Tuesday, August 15, 2006

Sebuah Konsekuensi

Tak terasa sudah 3 bulan berlalu, temanku di tugaskan di seberang sana. Masih terlintas jelas di benakku peristiwa tanggal 15 Mei yang lalu. Ya... 15 Mei adalah hari penentuan bagi mereka. Di hari itu ada pengumuman penempatan untuk teman-temanku. Dua orang temanku masih tetap di Jakarta, satu orang kembali ke Solo (selamat..pulang ke kampuang halaman, kumpul lagi dengan orang tua),dan seorang teman lagi ditempatkan di seberang pulau sana.

Aku masih ingat juga betapa shock-nya dia mendengar penempatan itu. Batam, sebuah kota yang tidak pernah terlintas di benaknya ternyata harus menjadi tempatnya mengadu nasib. Dari pembacaan pengumuman sampai malam hari kulihat sendu dan murung menghiasi wajahnya. Sempat sebentar aku menghiburnya, selebihnya kesendirian mungkin lebih baik baginya. Dalam kesendirian itu dia bisa berfikir dengan jernih, dan mencoba merangkai sebuah harapan. Harapan memasuki dunia yang baru, dunia yang belum pernah terjamah di pikirannya.

Pagi hari senyum sudah mengembang di bibirnya. "Yah... ini sebuah konsekuensi perjanjian yang pernah aku tanda tangani. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Toh Indonesia bukan cuma Jawa" jawabnya dengan ceria. Alhamdulillah... gumamku dalam hati.

Tiga bulan sudah berlalu. Konsekuensi itu kembali mengujinya. Kabar dari rumah membuat hatinya miris. Orang tua yang sangat dikasihinya sudah rapuh kondisinya. Bolak-balik beliau dirawat di rumah sakit. Dari beberapa kali komunikasi dengannya kutahu dia sangat ingin kembali di Jakarta. Akhirnya kita coba menembus beberapa jaringan untuk memenuhi keinginannya. Dan ketika hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan pasrah mungkin yang akan dijalankan. Setidaknya kita sudah benar-benar berusaha.

Ah teman..
Hidup adalah pilihan
Dan setiap pilihan ada konsekuensinya

No comments: