Wednesday, May 02, 2007

Multitasking

"Makanya Multitasking dong.."
Begitu jawab seorang teman saat aku bilang lagi ga bisa konsen menghadapi ujian tengah semester.
Lagi lumayan banyak kerjaan di kantor.
Lagi ada yang harus dipikirin di rumah.
Lagi siap-siap mo pindahan kamar.

(Ups... kok malah banyak keluh kesah ya??)

Konsep multitasking harusnya tidak hanya berlakukan untuk komputer, mungkin dahulu sebenarnya konsep ini malah diadopsi oleh pembuat sistem operasi dari kehidupan keseharian manusia. Lihat saja seorang ibu bisa memasak sayur, menanak nasi sambil mengendong anaknya (subhanallah, begitu supernya seorang ibu ya).

Nah dengan konsep multitasking harusnya kita bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan yang penting dari konsep ini adalah bagaimana menyelesaikan semua pekerjaan yang dilakukan secara persamaan itu dengan baik. Ataupun jika terdapat salah satu pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan maka tidak akan mengganggu pekerjaan yang lain.

Sebenarnya konsep dasarnya begitu sederhana, tapi dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kadang tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa hal yang membuat pengaplikasian multitasking tidak berjalan dengan lancar adalah kurang bisanya melakukan manajemen prioritas, gagalnya manajemen waktu dan yang terakhir adalah ikut peran sertanya masalah hati dan perasaan.

Kurang bisanya melakukan manajemen Prioritas
Dalam sistem operasi sendiri penyelesaian task task yang ada saja menggunakan prioritas. Ada yang menggunakan prinsip first in first out (FIFO), ada yang memakai last in first out (LIFO), ada juga yang berdasarkan urgensi dari task yang dijalankan.

Begitu pula dalam kehidupan, harusnya segala pekerjaan yang ada kita pasang prioritasnya. Ada yang memang harus cepat diselesaikan karena menyangkut hajat hidup orang banyak, ada yang bisa dikerjakan dua jam lagi. Tapi saat semua terasa urgen bagaimana mensikapinya? Kalau kita telusuri tentanya dibalik yang urgen-urgen itu pasti ada yang paling urgen. Nah kita bisa mengklasifikasikan berdasarkan ke-urgen-an pekerjaan yang ada, atau ada juga orang yang menyusun prioritas berdasarkan deadline yang diberikan pada setiap pekerjaan.

Gagalnya Manajemen Waktu
Kegagalan memanage waktu adalah banyak alasan kenapa multitasking dalam kehidupan sehari hari gagal. Kadang seseorang terlalu terkuras waktu dan energinya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang lain terbengkalai atau kehabisan waktu dan energi saat akan mengerjakan perkerjaan berikutnya. Yang lebih parah lagi jika ternyata waktu yang terbuang adalah untuk pekerjaan yang sebenarnya tidak terlampau penting bahkan malah untuk suatu pekerjaan yang sifatnya hiburan. Mungkin dalam hal ini bisa diistilahkan kebanyakan iklan dibanding film nya. Misalnya sebenarnya kita harus mencari bahan presentasi lewat searching di internet, eh malah banyakan chattingnya dari pada cari bahannya.

Ikut peran sertanya masalah hati dan perasaan
Namanya juga manusia, bukan robot :) jadi kadang multitasking ini terganggu oleh permasalahan hati dan perasaan. Kadang kita mengalami suasana hati yang tidak mengenakan sampai terganggu dalam mengerjakan yang lain. Permasalahan hati dan perasaan bisa menyebabkan konsentrasi bubar, bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali. Alhasil pekerjaan yang harusnya selesai jadi terbengkalai.

Hanya untuk menasehati diri sendiri, syukur syukur bisa dipakai orang lain

No comments: