Wednesday, December 26, 2007

Dag dig Dug Mudik

"Diajeng dah nyampe mana?" (diajeng = panggilan beberapa teman akrab untukku)
Begitu bunyi sms dari seorang teman, yang setia menemani perjalananku kali ini, dari sebuah kota di Jawa Barat sana.

Mulai dari sore sebelum brangkat ke Gambir dia sudah kontak aku. Memanduku lewat sms peta perjalanan dari stasiun Cirebon ke terminal.

Ehm... mudik kali ini memang aku memilih menggunakan jalur yang berbeda dengan mudikku yang biasanya. Kalo biasanya aku langsung pake kereta arah Semarang yang berhenti di stasiun Tegal. Alasan pemilihan jalur ini karena keabisan tiket kereta yang ke Tegal. Salah prediksi lagi, aku kira libur Idul Adha nggak banyak orang yang mudik ternyata 2 minggu sebelum hari H tiket sudah ludes. Sebenarnya bukan kali pertama aku memilih untuk transit di Cirebon, karena pas libur Idul Fitri aku pun transit di kota itu. Kalo Idul Fitri aku bisa transit di rumah Nuke (teman kantorku) dan baru melanjutkan perjalanan ke Tegal. Bedanya kali ini aku ke Cirebon sendiri dan ga mungkin nginep di Cirebon karena besoknya sudah Idul Adha.

"Diajeng, baiknya naik bis Coyo kalo masih ada"
Sebuah sms masuk lagi saat aku diangkot D5 menuju Terminal Cirebon.

Jam di tanganku menunjukkan pukul 21.00 saat aku memasuki Terminal Cirebon. Ups, kok nggak banyak bis ya. Lebih heran lagi counter tiket Coyo tutup. Dan parahnya tidak ada satu pun bis arah Semarang ada di Terminal. "Waduh... bisa sampe rumah nggak ya malam ini" kataku dalam hati.

"Mba, udah sampe rumah blm?"
Kali ini sms dari adeku, dia masih di Jakarta menunggu bis yang mengantarkannya pulang ke rumah. Saat itu sudah jam 21.30, dan aku masih di Terminal Cirebon.

Untuk mengusir dingin (maklum gerimis sudah mulai mengundang saat aku tiba di kota ini) aku mampir ke sebuah rumah makan, memesan segelas teh manis panas. Aku menunggu bis sambil menghabiskan minuman yang aku pesan tadi. Baru jam 22.00 bis Bandung-Semarang masuk terminal. Bis mulai beranjak setelah hampir semua bangkunya terisi penumpang.

Dua jam perjalanan,yup jam 00.00 akhirnya sampai juga di terminal Tegal.
"Udah mba, ikut bisnya sampe pertigaan Larangan aja. Nanti dijemput disitu" kata Bapak ketika aku kabarkan posisiku di Terminal.

Lima belas, dua puluh menit berlalu bis tetap tidak beranjak dari Terminal. Di tengah kondisiku yang sudah mulai ngantuk aku telepon Uzy untuk jemput di Terminal. Dan akhirnya aku masuk rumah jam 01.00.

Besok sorenya hpku berdering "Diajeng sampe rumah jam berapa? kok nggak ngasih kabar?" Aduh maaf teman, bukan maksudku membuatmu kawatir.

Malamnya adeku mengungkapkan kekawatirannya. "Kalo terjadi apa-apa gimana? Jam 12 malem belum sampe rumah. Mba tenang-tenang aja, nggak tau ya kalo aku kawatir. Mba kan mbaku satu-satunya.."
Terharu dalam hati, ternyata masih banyak orang yang care. Kadang kita merasa tidak akan terjadi apa-apa, kita tidak kawatir ketika dalam posisi tertentu. Tapi ternyata posisi kita saat itu membuat orang kawatir dan memikirkan keadaan kita.

Thursday, September 13, 2007

Met Puasa

Hari ini hari pertama di bulan Ramadhan,
Dari hari kemarin aku dapet beberapa ucapan dari teman teman ku via sms

Assalamu'alaikum..
mo minta maaf nie buat smua klakuan, ucapan, pikiran yg jelek yg ga enak d ati..
biar besok puasanya afdol gitu
smoga amal ibadah qta ditrimaNya, amin..

Inilah saatnya padamkan teriknya nafsu amarah,
jinakan hewan dalam diri,hembuskan nafas kerinduan
sembah sujud lewati malam, hingga fajar menjemput & kembali fitri jalani lembaran baru kehidupan
Mari sambut malam2 btabur seribu bulan dengan hati ikhlas & fitri
Mohon maaf lahir batin
Selamat meningkatkan ibadah di bulan ramadan tuk gapai cinta Ilahi

Allahumma bariqlana fi rajab wa sya'ban wa alighna ramadhan.
Taqobalallahu minna wa minkum, shiamana wa shiaminkum. amin

Bulan suci tlah tiba
setiap detik waktu sangat berharga
janganlah terbuang sia-sia
jalani dengan segenap usaha
maafpun terlontar dari dasar jiwa
sbagai kesungguhan berpuasa
mohon maaf lahir batin

Jika qalbu seputih salju jangan biarkan ia keruh
Jika pikiran setrang bintang jangan biarkan ia redup
Jika hati seindah bulan hiasi dengan iman & taqwa
Marhaban ya Ramadhan

Wednesday, September 12, 2007

Ramadhan Telah Tiba

Ramadhan tiba
Bulan penuh rahmah telah datang
Bulan yang dijanjikan syetan dibelenggu dengan bughul yang kuat
Bulan yang didalamnya ada malam yang nilainya seribu bulan

Semua menyambut dengan gegap gempita
Stasiun stasiun tv berkemas dengan pakaian religi
Masjid, langgar, surau penuh sesak saat adzan berkumandang
Ayat ayat suci bergema di seantero bumi

Semoga semangatnya tetap terpatri
dalam menjalani 11 bulan yang akan terlewati
Robbi...
ijinkan aku bertemu Ramadhan lagi...

Saturday, September 01, 2007

Kisah Tiga Cincin

Di sebuah kotak perhiasan kecil berbentuk hati ada tiga buah cincin tersusun rapi. Dua buah cincin berwarna putih, dan satunya lagi berwarna emas. Beberapa saat kemudian terjadi dialog diantara ketiganya.

"Aku memang bukan cincin pertama yang dimiliki dia, tapi dibanding kalian berdua aku lebih lama dipakai", ujar cincin pertama. "Aku pertama dipakai 17 Maret yang lalu, sebagai sebuah ungkapan syukur bahwa dia sudah melewati angka 25 dalam waktu hidupnya" lanjut cincin berwarna putih yang mempunyai satu mata besar didalam hati dan beberapa mata kecil yang menghiasinya. "Aku menjadi pengingat agar dia tidak melupakan usianya dan terlena terus dalam dunia yang kadang membuatnya terlarut"

Cincin kedua mulai bercerita, " Lain halnya denganku, aku adalah hadiah terindah dari seorang saudara. Diberikan di hari yang sangat indah dan penuh makna, 22 Juli. Aku diberikan saat sang Dimas meminta restu untuk melangkah lebih maju, sesaat sebelum sebuah janji agung yang sakral dikumandangkan".

"Sebenarnya aku juga jadi sebuah simbol kasih sayang dari seorang saudara, serta pengingat tentang waktu yang terus melaju. Penyerahanku diiringi tangis,bukan tangis sedih melainkan tangis kebahagian dan kerelaan", ujar cincin kedua. Cincin berwarna emas ini berkilau dengan tiga buah mata yang membentuk segitiga.

"Kisah kalian sungguh berbeda dengan kisahku", sahut sebuah cincin putih sederhana dengan satu mata yang menghiasinya. "Aku adalah pemberian dari seorang teman, 12 Agustus yang lalu. Sebuah pemberian yang penuh makna dan arti. Aku akan jadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan".

"Mungkin kalian heran karena aku jarang sekali menemaninya,tentu dia punya alasan yang kuat tentang hal itu. Walaupun demikian aku percaya dia akan menjagaku dan merawatku sama seperti menjaga dan merawat kalian", kata cincin ketiga.

Tiba-tiba kotak perhiasan mungil itu terangkat, dan beberapa saat kemudian terbuka. "Aku ingin kalian bertiga menemaniku melewati hari ini", ucap seorang perempuan yang ternyata pemilik dari ketiga cincin itu. Bismillah, satu persatu cincin menghiasi jari-jari perempuan itu. Dua cincin yang berwarna putih di jari tangan kirinya, dan cincin berwarna emas di jari tangan kanannya. Kemudian ketiga cincin itu saling melempar pandang dan tersenyum

Friday, July 13, 2007

Maaf Aku Meracunimu

Maaf aku meracunimu
dengan setumpuk buku-buku itu
agar kau tau teman,
hidup tak seindah roman-roman yang kau baca
hidup tak sesimple chicklit yang menghiasi mejamu
hidup tak seperti di sinetron-sinetron remaja yang kau saksikan

Maaf aku meracunimu
dengan obrolan-obrolan itu
agar kau tau teman,
di dunia ini ada tempat lain selain Mall
di dunia ini ada berita lain selain gosip, Sale atau Diskon
di dunia ini ada perbincangan lain selain fashion dan make up

Temanku,
Di luar sana banyak sekali kejadian yang perlu kau ketahui
Di luar sana banyak sekali tempat untuk kau jelajahi
Di luar sana banyak sekali yang butuh sentuhanmu

Keluarlah teman,
Temukan sisi lain dari dunia ini
Karena kita hidup tidak sendiri

Wednesday, June 27, 2007

Superhero Juga Manusia

Yup, judul diatas adalah sebuah kesimpulan besar setelah aku nonton 2 film tentang Super Hero, yaitu: Spiderman 3 dan Fantastic 4. Walaupun mungkin judul tersebut diprotes karena tidak semua superhero adalah manusia.

Ada tarik menarik antara sisi hitam dan putih dari diri sang superhero menjadi sebuah suguhan yang menarik. Tengoklah ketika Sang Spiderman mengalami pergulatan batin antara dendam kepada pembunuh pamannya dan kasih sayang kepada kaum lemah. Pun ketika pada saat Spiderman harus memilih kostum hitam (yang mewakili rasa dendamnya itu) dengan kostum merah biru.

Rasa sombong pun bisa menjangkiti si superhero. Saat Spiderman dielu-elukan oleh semua warga dia merasa menjadi pahlawan besar sehingga dia lengah dan akhirnya mudah untuk dilemahkan oleh musuh.

Film Fantastic 4 diawali dengan peristiwa yang lebih dramatis lagi. Sebuah pesta pernikahan yang gagal karena tiba-tiba muncul benda luar angkasa yang akan menabrak bumi. Kegagalan pernikahan itu membuat keragu-raguan di dalam hati mempelai perempuan (maklum kegagalan tersebut bukan kali pertama tapi ketiga kalinya). Ragu apakah akan terus menjadi penolong sesama atau menjalani hidup seperti orang biasa.

Dari dua film tersebut kita bisa lihat bahwa Superhero pun merasakan keraguan, konflik batin, angkuh, kekecewaan selayaknya manusia biasa. Dan sebuah kesimpulan besar setelah menonton dua film ini adalah setiap manusia bahkan superhero sekalipun mempunyai pilihan. Dan yang menentukan pilihan mana yang akan diambil adalah diri kita sendiri.

Thursday, May 31, 2007

S e M u T

Beberapa waktu yang lalu Bapak dan Uzi datang ke Jakarta untuk menengokku. Berhubung jum'at aku dan Arif masih kerja maka beliau transit di rumah Budhe.Di rumah Budhe ini Bapak & Uzi bertemu Shafa.

Shafa, cucu Budheku memang deket dengan keluargaku. Dia lahir di Tegal dan tinggal di sana sampai umur 2,5 tahun. Dari bayi sering dititipkan di rumahku, terutama jika Ayah Ibunya sibuk mengurus toko mereka.

Nah ketika ada pertemuan ini, disitulah kisah si semut berlangsung.

Shafa seneng banget ketemu Mbah Kakungnya (Bapaku) dan Om Uzinya. Dia langsung bermanja-manja ria karena sudah lama tidak bertemu (terakhir ketemu lebaran). Saat ngobrol dengan Mbah Kakungnya dia tanya kenapa Mbah Uti (ibuku) ga ikut ke Jakarta. Belum sempet Bapaku jawab pertanyaan itu dijawab oleh Budheku, Beliau bilang "Mbah Utinya nungguin rumah, biar ga digotong semut Fa". Shafa cuma diam dan melanjutkan acara bermainnya dengan Uzi.

Sore harinya selepas kerja aku datang ke rumah Budhe untuk menjemput Bapak. Shafa langsung bangun dari tidur sorenya mendengar obrolan aku dengan Bapak. Dia minta aku yang mandiin.

Sehabis mandi dan ganti baju dia cerita ke aku tentang sekolahnya (dia sekarang umur 3 th dan sudah ikut Play Group di deket rumahnya). Pas obrolan sekolah abis Shafa langsung celetuk "Tante, Kalo Shafa pulang kampung sama Ayah sama Ibu kok rumahnya Shafa ga digotong semut ya?". Awalnya aku bingung Shafa kok cerita tentang semut dan rumah, setelah diterangkan Budhe baru aku faham. Ternyata dibalik kesibukan mainnya dia ditambah acara tidur sore Shafa masih ingat apa yang diberitahu Eyangnya. Dan dia bukan hanya ingat tapi dipikirkan juga sampe dia punya kesimpulan kalo rumah kosong yang ditinggalkan penghuninya ga mungkin digotong semut (Aduh nak, ternyata pikiranmu nyampe juga dengan analogi yang benar).

Baru aku jelasin ke Shafa kalo sebenarnya Mbah Utinya ga ikut ke Jakarta karena harus nemenin Mbah Buyutnya, bukan karena takut rumah digotong semut.

