, setelah aku cerita dia malah cerita suaminya pernah cabut gigi juga (kasusnya hampir sama, geraham bungsunya tumbuh miring). "Sakit Ni, pakai bengkak dua hari, coba tanya Tyo dia juga cabut gigi sebelum SAMAPTA". Jadi, mau cabut gigi ga ya? Cerita dulu ah sama Hubby :)

Wednesday, December 09, 2009

Pindahan Kamar (lagi)

Sabtu, 5 Desember 2009, kami pindahan kamar (lagi). Kalau dihitung-hitung di tempat kost sekarang aku sudah pindahan kamar 5 kali (nunggu 7 kali mungkin, kayak anak kucing hehehe). Tiga kali pindah sebelum merit, 2 kali pindah setelah punya suami. Dari mulai kamar yang ukurannya paling kecil sampai sekarang di kamar yang ukurannya paling besar.

Pindahan kamar dimulai sekitar jam 10, memang agak kesiangan sih karena aku tertidur lagi sekitar jam 6 hehehe (bangun jam 03.30 trus jam 6 ngantuk lagi, alesan mode on). Untungnya pindahan sekarang dibantuin pak Jamal, jadi urusan angkat-angkat lemari pakaian, rak buku dan spring bed jadi urusan Abang dan Pak Jamal. Aku bagian yang ringan-ringan dan merapikan barang-barang. Wuih.. ternyata banyak juga barang-barang kami, gak kebayang kalau pindahan ke rumah, bisa-bisa pake kontainer :D Alhamdulillah acara rapiin barang selesai jam 22.00, semua buku (2 rak buku), pakaian dan bahan makanan sudah diletakan dengan apik di tempat masing-masing.

Kali ini alasan yang membuat kami berdua memutuskan pindah kamar adalah kamar yang sekarang lebih gedhe (5 x 6 meter) dan sirkulasi udara lebih bagus. Dengan luas kamar yang lumayan ini aku berharap barang-barang kami lebih tertata, kami juga lebih punya ruang untuk interaksi plus bisa untuk mengumpulkan barang (niatnya mau nambah sofa dan beberapa alat rumah tangga). Untuk tujuan terakhir niatnya jika sudah pindah rumah tidak terlalu banyak membeli barang lagi, karena sudah mulai dicicil dari sekarang.

Sunday, November 08, 2009

1st anniversary

Sabtu kemarin genap satu tahun usia pernikahan kami. Niat awalnya sih seharian di rumah karena ada beberapa hal yang harus dikerjakan. Tapi sampai siang listrik di rumah mati, udah gitu bateray laptop pun habis (alamat kerjaan pending). Dan yang paling menyedihkan temennya M-fish (ikan peliharaan kami) mati gara-gara gelembung udaranya ngga nyala. M-fish juga sempat sekarat tapi masih sempat diselamatkan, akhirnya cepat-cepat diganti air aquariumnya
Akhirnya kami pergi ke Indocomptech, pameran komputer di JCC Senayan. Setelah searching dapat juga hadiah untuk anniversary :)
Aku dibeliin softcase laptop, abang dibeliin wireless mouse & head set, dan kado buat kita pakai bersama sebuah usb modem (coz usb modem yang lama udah sering ngadat).

Anniversary ini kita juga candle light dinner lho... hehehe (sok romantis banget nih)
Jadi ceritanya setelah jalan-jalan di pameran, kami makan di Bakso Tembak Senayan. Pas itu listrik di rumah makan itu mati karena ada trafo yang meledak. Jadilah kami berdua makan dengan disinari cahaya lilin.

Hari minggu nya diadakan syukuran kecil-kecilan di rumah. Kami makan bareng nasi kuning buatan ibu mertua.

Yang pasti kami syukuri kebersamaan kami selama setaun. Dan berdo'a untuk masa depan yang lebih baik, cepet punya momongan dan selalu dilimpahi dengan kebarokahan.

Tuesday, May 06, 2008

UAN, Ibu-ibu pun Ikut Deg-degan

Kemarin pagi sebuah sms datang ke handphoneku dari adek sepupuku, Imam:

"Mba Nia minta do'anya, supaya aq bisa/dberi kemudahan dlm mengerjakan UN & supaya lulus dg nilai yang terbaik."

Tanggal 22 April 2008 aku juga menerima sms yang senada dari Uzy, adeku yang sekarang kelas 3 SMA:


"Assalamu'alaikum Mba', Zy minta do'anya wat ngadepin UAN nih, makasih y Mba"


Membalas sms mereka aku cuma ngasih nasihat untuk teliti (dicheck kembali jawaban
yang sudah ditulis), tidak terburu-buru dan cukup istirahat.Apalagi buat Imam, sepupuku ini baru sembuh dari sakit tgl 30 April kemarin, jadi masih harus banyak istirahat.

Dengan standar nilai yang dinaikan menjadi 5.25 serta penambahan pelajaran yang
di-UAN kan tidak hanya membuat deg-degan adek-adeku. Ibu dan Bulik juga dilanda harap
harap cemas. Selain sms dengan adek-adeku aku juga sempet telponan dengan Ibu dan Buliku.Di dalam hati mereka terbesit pertanyaan "Bisa ga buah hatinya menyelesaikan UAN dengan baik".

Ibuku sempet komentar:
"Dulu pas kamu dan Arif ujian Ibu bisa tenang. Tapi sekarang pas Uzy ujian,Ibu ikutan
tidur malam dan deg-degan"