Wednesday, June 27, 2007

Superhero Juga Manusia

Yup, judul diatas adalah sebuah kesimpulan besar setelah aku nonton 2 film tentang Super Hero, yaitu: Spiderman 3 dan Fantastic 4. Walaupun mungkin judul tersebut diprotes karena tidak semua superhero adalah manusia.

Ada tarik menarik antara sisi hitam dan putih dari diri sang superhero menjadi sebuah suguhan yang menarik. Tengoklah ketika Sang Spiderman mengalami pergulatan batin antara dendam kepada pembunuh pamannya dan kasih sayang kepada kaum lemah. Pun ketika pada saat Spiderman harus memilih kostum hitam (yang mewakili rasa dendamnya itu) dengan kostum merah biru.

Rasa sombong pun bisa menjangkiti si superhero. Saat Spiderman dielu-elukan oleh semua warga dia merasa menjadi pahlawan besar sehingga dia lengah dan akhirnya mudah untuk dilemahkan oleh musuh.

Film Fantastic 4 diawali dengan peristiwa yang lebih dramatis lagi. Sebuah pesta pernikahan yang gagal karena tiba-tiba muncul benda luar angkasa yang akan menabrak bumi. Kegagalan pernikahan itu membuat keragu-raguan di dalam hati mempelai perempuan (maklum kegagalan tersebut bukan kali pertama tapi ketiga kalinya). Ragu apakah akan terus menjadi penolong sesama atau menjalani hidup seperti orang biasa.

Dari dua film tersebut kita bisa lihat bahwa Superhero pun merasakan keraguan, konflik batin, angkuh, kekecewaan selayaknya manusia biasa. Dan sebuah kesimpulan besar setelah menonton dua film ini adalah setiap manusia bahkan superhero sekalipun mempunyai pilihan. Dan yang menentukan pilihan mana yang akan diambil adalah diri kita sendiri.