Beberapa hari yang lalu aku telepon temenku
Aku (A) : Assalamu'alaikum
Temen (T) : Wa'alaikumsalam
(A) : ini nia, de'.Pa kabar?
(T) : Alhamdulillah baik Mba.. Suaranya kok beda?
(A) : Oh iya,biasa kalo pagi gini, belum konser soalnya, agak bindeng kan?
(T) : Iya mba, gimana udah dapat izin Bapak buat pergi ke Bandung kan?
(A) : Izin ke Bapak? buat apa ya?
(aku mulai mikir, jangan-jangan...)
(A) : Tunggu-tunggu, yang nelpon kamu nia yang mana hayo?
(T) : Aduh mba, ini mba nia yang di jakarta ya. Aku kira mba nia kudus
(A) : Pantesan nanya izin Bapak segala,he he...
Di kesempatan lain, CDMA ku berdering, aku liat nama teman kantorku disana
(A) : Assalamu'alaikum kang
(T) : Wa'alaikumsalam, Lagi dimana?
(A) : Lagi di kost, ada apa ya?
(aku heran karena hari itu hari libur, dan aku tidak sedang ada kaitan pekerjaan dengan temanku)
(T) : Oh ga da apa2, cuma nanya kabar aja
(Nah lho... aku jadi bingung)
Beberapa hari kemudian aku ketemu seorang perempuan di musholla kantor yang ternyata istri dari teman yang menelpon aku. Pas kenalan aku tanya, "punten nama teteh siapa ya?" dia jawab "nia".
Pas ketemu yang nelpon aku bilang " Kang kemarin itu salah telepon ya?"
Akhirnya aku tahu sebenernya temenku itu mau nelpon istrinya, tapi salah nelpon ke aku.
Kejadian-kejadian di atas cuma contoh kecil dari salah telpon yang aku alami. Ada yang lebih parah, ketika orang yang nelpon aku ngotot kalo aku adalah nia yang dimaksud. Padahal aku sudah jelaskan kepada dia kalo dia tuh salah nelpon orang.
No comments:
Post a Comment