Kejadian sore itu mengingatkanku pada sebuah buku yang pernah aku baca. Bahwa usia Balita adalah Golden Age. Harusnya pada usia itu anak-anak diberi pengetahuan yang baik, termasuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan jawaban yang baik dan benar bukan dengan jawaban yang membohonginya, tentunya sebuah jawaban masuk dalam pemikirannya anak-anak. Kalaupun jika pada saat itu apa yang dia tanyakan di luar pengetahuan kita, bisa kita jawab "Maaf ya sayang, tante ga tau jawabannya sekarang. Besok tante cari tau deh jawabannya"

Wednesday, May 02, 2007

Multitasking

"Makanya Multitasking dong.."
Begitu jawab seorang teman saat aku bilang lagi ga bisa konsen menghadapi ujian tengah semester.
Lagi lumayan banyak kerjaan di kantor.
Lagi ada yang harus dipikirin di rumah.
Lagi siap-siap mo pindahan kamar.

(Ups... kok malah banyak keluh kesah ya??)

Konsep multitasking harusnya tidak hanya berlakukan untuk komputer, mungkin dahulu sebenarnya konsep ini malah diadopsi oleh pembuat sistem operasi dari kehidupan keseharian manusia. Lihat saja seorang ibu bisa memasak sayur, menanak nasi sambil mengendong anaknya (subhanallah, begitu supernya seorang ibu ya).

Nah dengan konsep multitasking harusnya kita bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan yang penting dari konsep ini adalah bagaimana menyelesaikan semua pekerjaan yang dilakukan secara persamaan itu dengan baik. Ataupun jika terdapat salah satu pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan maka tidak akan mengganggu pekerjaan yang lain.

Sebenarnya konsep dasarnya begitu sederhana, tapi dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kadang tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa hal yang membuat pengaplikasian multitasking tidak berjalan dengan lancar adalah kurang bisanya melakukan manajemen prioritas, gagalnya manajemen waktu dan yang terakhir adalah ikut peran sertanya masalah hati dan perasaan.

Kurang bisanya melakukan manajemen Prioritas
Dalam sistem operasi sendiri penyelesaian task task yang ada saja menggunakan prioritas. Ada yang menggunakan prinsip first in first out (FIFO), ada yang memakai last in first out (LIFO), ada juga yang berdasarkan urgensi dari task yang dijalankan.

Begitu pula dalam kehidupan, harusnya segala pekerjaan yang ada kita pasang prioritasnya. Ada yang memang harus cepat diselesaikan karena menyangkut hajat hidup orang banyak, ada yang bisa dikerjakan dua jam lagi. Tapi saat semua terasa urgen bagaimana mensikapinya? Kalau kita telusuri tentanya dibalik yang urgen-urgen itu pasti ada yang paling urgen. Nah kita bisa mengklasifikasikan berdasarkan ke-urgen-an pekerjaan yang ada, atau ada juga orang yang menyusun prioritas berdasarkan deadline yang diberikan pada setiap pekerjaan.

Gagalnya Manajemen Waktu
Kegagalan memanage waktu adalah banyak alasan kenapa multitasking dalam kehidupan sehari hari gagal. Kadang seseorang terlalu terkuras waktu dan energinya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang lain terbengkalai atau kehabisan waktu dan energi saat akan mengerjakan perkerjaan berikutnya. Yang lebih parah lagi jika ternyata waktu yang terbuang adalah untuk pekerjaan yang sebenarnya tidak terlampau penting bahkan malah untuk suatu pekerjaan yang sifatnya hiburan. Mungkin dalam hal ini bisa diistilahkan kebanyakan iklan dibanding film nya. Misalnya sebenarnya kita harus mencari bahan presentasi lewat searching di internet, eh malah banyakan chattingnya dari pada cari bahannya.

Ikut peran sertanya masalah hati dan perasaan
Namanya juga manusia, bukan robot :) jadi kadang multitasking ini terganggu oleh permasalahan hati dan perasaan. Kadang kita mengalami suasana hati yang tidak mengenakan sampai terganggu dalam mengerjakan yang lain. Permasalahan hati dan perasaan bisa menyebabkan konsentrasi bubar, bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali. Alhasil pekerjaan yang harusnya selesai jadi terbengkalai.

Hanya untuk menasehati diri sendiri, syukur syukur bisa dipakai orang lain

Tuesday, May 01, 2007

Nasib Anak Kost

Nasib anak kost..
Ya nasib anak kost..
Kadang hanya makan mie
Ibu kost ga mau ngerti..

Penggalan bait tentang anak kost yang dibawakan oleh Project Pop sempet hits saat tahun 90-an (waktu itu aku masih SMA kali ya, belum merasakan jadi anak kost). Tapi lagu dengan jenis musik agak rap itu sangat nyata di kehidupan keseharian anak kost.

Ngomong ngomong tentang anak kost, hari ini tepat 2 tahun aku mendiami kostku yang sekarang. Berarti hampir 5 tahun kehidupanku jadi anak kost. Istilahnya sudah lumayan menikmati asam garamnya kehidupan kost.

Let's review

KOST Pertamaku
Lokasi : Ledok kali Code (samping fakultas Teknik UGM)
Pogung Kidul SIA IX, Sinduaji, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Pemilik : Mbak Fatimah & Pak Ponirin
Waktu : Juli 2000- Agustus 2001

Kost pertamaku adalah rumah dari sebuah keluarga kecil. Ada dua kamar yang dipakai kost. Setahun itu aku sekost dengan dua orang mahasiswi PPKP. Ning, mahasiswi jurnalistik dan Ida mahasiswi Teknik kimia. Mereka seangkatan denganku tapi karena kampusnya beda dan berjauhan kita jarang bareng. Kami jalan bersama pas cari makan malam saja.

Awal awal kost masih terasa homesick banget. Pertama menelpon rumah yang kluar hanya
air mata saja. Yups, aku nangis di wartel sampe bapak di ujung telepon seberang sana bingung. Bapak kira aku ada masalah padahal jawabanku kangen (maklum baru kali pertama jauh dari orang tua).

Tahun pertama aku kost masih sering bolak balik ke rumah Mbah di Kulon Progo. Hampir
setiap Sabtu sore aku pulang ke sana, dan baru balik ke kost hari Senin setelah pulang kuliah.

View dari kostku yang pertama asyik banget. Di samping masih terhampar sawah yang menghijau. Jalanan setapak yang turun naik (maklum namanya juga ledok, lumayan buat olahraga). Di kost ini aku bisa ngliat lelehan larva gunung Merapi dengan mata telanjang. Sampe sampe Obink bingung dari mana aku dapat kost yang lumayan terpencil.

Yang asyik lagi tiap berangkat dan pulang ke kampus aku harus melewati sawah dan kolam ikan dulu. Benar benar bersatu dengan alam.

Kost Kedua
Lokasi : Lembah Kali Code (belakang fakultas Kedokteran Hewan UGM)
Blimbingsari C 10, CT V, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Pemilik : Bpk. Badri
Waktu : September 2001- Agustus 2002

Aku pindah dari kost yang pertama karena ternyata kuliahku lebih banyak di kampus MIPA Selatan dari pada Kampus MIPA Utara. Kostku yang kedua itu rumah sebuah keluarga yang mempunyai seorang cucu. Kamar yang dikost hanya satu kamar. Keluarga yang punya rumah enak, serasa kayak di rumah sendiri.Tapi letaknya lumayan turun ke Ledok, jadi perlu tenaga ekstra jika brangkat ke kampus.

Kamar yang aku diami sebelumnya ditempati oleh mahasiswi juga tapi meninggal di kamar itu. Penyebabnya aku ga tau jelas, ada yang bilang sakit tapi ga ketahuan ada juga yang bilang karena over dosis. Tetangga rumah sempat ada yang tanya padaku kenapa aku ga takut menempati kamar itu. Aku jawab orang mati kan alamnya sudah beda kenapa juga harus takut.

Kost Ketiga
Lokasi : Blimbingsari D 8, CT III, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Pemilik : Bpk. Eddy
Waktu : September 2002- September 2003

Sebenarnya ini bukan kost tetapi aku dan beberapa teman kontrak rumah. Sebuah rumah dengan 2 lantai dan 3 buah kamar. Di kost ini aku belajar berbagi dengan orang lain karena satu kamar diisi dua orang.

Tinggal di kontrakan bareng bareng membawa banyak pelajaran. Belajar berbagi itu yang pasti, belajar memanage rumah (ada jadwal piket bersihin rumah), belajar memanage keuangan(tiap bulan bergiliran jadi bendahara kas). Hampir semuanya ditanggung bareng yah "one for all, all for one". Kedekatan antarindividu seperti kakak adik.

Di rumah ini aku punya kakak kakak yang baik: Mbak Yati, Mbak Nurul, Mbak Lia, Mbak Nas & Yuni. Sampai sekarang pun hubungan kami masih baik, walaupun hanya bisa lewat chatting atau sms. (Pengin rasanya reunian dengan mereka, pasti seru ketemu berenam ditambah anak-anak mereka)

Kost Keempat
Lokasi : Taman Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Pemilik : Bpk. Hari
Waktu : Mei 2005- Sekarang

Sudah dua tahun aku menempati kost ini (walau udah beberapa kali pindah kamar). Suasananya hommy banget, teman teman kost juga enak. Tapi ya namanya sudah pada kerja tentunya suasananya berbeda dengan kost pas kuliah. Kita jarang ketemu satu sama lain (malah lebih sering ngobrol lewat chatting). Baru bisa ketemu itu sabtu siang.

Penginnya sih kost ini menjadi kost terakhir untuk diriku, dan penginnya ga sampe tiga tahun bertahan disini (pindah ke rumah siapa gitu.. hehehe).

Pa Kabar Diet?

Beberapa minggu ini perempuan perempuan di sekelilingku ribut tentang berat badan. Bukan hanya teman di kantor yang meributkan hal itu, di kost pun pembicaraan tentang berat badan menjadi topik utama. Sampai sampai salah satu temen cowok menulis pada blognya bahwa salah satu penyebab stress terbesar bagi kaum perempuan adalah berat badan.

Ah, ternyata kita sudah termakan oleh iklan, bahwa image perempuan cantik itu perempuan yang langsing, putih dengan rambut hitam indah tergerai.

Hasil dari pembicaraan berat badan berimbas pada wacana diet. Banyak jenis diet yang mereka jalani, seperti diet karbohidrat, diet protein, diet food combining. Klo yang menjalani diet karbohidrat mereka sama sekali tidak makan makanan yang mengandung karbohidrat (berarti say no to nasi, roti dan teman temannya). Sedangkan diet protein berarti menghindari makanan yang berbau protein. Diet food combining lain lagi ceritanya (klo menurutku sih agak ribet aturannya) jika makan nasi berati tidak makan daging dan ikan. Jadi penganut diet ini makan nasi hanya dengan sayuran atau makan daging dengan sayuran. Jam makan untuk diet ini juga diatur, makan pagi hanya dengan buah, jam berapa boleh makan biscuit, jam berapa boleh makan nasi (wah aku tidak hapal jadwal dietnya).

Akhir akhir ini malah temanku hanya makan buah dan sayuran. Karena penurunan berat badannya lumayan kelihatan maka teman yang lain mulai mengikutinya.

Ada beberapa yang menggunakan cara ekstrim untuk mengurangi berat badannya seperti sedot lemak atau diet menggunakan produk produk pelangsing yang dipasarkan secara bebas. Pemakaian obat obat tersebut bukan tanpa resiko. Efek samping yang dibawa obat pelangsing malah kadang menyiksa pemakainya. Mulai dari bolak balik ke kamar mandi sampai muntah muntah. Akibatnya badan menjadi lemas dan tentu saja mengganggu aktivitas sehari hari.

Bukannya aku tidak suka melihat orang diet, tapi menurutku diet itu harus yang aman. Jangan karena ingin langsing terus menghalalkan segala cara termasuk menyiksa diri sendiri. Ya diet paling aman yaitu diet yang sesuai dengan arahan ahli gizi, karena kondisi seseorang berbeda dengan kondisi orang lain. Jadi diet yang dipakai seseorang belum tentu cocok jika diterapkan pada orang lain. Dan tentu saja orang yang menjalankan diet harus konsisten dengan program dietnya. Bukan hari ini tidak makan nasi sama sekali kemudian lusa makan semaunya. Perubahan pola makan tidak perlu drastis, jika dilakukan pengurangan makanan sedikit tapi konsisten tentunya akan didapat perubahan yang berarti. Walaupun perubahannya sedikit demi sedikit tapi hasilnya pasti lebih memuaskan.

Balik lagi tentang diet yang dijalani oleh teman temanku. Kadang ada hal menggelikan dengan perilaku mereka, jika ada yang ulang tahun atau pulang dari bepergian membawa oleh-oleh kue, coklat atau ice cream mereka lupa dengan dietnya. Jadi teman yang lain menyindir, "katanya ada yang mau diet ya?". Sindiran yang paling sering aku katakan "Pa kabar diet?"

Wednesday, April 11, 2007

Harry Potter

Akhir akhir ini aku keranjingan dengan Harry Potter. Gejalanya berawal dari acara kantor akhir tahun kemrain di Denpasar dan Padang, tema yang diusung adalah Harry Potter. Biasanya Mbak Fenny memang mencari tema yang unik untuk sosialisasi, setiap acara di bikin tema yang berbeda.

Karena mengusung tema Harry Potter maka kita juga sibuk menyiapkan semua yang berbau Harry Potter. Cari DVD sampai kostum Harry potter. Sang MC kondang pun tidak ketinggalan, lengkap dengan kaca mata bulat dan slayer kuning merah khas Harry Potter.

Dari acara itu aku jadi kepengin baca bukunya (film yang seri 1 dan 2 sudah pernah kutonton). Pas mau liburan long weekend Rinta meminjamiku buku Harry Potter yang ke 6 "Harry Potter and the Half-Blood Prince". Rampung dengan buku yang ke enam, aku penasaran dengan cerita sebelumnya.

