Friday, July 22, 2005

FLU BURUNG

Jenis penyakit ini sekarang lagi bikin heboh semua orang. Tak kurang dari para petinggi negara-negara di dunia merasa perlu mencari akar masalahnya, sehingga mereka memutuskan 'berkumpul' di Thailand untuk mencari solusi penyakit flu burung (bird flu/avian influenza) yang telah menewaskan sedikitnya enam orang --kebanyakan anak-anak--di kawasan Asia.

Flu burung atau flu unggas adalah penyakit flu yang disebabkan oleh virus yang terdapat pada burung liar. Tidak semua virus pada binatang dapat menyerang manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi (high-pathogenic avian influenza) --dan dapat menginfeksi manusia (zoonosis)-- adalah tipe H5N1 dan H9N2. Galur virus influenza H5N1 ini, hanya ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan tidak ditemukan di negara-negara di luar Hongkong. Namun, dalam perkembangannya, ternyata galur H5N1 itu juga yang menyebabkan kematian manusia di Vietnam pada Januari 2004.

Awalnya, penyakit flu burung ini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas. Flu burung atau sampar unggas (fowl plaque) adalah penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas, meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas air, burung-burung piaraan, hingga ke burung-burung liar. Namun, babi juga dapat tertular flu burung

Gejala pada unggas biasanya adalah bervariasi, bahkan kadang tanpa gejala. Gejala yang umum adalah tanda-tanda pada pernapasannya, seperti bersin, pembengkakan kepala, jengger berwarna biru, bercak merah pada bagian tulang sayap. Juga muncul tanda-tanda saraf seperti tidak dapat berjalan, kepala dan leher berputar-putar. Gejala umum lainnya adalah mencret, penurunan produksi dan makan, serta kematian yang rendah serta tinggi tergantung galur virusnya. Namun, gejala-gejala tersebut sangat umum dan bisa juga disebabkan oleh bakteri, sehingga diagnosis yang meyakinkan sangat dibutuhkan.

Bagaimana penularannya pada manusia?
Penularan dari unggas ke manusia terjadi bila kita melakukan kontak langsung--seperti memelihara atau menyembelih-- dan tinggal di sekitar unggas hidup yang terinfeksi penyakit ini. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Virus ini bisa bertahan dalam waktu cukup lama pada jaringan atau kotoran unggas yang sudah mati, terutama pada temperatur rendah.

Bagaimana gejalanya pada manusia?
Gejala awal seperti flu biasa, bersin-bersin, hidung tersumbat atau ingus meler, dilanjutkan dengan demam yang semakin lama semakin tinggi bisa sampai 39o C, sakit kepala, tenggorokan terasa sakit, napas mulai terasa sesak yang semakin lama semakin terasa berat. Bila diabaikan, tidak segera diobati (ke RS) maka infeksi akan menjalar ke paru-paru sehingga terjadi infeksi paru-paru yang disebut “Pneumonia” dan bisa dikategorikan ke dalam “SARS” yang dapat berakhir dengan kematian.
Dari 18 orang yang terinfeksi flu burung pada 1997 di Hongkong, semuanya melakukan kontak cukup dekat dengan unggas hidup entah itu di pasar atau peternakan.

Bagaimana menghindarinya?
Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi virus ini adalah tidak melakukan kontak dengan unggas hidup dimana wabah flu burung sedang merebak. Kelompok profesi yang berisiko terinfeksi virus influenza burung adalah para pekerja di peternakan ayam, pasar burung dan rumah potong ayam. Anda juga dianjurkan segera mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan ayam, burung atau jenis unggas lainnya.
Keunikan biologi virus influenza adalah kemampuan virus ini mengalami perubahan genetika (genetic reassortment) sehingga mampu menembus species barrier dan terjadilah penularan antarjenis (species) makhluk. Misalnya dari binatang ke manusia.

Sejauh ini belum ada bukti kuat penyakit flu burung menular dari manusia yang terinfeksi ke manusia lainnya. Jadi, seandainya ada penderita flu burung asal Vietnam, Hongkong atau Thailand yang lolos masuk Indonesia, kita mungkin perlu berhati-hati karena penularan penyakit flu burung mungkin saja terjadi antar manusia.

Salah satu cara pencegahan yang dianjurkan oleh WHO adalah dengan melakukan vaksinasi influenza, program ini telah dicanangkan oleh BASF mulai dari Jerman sampai ke Indonesia. Di Indonesia kita telah melakukan program vaksinasi ini dua tahun berturut turut, oleh karena masa imunnya vaksin ini hanya satu tahun maka disarankan untuk tahun ini kita melakukan lagi vaksinasi yang serupa, sehingga kita tidak perlu lagi merasa cemas akan tertular flu burung.
Pada kasus yang terjadi di Hongkong kebanyakan menyerang anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di pemukiman kumuh di sekitar peternakan ayam, pasar ayam, atau para pekerja di peternakan ayam dan rumah potong ayam.

Untuk memberantas penyakit ini harus melalui tindakan stamping out, yakni membunuh semua ayam pada peternakan terserang, disertai desinfeksi kandang

No comments: