Tuesday, May 06, 2008

UAN, Ibu-ibu pun Ikut Deg-degan

Kemarin pagi sebuah sms datang ke handphoneku dari adek sepupuku, Imam:

"Mba Nia minta do'anya, supaya aq bisa/dberi kemudahan dlm mengerjakan UN & supaya lulus dg nilai yang terbaik."

Tanggal 22 April 2008 aku juga menerima sms yang senada dari Uzy, adeku yang sekarang kelas 3 SMA:


"Assalamu'alaikum Mba', Zy minta do'anya wat ngadepin UAN nih, makasih y Mba"


Membalas sms mereka aku cuma ngasih nasihat untuk teliti (dicheck kembali jawaban
yang sudah ditulis), tidak terburu-buru dan cukup istirahat.Apalagi buat Imam, sepupuku ini baru sembuh dari sakit tgl 30 April kemarin, jadi masih harus banyak istirahat.

Dengan standar nilai yang dinaikan menjadi 5.25 serta penambahan pelajaran yang
di-UAN kan tidak hanya membuat deg-degan adek-adeku. Ibu dan Bulik juga dilanda harap
harap cemas. Selain sms dengan adek-adeku aku juga sempet telponan dengan Ibu dan Buliku.Di dalam hati mereka terbesit pertanyaan "Bisa ga buah hatinya menyelesaikan UAN dengan baik".

Ibuku sempet komentar:
"Dulu pas kamu dan Arif ujian Ibu bisa tenang. Tapi sekarang pas Uzy ujian,Ibu ikutan
tidur malam dan deg-degan"

Thursday, March 27, 2008

Wisata Kuliner ala Tegal

Pertama kali yang ada di benak orang kalo dengar kata Tegal yang terlintas langsung Warteg. Yup, warteg alias Warung Tegal memang bertebaran dimana-mana. Icon warung murah meriah memang melekat pada Warteg.

Kali ini bukan mau membahas tentang Warteg tetapi makanan-makanan khas Tegal. Ada beberapa makanan yang sayang untuk dilewatkan jika anda berkunjung ke Tegal, sebut saja Sauto, Sate Kambing, Kupat Bongkok dan Kupat Glabed.

Sauto
Pada dasarnya makanan ini mirip dengan soto, dilihat dari isinya ada ayam/jeroan(babat) dan tauge (kecambah kacang hijau). Walaupun kedengarannya mirip dengan Soto, yang membedakan antara sauto dengan soto adalah bumbunya. Sauto memakai tauco (kedelai yang diragi) sebagai bumbu utamanya. Memang jika orang yang baru mencoba rasanya agak sedikit aneh, perpaduan antara manis dan sedikit asam. Sebagai pelengkap diatas sajian Sauto ditambah dengan potongan daun bawang dan taburan bawang goreng yang menggugah selera.

Tempat makan Sauto yang biasa dikunjungi adalah di daerah Pasar Senggol (dekat masjid Agung Kota Tegal) dan Warung Sedap Malam di daerah Talang. Porsinya yang satu mangkok kecil mungkin kurang begitu nendang.

Sate Kambing
Sate dari daerah Tegal berbahan dasar daging kambing muda yang dipotong dadu. Potongan ini disusun pada tusuk yang terbuat dari bambu atau tulang daun kelapa(lidi) dikombinasikan dengan lemak (gajih) dan hati. Biasanya satu tusuk sate terdiri dari satu hati (diletakkan di paling belakang), tiga potong daging dan dua gajih/lemak (yang diletakkan di tengah-tengah) Kemudian daging sate dibakar di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa sampai matang. Sate Tegal biasa dihidangkan dengan bumbu sambal kecap yang terdiri dari kecap manis, cabai rawit, bawang merah dan tomat. Di Tegal sate dijual dengan satuan kodi (=20 tusuk sate).

Kupat Bongkok
Jangan membayangkan jika penjual kupat yang satu ini adalah orang yang Bongkok. Nama Bongkok diambil dari nama desa asal resep kupat ini berasal. Makanan dengan bahan dasar ketupat ini disuguhkan dengan tauge, sayur tempe dan sambal yang berisi krupuk mi. Untuk sentuhan akhirnya ditambahkan dengan kecap manis di atasnya.




Kupat Glabed

Kupat dengan sayur kuning plus potongan tempe kecil memang menjadi makanan yang memikat untuk dicoba karena warna kuningnya yang menawan serta kekentalan kuahnya. Glabed dalam bahasa Tegal berarti kental. Pelengkap makanan ini adalah sate kerang
(bukur) atau pun sate kikil yang dibumbu pedas. Penjual Kupat Glabed khas Randugunting ini biasa ditemui di alun-alun Tegal.




Tahu Aci

Tahu ini berasal dari tahu kuning yang dipotong diagonal hingga berbentuk segitiga, kemudian bekas potongannya ditutup dengan aci (sejenis tepung) yang dibumbui dengan kocai. Kemudian digoreng dalam minyak yang panas.
Makanan camilan ini paling pas digunakan sebagai teman minum teh manis.



Tahu Pletok

Berbeda dengan tahu aci, tahu pletok komposisi acinya lebih banyak. Tahu pletok digoreng lebih lama sehingga lebih garing dan renyah.

Tertarik untuk mencicipinya? Bertandang saja ke Tegal.

Tuesday, February 26, 2008

Salah nih..