Dihari yang lain aku ngobrol dengan Bu Ina, di meja beliau ada buku Harry Potter yang ke lima "Harry Potter and the Order of the Phoenix". Dan aku berhasil meminjamnya untuk dibaca di kost.

Ternyata mbak Ani, temen kostku, penggemar Harry Potter juga. Aku dipinjami DVD dari seri 1 sampe 4. Jadi lengkaplah cerita Harry Potter di kepalaku. Walau kebalik baca yang ke 6 dulu baru yang ke seri yang sebelumnya.

Menurutku J.K. Rowling hebat dalam mengemas cerita Harry Potter. Benar benar mempunyai daya imajinatif yang tinggi. Overrall ceritanya bagus. Lagi nunggu film ke limanya, dan juga nunggu buku ke tujuhnya (seri terakhir).

Tuesday, April 10, 2007

Tambah 2 Jagoan Kecil Lagi


Dua hari ini aku dapat kabar gembira dari dua temanku. Kabar tentang kehadiran buah hati yang sangat mereka nantikan. Wah, kehadiran anak di tengah keluarga tentunya sesuatu yang sangat menyenangkan. Tambah anggota keluarga baru, tambah status baru, tambah kewajiban baru.

Yang pertama sms datang dari Mba Lia, temen kostku pas di Blimbingsari, Mba Lia sekarang jadi wartawati Kompas yang ditempatkan di Malang.
" Alhamdulillahi robbil'alamin. Telah lahir dengan selamat putra kami, minggu 8-4-07 jam 13.25 dengan berat 3,2 kg panjang 50 cm. Yang berbahagia Anang Dono & Dahlia"


Sms kedua datang dari Mas Zanoe, masku yang domisilinya di Gorontalo. Beliau seniorku dulu di IMM UGM.
"Alhamdulillah telah lahir mujahid baru yg insyaallah ikut meramaikan perjuangan umat. Senin 090407 jam 13.58 dengan berat 3.8, panjang 48 cm.smg mjd anak yang sholeh. Amin"
"Ammah, adek lahirnya di Wonosobo"

Duh.. ikut seneng juga, bertambah lagi 2 jagoan kecilku. Bertambah lagi yang manggil aku tante, ammah, atau bulik.

Selamat buat Mas Dono & Mba Lia serta Mas Zanoe & Mba Yuni. Semoga ananda menjadi anak yang sholeh dan membawa kebarokahan buat keluarga dan orang sekitarnya. Dan semoga kalian diberi kekuatan untuk membimbing dan merawat sang putra. Amin...

Monday, April 09, 2007

Jum'at Sabtu Minggu

Yup, Jum'at Sabtu Minggu kemarin adalah long Weekend, sbenernya rentetan hari itu sudah aku tunggu-tunggu sejak lama. Rencana awalnya adalah long weekend aku habiskan di Jogja, tapi karena ga dapet tiket kereta api aku langsung cari alternatif lain lobby ke mas Yulianta yang rencananya mudik ke jogja bawa mobil.Rencana ini pun gagal lagi karena ternyata mba Chacha harus ujian hari Sabtu.


Sedih juga sih ga jadi ke jogja karena sudah banyak rencana di kepalaku, agenda yang aku jalankan saat liburan di Jogja. Bertemu dengan Hafi tersayang sebelum dia jadi milik orang (hiks..), ketemu mbah dan saudara di Jogja (melepas kangen ceritanya),serta acara jalan-jalan bareng temen di jogja gagal total.

But, live must be goon :)
Habisin liburan di Jakarta lumayan asyik juga kok, walaupun rencana jalan bareng
jomblowati ga jadi juga (padahal hari Rabu & Kamis sudah gelar debat apakah jalan
ke Dufan atau ke Mall (main bowling, nonton plus window shopping))

Finally long weekend ini aku habisin mbaca buku Harry Potter seharian (hari jum'at
Jakarta hujan hampir seharian jadi males keluar),Jalan ke PIM bareng mba Yanti hari Sabtu (dimulai dengan nonton Nagabonar Jadi 2, trus nemenin mba Yanti cari resep plus
cari bahan buat masaknya), Baru hari minggunya ke Gramedia searching buku pegangan
kuliah (harus siap-siap coz tanggal 23 April 2007 sudah mulai Mid Semester)

Wednesday, March 21, 2007

Untuk Seorang Sahabat

Sepuluh tahun lebih waktu berlalu dari perjumpaan pertama kita,
saat itu kita masih memakai seragam putih biru

Sepuluh tahun lebih aku mengenalmu dan kamu mengenalku

Sepuluh tahun mungkin bukan waktu yang panjang untuk sebuah persahabatan


Masih teringat jelas saat kali pertama kita bertemu

Masih terekam dengan kuat saat kau bantu aku percobaan persilangan genetika,
berkutat dengan rumus kimia dan fisika,atau seabreg PR Matematika

Masih terbayang perjalanan bareng ke kota impian walaupun ternyata akhirnya
aku yang menimba ilmu disana dan kau berada di sebuah kota yang berjarak 2 jam
dari kota kelahiran kita.

Namun entah mengapa kini kita menjadi saling asing
Saat kau ada tapi tak hadir
Saat kau hadir tapi hampa
Saat smua terasa hanya sebagai basa basi
Saat kita sudah sulit untuk bicara dari hati ke hati


Serasa ada sebuah dinding yang tebal di antara kita
Serasa ada tabir yang sulit ditembus

Seandainyasaja pesan pesan itu tidak pernah ada
mungkin kita tidak merasa sebagai alien

Aku tau pesan itu membuatmu limbung
Dan kau tau pesan itu membuatku bingung

Aku tau kau tak mungkin menyakitiku
Dan aku pun tak ingin menyakitimu

Inginku kita kembali
Ngobrol ditemani secangkir teh dan sepiring tahu aci
Kadang diselingi suara gitar
Cerita tentang masa lalu, kini dan nanti
Tentang impian kita masing-masing
Tanpa tembok ataupun tabir yang menghalangi

Semoga smua ini cepat berlalu
Dan aku menemukan dirimu kembali

Semoga persahabatan yang sudah kita rajut akan tetap terangkai

Semoga....

Monday, March 19, 2007

Bertabur do'a

Hm... seperempat abad sudah umurku ini, tepatnya tanggal 17 Maret kemarin...
Udah tua ya..
Terima kasih orang2 dekat, teman2 yang sudah menyampaikan do'a
Kalian sungguh sangat berarti bagiku..

Dina
Mbak Nia met ultah, mg pnjng umur&sehat slalu. Jgn lupa M2Man nya?


Baskoro
HaPy B'dAy 2 U,HaPy B'dAy 2 U.HaPy B'dAy My bEst FriEnd.HaPy B'dAy 2 U.
mEt uLtah y.q dOain sMg pNjNg uMur,mDh mNdptkn rZqi,dn sllu dLm LndNgn-Nya,aMin


My Parent
Allahumma barikli fii umuri
Allahumma barikli fii maali
Allahumma barikli fii 'afiati

Basyir
Kaaak....Met B Day yach... moga cepet nyusul Kak Tia..hahahahaaaa...

Yeyen
Happy birthday

Alcha
Mbak Selamat Hari Lahir Yaaaa......
Moga kedepannya semakin Bagoooesss....
n Bisa ,memantapkan apa yang menjadi pilihannya....amin....

Ifa
HEPPY BESTDEI TO YOU...
Semoga sukses & lancar2 aja antara kerja dg kul.nya yaa...
Dan semoga cepet menemukan "soulmate nya", Amiin....

Odong by phone

Ramdan
Met ultah ya :) maaf telat ngucapin
Bawain oleh2 dr tgl y

My Dimas

Assalamu'alaikum mba. Met ultah y. smoga Allah membantumu tuk slalu mengingat Nya,
slalu bersyukur kpd Nya dan slalu menjalankan ibadah kpd Nya.
Kenalilah dirimu supaya dpt mengerti dan mengenali org lain, smg kau dpt menjadi kakak
yang baik n dpt menjadi teladan bg adik2mu

Maya
hepi belzday my fren.. hope u get success in everything especially u'r college

Rinta
Mbak nia met ultahya..maap telat. Kok ga masuk sih?

Monday, March 05, 2007

De', Neng atau Jeng?

"Aku boleh memanggilmu apa? De', Neng atau Jeng?" tanya seseorang padaku.
"Terserah, sesukamu aja" jawabku santai.
"Tapi panggilan yang kamu suka yang mana?', dia tetap keukeuh memintaku untuk memilih.

Sejenak aku terhenyak mendengar pertanyaannya. Sebegitu pentingkah panggilan yang aku suka untuknya...

Sebenarnya aku sendiri tidak mempermasalahkan panggilan orang kepadaku. Tentunya sepanjang panggilan itu adalah panggilan yang baik dan sopan, dan bukan berupa ejekan. Dalam keseharian ada yang memanggilku Nia, Mba, Teh, Neng. Ada juga beberapa orang yang mempunyai panggilan khusus untukku.

Kalaupun William Shakespeare bilang apalah artinya sebuah nama, aku tidak begitu setuju dengan pendapat itu karena nama adalah do'a. Sebuah nama panggilan merupakan ungkapan perhatian dan penghormatan kita terhadap orang yang kita panggil. Contohnya saja panggilan-panggilan seperti Bapak, Ibu, Mba', Mas, Abang, Uda yang menunjukan penghormatan kita.

Terkadang dalam hidup sehari-hari secara tidak sadar kita menggunakan panggilan-panggilan yang kurang pantas kepada orang lain seperti memanggil seseorang dengan sifat buruknya ataupun kekurangan fisiknya. Padahal mungkin tanpa kita sadari panggilan-panggilan tersebut menyinggung atau mungkin malah menyakiti hati orang yang kita panggil.

Dan tentang pertanyaan dari seseorang di atas mengingatkanku pada kebiasaan Rosullulloh yang memanggil istri dan sahabat beliau dengan panggilan yang baik, bahkan terkadang panggilan istimewa, sebut saja panggilan Humairo untuk Aisyah.

Tuesday, February 13, 2007

Bukan awal yang buruk

Akhirnya semester I ku berlalu, ga terasa banget. Hasil evaluasi berupa KHS sudah aku ambil kemarin. Nilai-nilai yang tertulis di kertas itu lumayan ada huruf A, B, dan C. Aku bersyukur ini bukan awal yang buruk lah buat pemula :) malahan di luar targetku (maklum udah 3 tahun meninggalkan bangku kuliah). Jujur aku sempet desperate pas ujian kemarin, coz beberapa soalnya diluar perkiraanku.

Melanjutkan kuliah merupakan salah satu keinginanku sejak aku menyelesaikan pendidikan D3 di kota Gudeg, Yogyakarta. Dulu penginnya sih langsung nyambung kuliah setelah lulus D3, karena biaya belum ada aku harus bersabar dulu. Sudah diazzamkan dalam hati untuk membiayai kuliahku sendiri. Setelah dapat pekerjaan tetap keinginan untuk kuliah tambah kuat. Akhirnya baru September 2006 keinginan itu terwujud.

Aku sekarang jadi mahasiswa lagi di sebuah universitas swasta di Jakarta ambil yang kelas malam. Akhirnya merasakan suka dukanya kuliah sambil kerja. Walaupun kalau diukur lebih banyak sukanya dari pada dukanya. Aku bisa tukar informasi seputar dunia kerja dengan teman yang lain. Selain itu menikmati dunia yang berbeda antara kerja dan kuliah.

Aku bersyukur karena teman teman kuliah sangat membantu dalam melewati semester pertamaku. Kompak kalau dapat tugas kelompok, saling share kalau ada pelajaran yang susah. Dukungan mereka sangat terasa saat bulan november desember kemarin aku harus bolak balik dinas dan bolos kuliah. Kalau titip absen sih aku ga pernah, paling banter pinjam kopian materi sama titip tugas yang harus dikumpulkan.

Lebih bersyukur lagi karena lingkungan kerjaku juga mendukung untuk kuliah lagi. Aku diizinkan untuk lembur hanya sehari dalam satu minggu, sesuai dengan jadwal kuliahku. Terlebih lagi jika ada pelajaran yang kurang aku mengerti bisa bertanya pada teman teman sekantor yang lebih expert. Kadang jika ada tugas aku minta dikoreksi dulu sama teman kantor.

Habis mengambil KHS kemarin aku dan teman kuliahku mengadakan perayaan kecil (cuma makan bareng sih...). Yah hitung hitung melepas kangen karena dua minggu ga kumpul bareng. Terimakasih Baskoro, Budi, Harry, Dhani, Eka, Gudhi atas segala bantuannya untuk semester ini. Semoga semester depan kita bisa bareng lagi.

Monday, February 05, 2007

PCPE 2005

Sudah dua tahun lebih komunitas ini terbentuk. Banyak kenangan yang menyertai perjalanan kami sebagai anggota komunitas yang aslinya terbentuk dari 1 Desember 2004. Terutama kenangan kenangan saat pendidikan di Kemang, saat di pesantren di daerah Rancamaya Bogor. Kenangan terindah saat Latsamapta di Sukabumi. Persaudaraan, kekompakan bahkan cinta lokasi terjadi di sana.

Mungkin sudah sepuluh personal dari PCPE 2005 yang sudah tidak bekerja lagi di instansi ini. Ada dua alasan mendasar yang membuat mereka keluar dari tempat kami bekerja. Alasan pertama adalah mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Yudith di freeport, tiga orang ke Pertamina ( Kang Uus, Juang, Ochi ) dan seorang ke Telkom.

Alasan keduanya karena cinta lokasi, trus nikah sesama pegawai. Ada Santi yang nikah dengan Iway, Yuni nikah sama Amir, dan yang terakhir Nadia dengan Ian.

Mudah mudahan keluarnya mereka dari instansi bukan berarti keluar dari komunitas juga. Kita masih tetap bisa silaturahim lewat milist, forum, bahkan kumpul bareng.

