Tidak terasa ya hari begitu cepat berganti. Bulan demi bulan berlalu, kadang kita tidak menyadarinya. Akhir bulan yang juga akhir tahun ini aku mudik ke Tegal. Sempat mengalami tragedi kehabisan tiket kereta (padahal sudah beli dari 10 hari sebelumnya tapi ternyata aku salah beli untuk tanggal 30 malam hehehe load kerjaan lagi tinggi jadi pikiran agak error). Akhirnya melobby mas Faisal buat mudik bareng naik bus (makasih mas, jangan kapok ya kalo mudik bareng). Makasih juga ya Jasmine udah minjemin Papanya buat nemenin Tante :)
Alhamdulillah perjalanan lancar, ga macet. Bus sampai di Munjungagung Tegal jam 03.00 dini hari. Begitu turun dari bus aku langsung dikeroyok tukang becak dan tukang ojek. Aku bilang sudah dijemput, akhirnya satu persatu dari mereka meninggalkanku. Beruntung Uzi mau menjemputku, padahal dia paginya masih test di sekolah (makasih banget dek..). Sebenarnya dilematis juga antara dijemput dan tidak. Melihat kondisi tukang becak yang sekarang ini mulai tergusur oleh tukang ojek. Penghasilan mereka yang pas-pasan dan harga sembako yang semakin naik membuatku miris. Tapi jika tidak dijemput ngeri, karena itu orang rumah selalu menjemput.
Sampai di rumah langsung sahur ternyata sudah ditungguin ibu bapak. Tanggal 30 Desember 2006 aku seharian di rumah, hanya keluar sebentar ke toko Mbah. Kemudian bersih-bersih untuk Idul Adha esok harinya.
Akhirnya bisa Idul Adha di rumah, seneng banget rasanya. Tahun kemarin aku lewatkan Idul Adha di Jakarta, ga kerasa Idul Adha. Abis sholat Ied di lapangan kantor trus di kost aja (suasana ga jauh beda dengan hari weekend lainnya). Nah taun ini bisa sholat bareng keluarga di lapangan dekat rumah. Kami bersyukur hari itu tidak hujan, sore harinya sempat gerimis. Setelah melihat penyembelihan hewan korban, rumah berubah jadi warung sate dadakan. Tetangga sekompleks (cuma 4 rumah sih :D ), keluarga Bulik dan temennya Arif gabung jadi satu.
Sekitar jam 11.00 tamu keluarga datang selama hampir dua jam bapak, ibu dan aku menemani mereka. Selama pertemuan pembicaraan banyak didominasi kaum tua. Aku hanya banyak mendengarkan dan menjawab jika ditanya. Setelah mereka pulang aku bergabung lagi di warung sate dadakan.
No comments:
Post a Comment