Beberapa hari yang lalu aku telepon temenku
Aku (A) : Assalamu'alaikum
Temen (T) : Wa'alaikumsalam
(A) : ini nia, de'.Pa kabar?
(T) : Alhamdulillah baik Mba.. Suaranya kok beda?
(A) : Oh iya,biasa kalo pagi gini, belum konser soalnya, agak bindeng kan?
(T) : Iya mba, gimana udah dapat izin Bapak buat pergi ke Bandung kan?
(A) : Izin ke Bapak? buat apa ya?
(aku mulai mikir, jangan-jangan...)
(A) : Tunggu-tunggu, yang nelpon kamu nia yang mana hayo?
(T) : Aduh mba, ini mba nia yang di jakarta ya. Aku kira mba nia kudus
(A) : Pantesan nanya izin Bapak segala,he he...


Di kesempatan lain, CDMA ku berdering, aku liat nama teman kantorku disana
(A) : Assalamu'alaikum kang
(T) : Wa'alaikumsalam, Lagi dimana?
(A) : Lagi di kost, ada apa ya?
(aku heran karena hari itu hari libur, dan aku tidak sedang ada kaitan pekerjaan dengan temanku)
(T) : Oh ga da apa2, cuma nanya kabar aja
(Nah lho... aku jadi bingung)
Beberapa hari kemudian aku ketemu seorang perempuan di musholla kantor yang ternyata istri dari teman yang menelpon aku. Pas kenalan aku tanya, "punten nama teteh siapa ya?" dia jawab "nia".
Pas ketemu yang nelpon aku bilang " Kang kemarin itu salah telepon ya?"
Akhirnya aku tahu sebenernya temenku itu mau nelpon istrinya, tapi salah nelpon ke aku.

Kejadian-kejadian di atas cuma contoh kecil dari salah telpon yang aku alami. Ada yang lebih parah, ketika orang yang nelpon aku ngotot kalo aku adalah nia yang dimaksud. Padahal aku sudah jelaskan kepada dia kalo dia tuh salah nelpon orang.

Thursday, February 21, 2008

Ganti Posisi

Kemarin sore aku menerima e-mail yang cukup mengejutkan. Isinya tentang struktur pengurus ikatan pegawai di bagianku. Aku tidak heran kalau namaku ada diantara nama pengurus itu sebab periode sebelumnya pun aku masuk dalam kepengurusan,
tapi bagian yang harus aku koordinir itulah yang membuatku kembali berfikir.Dua kali aku membaca ulang struktur itu, aku bertambah bingung. Apa ga salah ya aku masuk di bidang olahraga dan jadi koordinator Bowling?

Siang tadi saat rapat juga beberapa orang menanyakan posisiku. Sambil bercanda ada yang nyeletuk "Wah sinden kok jadi koordinator Bowling". Memang prediksi awalku atau mungkin beberapa orang, mungkin aku masuk ke Bidang Kesenian atau Bidang Pendidikan & Kerohanian.

Bowling sendiri belum familiar dengan diriku, baru sekitar dua kali aku main Bowling, jadi masih belum tahu banyak tentang olahraga ini. Usut punya usut pemilihanku jadi koordinator olahraga ini karena aku memasukannya ke dalam survey minat pada awal pembentukan pengurus. Dan memang benar untuk menjadi koordinator bukan harus seseorang yang sudah ahli dari olahraga itu. Tugas koordinator adalah mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan. Nah, sepertinya aku harus mulai survey tempat bowling yang terjangkau dan memulai membuat program kerja serta workplan.

Btw, kaget juga pas Mba Ita ngucapin selamat ke aku. Dia bilang "Selamat Ni, dah lepas dari tanggung jawab jadi Bendahara". Yup, memang periode kemarin aku jadi bendahara, sebuah jabatan yang ga tau kenapa dari aku SD sampai kerja pun yang
paling sering aku pegang.

Manggung


Akhir Januari lalu tim dari Sekar Banesia manggung lagi dalam rangka munas ikatan pegawai di kantorku. Dalam munas kali ini memang beberapa jenis kegiatan pegawai yang berbau seni ditampilkan. Mulai dari degung Sunda, Karawitan Jawa, Tari Saman sampai Paduan Suara Pegawai mengisi waktu senggang para perwakilan pegawai yang sedang mengikuti munas.


Sekar Banesia mengisi acara makan siang pada hari kedua. Kita membawakan beberapa lagu:
1. Langgam BI
2. Setya Tuhu
3. Nyidam Sari
4. Kemudan
5. Asmaradana
6. Wuyung

Dengan persiapan yang lumayan mantap alhamdulillah manggungkita kali inidapat sambutanyang antusias dari peserta munas. Beberapa komentar yang aku dengar adalah komentar yang positif, ada yang bilang mengobati rindu kampung halaman, ada pula yang bilang mendengarkan lagu-lagu gending membuat hati lebih adem.

Seperti acara manggung sebelumnya posisiku belum digantikan tetap menjadi waranggana alias nyinden. Walaupun masih belum pede kalo harus Bawa (nyanyi solo untuk memulai sebuah gending, biasanya yang dinyanyikan tembang macapat), tapi sudah bisa membawakan satu lagu sendiri

Dengan Sekar Banesia aku dua kali manggung. Pertama kali saat ada perlombaan Karawitan Jawa akhir tahun 2005 yang diselenggarakan oleh RRI Jakarta.