Wednesday, January 24, 2007

HANYA SEBUTIR PASIR

Dari sebuah milist...

Para wartawan pernah dibuat terheran-heran oleh Sir Edmun Hillary ketika mereka coba menyelidiki sesuatu yang paling ditakuti oleh penakluk pertama Mount Everest itu. Dalam sebuah wawancara, hillary mengatakan bahwa ia tidak pernah takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun!

"Lalu apa yang anda takuti?" buru seorang wartawan "sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki" jawab Hillary singkat. "why?" "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi lalu membusuk. Tanpa sadar kaki pun tidak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu." lanjut sang penjelajah mengobati rasa penasaran para wartawan.

Hillary tidak pernah takut pada harimau atau binatang buas lainnya karena secara naluriaih binatang buas sebenarnya takut menghadapi manusia. Sedang untuk menghadapi jurang terjal, gunung es, atau padang pasir, seorang penjelajah pasti sudah punya persiapan yang memadai. Tetapi jika menghadapai sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Bahkan cenderung mengabaikannya.

Sebenarnya apa yang dikatakan oleh hillary tentang para penjelajah itu tidak jauh berbeda dengan kita yang sering mengabaikan dosa kecil. Coba saja kita renungkan, berdusta, berburuk sangka, ghibah atau perbuatan tercela lainnya sering kali kita anggap sepele hingga tanpa sadar kita menjadi "˜keterusan"™ melakukan dosa-dosa kecil itu yang lambat laun akhirnya penjadi kebiasaan. Dosa kecil itupun akan menjadi dosa besar yang pada akhirnya akan merugikan diri pribadi dan lingkungan.

Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW sangat meanti-wanti kita untuk tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya melarang kita melupakan amal kebaikan walaupun itu juga kecil. Sesungguhnya tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan taubat nasuha.

bukankah kisah sufi pernah menceritakan bahwa seorang pelacur pun masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil ternyata di mata Allah punya nilai besar karena faktor keikhlasannya. Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.

Terlepas dari dagingnya yang haram atau pun liurnya yang najis, bukankah anjing adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang juga berhak untuk kita tolong?

Buku atau Film?

Kalau ada yang tanya padaku lebih suka mana baca buku atau nonton filmnya? Pasti aku jawab baca bukunya.

Beberapa buku yang pernah aku baca dan aku tonton juga filmnya :
- Gie,Catatan Seorang Demonstran
- Brownies
- Cau bau kan (bener gini gak nulisnya)
- Memories of Geisha
- PadaMu ku bersimpuh

Kenapa aku lebih suka membaca bukunya? Karena penggambaran dalam sebuah buku lebih jelas dari pada nonton filmnya. Detailnya terasa sekali jika menyelami halaman per halaman buku. Mulai dari setting tempat, latar belakang dan alurnya lebih enak untuk dinikmati.

Memang jika buku tersebut divisualisasikan menjadi sebuah film akan lebih berwarna. Tapi sebuah film terkungkung oleh durasi waktu yang harus dipenuhi. Sehingga kadangkala penggambaran terhadap suatu peristiwa terkesan seadanya karena sudah diedit sana sini.

Antara dua alternatif dalam menikmati sebuah karya seni itu (antara film dan buku) memang masing masing mempunyai penggemar sendiri sendiri. Dan saya adalah yang lebih menyukai membaca, walaupun tentu saja alokasi waktu yang dihabiskan untuk menikmatinya lebih panjang. Waktu 1,5 jam cukup untuk menonton film, terkadang 4-6 jam habis untuk membaca buku.

Monday, January 15, 2007

Berdua, Bertiga Jauh Lebih Baik

Akhir tahun 2006 adalah hari hari yang sangat menyita waktuku. Mulai dari dinas ke berbagai kota, acara kantor sampai pekerjaan yang lain. Saat merasakan tumpukan pekerjaan yang bertubi tubi semakin terasa artinya partner dan team work.

Alhamdulillah deadline deadline yang datang di akhir tahun telah dilewati dengan mulus. Keanggotaanku dalam empat tim bisa berjalan lancar. Walaupun kadang harus meninggalkan peranku di tim yang lain saat harus dinas untuk tim tertentu.

Terimakasih buat partner partnerku yang baik hati. Mas Rony, mas Ary, Indra, Teddy, Mizwar, mas Gina, Teh Elis, Maya kalian partner terbaikku. Kualitas kalian memang tidak perlu diragukan. Terimakasih atas kerjasama yang terjalin selama ini. Semoga yang kita hasilkan kemarin dapat berguna untuk semuanya.

Kedekatan kita secara personal yang terjadi akibat interaksi dalam tim kadang membawa persepsi yang salah di mata orang lain. Padahal kita sudah berusaha bekerja secara professional ya? Yah sepanjang masih bisa diluruskan, mari kita luruskan (walau kadang aku ga habis pikir kok ada yang berfikiran seperti itu)

Dari lubuk hatiku yang paling dalam ku ucapkan TERIMAKASIH :) Semoga dimasa yang akan datang kerjasama yang ada di antara kita akan lebih kompak.

Monday, January 08, 2007

Bukan Cinderella....

Ini bukan cerita tentang sinetron apalagi film kartun, yang ingin aku ceritain kali ini adalah kegiatanku Sabtu kemarin. Sudah ada di agendaku untuk akhir pekan ini aku mencari pengganti sepatuku yang rusak. Sekitar abis dhuhur aku ke Blok M Plaza, setelah keliling di toko sepatu jadi bingung. Model sepatu cewek kok jadi tambah aneh ya?? Hak nya mengerikan.. Mungkin ada yang lebih dari 10 cm. Padahal pake hak setinggi itu beban tekanannya melebihi beban yang ditumpu oleh kaki seekor gajah (wah..). Tapi kok banyak yang suka pake sepatu macam itu??.

Balik lagi tentang pencarianku terhadap sepatu. Aku itu suka sepatu yang simpel, tidak berhak tinggi. Dan yang penting lagi nyaman dipakai, soalnya aku lebih sering mobile. Untuk ukuran sepatu karena ukuranku bukan ukuran standar perempuan Indonesia (maksudnya :P) jadi saat melihat-lihat ga bisa langsung nyobain. Rata-rata sepatu yang dipajang di rak nomor 37. Aku pake nomor 39/40 (kadang untuk merk tertentu harus pake 41) dan ukuran-ukuran itu stocknya ga banyak. Agak merepotkan bagi pelayan kalo aku minta bolak-balik diambilin sepatu :). Makanya kalo nyari sepatu aku bisa keluar masuk beberapa toko sepatu. Beruntungnya Bapak dan Arif mau bersabar jika mengantar aku beli sepatu.

Sabtu kemarin aku kurang beruntung,sepatu yang aku suka model dan warnanya tidak ada yang ukuran 40. Ehm... memang bukan Cinderalla :D

Thursday, January 04, 2007

Aku Melangkah Lagi...

Alhamdulillah...
Ada banyak perasaan yang tercampur di dalam hatiku
Lega...
Haru...
Senang...
Syukur...
Bercampur jadi satu menghiasi sujud syukurku


Akhirnya sebuah masalah yang terus aku wacanakan selama empat tahun lebih dapat diterima. Sebuah pikiran yang membebaniku yang merupakan oleh-oleh kepulanganku kemarin agak terangkat. Sebuah deal dan kompromi yang menurutku "besar" akhirnya terwujud.

Malam tadi dengan pelan-pelan aku coba diyakinkan. Selama 15 menit lebih via telepon lobby terjadi. Padahal beliau tahu untuk hal ini aku tidak perlu dilobby lagi. Tapi lobby ini lebih untuk meyakinkan beliau sendiri. Sebuah usaha untuk meyakinkan bahwa keputusan yang beliau ambil merupakan keputusan yang tidak salah. Aku paham, hal ini keputusan yang sangat berat untuk beliau karena ku tau beliau sangat mencintai kami. Dan beliau tidak ingin seorang pun dari kami yang tersakiti.

Tapi sungguh aku sudah ikhlas dari saat pertama wacana ini aku ungkapkan. Dan aku sadar hal ini akan terjadi. Satu hal yang perlu dicatat, apapun yang ada jika dikomunikasikan dengan baik akan ada solusi yang bisa diterima semua pihak. Kadang kita bergumul dengan ketakutan ketakutan yang kita ciptakan sendiri. Padahal ternyata kita terlalu su'udzon dengan orang lain. Kita tidak siap jika orang lain tidak menyetujui apa yang kita inginkan. Dan kadang kala yang terjadi jauh dari apa yang kita kira. Kadang jawaban yang tidak terlintas di kepala kita tiba tiba muncul sebagai jawaban apa yang kita pinta.

Dan akhirnya aku melangkah lagi dengan hati lebih ringan dari kemarin. Selamat datang tahun 2007.

Wednesday, January 03, 2007

Stasiun Kereta

Salah satu tempat yang paling sering aku kunjungi di Tegal adalah stasiun kereta. Bagaimana tidak hampir setiap kepulanganku ke Tegal menggunakan kereta. jadi tempat pertama dan terakhir aku injak adalah stasiun kereta. Stasiun kereta api tegal terletak di depan lapangan PJKA(yang berfungsi juga sebagai pasar malam nya Tegal). Dekat juga dengan gedung SMAku (sekitar 100 m).

Stasiun menjadi tempat yang istimewa bagiku karena di tempat ini terjadi reuni dengan teman temanku, terutama teman SMA yang merantau ke Jakarta juga. Reuni ini terjadi biasanya saat menunggu kereta Fajar Utama dari Semarang. Teman yang sering banget reunian di stasiun kereta adalah aku, pasangan Yuwono & Diana, Kiki.

Namanya juga reunian, jadi pembicaraan kami di stasiun kereta seputar kenangan kenangan manis saat SMA. Kadang juga tentang kabar teman teman SMA sekarang, Si A sekarang kerja di perusahaan X, si B yang nikah sama C, D yang sudah punya anak 2, bla bla bla. Sering kali sampai tidak sadar kita tertawa terlalu keras sampai diperhatikan orang satu stasiun :D (masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah).

Di stasiun kereta itu aku jadi tau kebiasaan teman temanku seputar hantar menghantar. Kalau Kiki pasti bawa pasukan rumahnya mulai Papa, Mama sampai keponakannya ikut mengantar dia di stasiun kereta. Diana dianterin sama Papanya (takut dijahilin calon mantu ya Pak anaknya), kadang juga Papanya menyusul karena ada bawaannya yang ketinggalan di rumah (jaket, oleh-oleh). Pengantar pengantar ini dengan sabarnya menunggu sampai kereta yang membawa anak anak tercintanya berangkat ke Jakarta. Yuwono masih seperti dulu, dia ga dianter siapa siapa (ingat dulu pas SMA ambil rapor aja orang rumahnya ga datang, Papanya Yoga yang ngambilin) .Mungkin kemarin ketemuan terakhir sebelum status Yuwono dan Diana berubah (kabarnya 2 bulan lagi ya? jangan lupa undangannya). Nah kalau aku :) biasanya didrop Uzi atau Arif ke stasiun kereta, sampai di depan stasiun kereta aku ditinggal, hahaha...

Tuesday, January 02, 2007

Idul Adha

Tidak terasa ya hari begitu cepat berganti. Bulan demi bulan berlalu, kadang kita tidak menyadarinya. Akhir bulan yang juga akhir tahun ini aku mudik ke Tegal. Sempat mengalami tragedi kehabisan tiket kereta (padahal sudah beli dari 10 hari sebelumnya tapi ternyata aku salah beli untuk tanggal 30 malam hehehe load kerjaan lagi tinggi jadi pikiran agak error). Akhirnya melobby mas Faisal buat mudik bareng naik bus (makasih mas, jangan kapok ya kalo mudik bareng). Makasih juga ya Jasmine udah minjemin Papanya buat nemenin Tante :)

Alhamdulillah perjalanan lancar, ga macet. Bus sampai di Munjungagung Tegal jam 03.00 dini hari. Begitu turun dari bus aku langsung dikeroyok tukang becak dan tukang ojek. Aku bilang sudah dijemput, akhirnya satu persatu dari mereka meninggalkanku. Beruntung Uzi mau menjemputku, padahal dia paginya masih test di sekolah (makasih banget dek..). Sebenarnya dilematis juga antara dijemput dan tidak. Melihat kondisi tukang becak yang sekarang ini mulai tergusur oleh tukang ojek. Penghasilan mereka yang pas-pasan dan harga sembako yang semakin naik membuatku miris. Tapi jika tidak dijemput ngeri, karena itu orang rumah selalu menjemput.

Sampai di rumah langsung sahur ternyata sudah ditungguin ibu bapak. Tanggal 30 Desember 2006 aku seharian di rumah, hanya keluar sebentar ke toko Mbah. Kemudian bersih-bersih untuk Idul Adha esok harinya.

Akhirnya bisa Idul Adha di rumah, seneng banget rasanya. Tahun kemarin aku lewatkan Idul Adha di Jakarta, ga kerasa Idul Adha. Abis sholat Ied di lapangan kantor trus di kost aja (suasana ga jauh beda dengan hari weekend lainnya). Nah taun ini bisa sholat bareng keluarga di lapangan dekat rumah. Kami bersyukur hari itu tidak hujan, sore harinya sempat gerimis. Setelah melihat penyembelihan hewan korban, rumah berubah jadi warung sate dadakan. Tetangga sekompleks (cuma 4 rumah sih :D ), keluarga Bulik dan temennya Arif gabung jadi satu.

Sekitar jam 11.00 tamu keluarga datang selama hampir dua jam bapak, ibu dan aku menemani mereka. Selama pertemuan pembicaraan banyak didominasi kaum tua. Aku hanya banyak mendengarkan dan menjawab jika ditanya. Setelah mereka pulang aku bergabung lagi di warung sate dadakan.