Wednesday, April 26, 2006

Kisah Empat Lilin

Ada 4 lilin yang menyala,

Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata:
"Aku adalah Damai."
"Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"

Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
"Aku adalah Iman."
"Sayang aku tak berguna lagi."
"Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."

Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
"Aku adalah Cinta"
"Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala."
"Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna."
"Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya."

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.

Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
"Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

" Akulah H A R A P A N "

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita....dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

Monday, April 24, 2006

B R O W N I E S

Waah... ada oleh-oleh dari yang baru dinas ke Bandung nih. Tentunya makanan berwarna coklat yang bernama Brownies tidak ketinggalan, karena brownies kukus merupakan oleh-oleh khas dari Bandung. Sejarah dari brownies sendiri ada berbagai versi, salah satunya adalah Brownies ditemukan oleh seorang Dosen pada tahun 1890-an. Saat itu sang dosen sedang mempraktekan membuat kue tapi kue itu tidak mengembang alias bantat. Karena tidak mau malu di depan mahasiswanya dosen itu mengatakan bahwa kue yang dibuatnya adalah kue jenis baru yang dia namakan Brownies.


Ngomong-ngomong tentang brownies, nama kue yang manis ini diangkat menjadi judul sebuah film layar lebar beberapa taun yang lalu. Pemerannya Marcella Zalianti. Aku pernah nonton filmnya, pas ditayangin di sebuah televisi swasta sih (soalnya males banget klo nonton di bioskop, temen-temenku ga punya selera yang sama). Kemarin temanku bawa novelnya, yah kaya script film Brownies. Lumayan buat bacaan sambil nunggu teman yang ngajak ketemuan di daerah Menteng (hampir setengah novel ini aku abisin waktu menunggumu lho...).

Film Brownies menceritakan tentang lika-liku kehidupan Mel seorang eksekutif muda yang merasa hancur seluruh hidupnya karena ditinggal Djoe, tunangannya. Menceritakan bagaimana Didi dan suaminya berusaha membantu sahabatnya (Mel) untuk bangkit lagi. Di situ hadirlah Are, seorang novelis yang membuka sebuah toko buku (mirip Cafe konsepnya). Si Are ini seorang yang pandai membuat brownies, sedangkan Mel walaupun beratus-ratus kali mencoba membuat kue itu tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Dari brownies inilah kisah mereka teruntai....

Ehm... aku jadi ingat kemarin pas ngumpul di Kaliurang-Jogja, brownies sempat muncul di pembicaraan kami. Brownies mengingatkan kami pada seorang sahabat yang sekarang sudah menjadi seorang umi. Dulu dia sering membuatkan kami brownies kalo mudik ke kampung halamannya. Seorang sahabat yang terus terang kami kangen kamu.

Dan di film Brownies ini aku menemukan arti namaku yang lain. Penasaran?? liat aja filmnya lagi atau baca novelnya ^-^

Wednesday, April 19, 2006

Matahari Odi bersinar karena Maghfi


Aku tertarik buku ini setelah membaca sebuah ceritanya di blog Taqin. jadi pas jalan-jalan di Islamic Book Fair kemarin langsung beli. Buku ini merupakan karya Neno Warisman yang kedua, setelah buku pertamanya yang bertajuk "Izinkan Aku Bertutur". Membaca buku ini benar-benar seperti mendengar cerita dari Mbak Neno ( betul kata M. Fauzil Adhim dalam pengantarnya.Empat jam menjelajahi halaman demi halaman buku "Matahari Odi bersinar karena Maghfi" serasa berada di rumah Mbak Neno. Sebenarnya buku ini berkisah tentang interaksi sang Bunda ( Neno warisman ) dan ketiga anaknya ( yang juga sebagai ilustrator isi buku bunda nya ) Giffari Zaka Waly ( Giff ), Maghfira Izzani Maulani ( Maghfi ) dan Raudyatuzzahra Ramadhani ( Odi ) , ada 24 judul berbeda di dalamnya dan isinya di kemas dalam tulisan seolah-olah si pembaca sedang penonton opera keluarga. Tempat kejadian "opera" itu pun bervariasi ada di ruang tamu, tempat tidur, bahkan dapur.

Saya akui buku ini memang buku pengasuhan anak yang menggetarkan. Ada banyak keteladanan dan hikmah yang ada didalamnya. Benar-benar salut dengan cara mendidik yang dipakai oleh mbak Neno. Cara berinteraksinya, bagaimana berdiskusi dengan anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah (yang kadang tidak pernah terlintas dalam benak kita) dan yang lebih hebat lagi bagaimana menghadirkan dan melibatkan Allah dalam setiap momen, melandasi aqidah anak sedari kecil dengan mengoptimalkan masa ”Golden Age”nya. Yang jelas membaca buku ini bisa bikin mupeng dan membuatku smakin sadar bahwa jadi ibu itu perlu ilmu. Kayaknya 2 buku selanjutnya wajib ditunggu nih (buku ini bagian dari trilogi)

Nah coba apa yang mereka bilang di pengantar buku ini
“Mbak Neno, selalu saja ada yang membuat saya harus menangis, berfikir dan menerawang tentang alangkah masih kurangnya saya belajar menjadi orangtua setiap kali saya baca tulisan2 Njenengan. Di buku ini saya merasakan setiap tulisan benar-benar berbicara, hidup dan menyentuh…”
( Mohammad Fauzil Adhim, penulis, kolumnis parenting Majalah hidayatullah )

“..buku karya Neno Warisman ini benar-benar cocok di baca oleh siapa saja yang ingin menghadirkan kegembiraan, ketakjuban dan cinta ! bahasanya mengalir indah, mengesankan dan materinya memuat sesuatu yang dapat melangitkan jiwa…”
( hernowo , penulis 23 buku )

‘ ..Kumpulan cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman langsung Neno dalam mendidik anak-anaknya ini memberikan masukan yang sangat berharga bagi para orangtua dan terasa sangat menyejukkan..” (Astri Ivo, ibu)

Thursday, April 06, 2006

Servlet dan JSP

Definisi Servlet
Java Applet merupakan aplikasi yang telah terkenal, client melakukan download terhadap applet lewat web browser. Begitu telah sampai dibrowser kemudian dijalankan oleh Java Virtual Machine di web browser tersebut. Java applet adalah solusi untuk sisi client sementara servlet semacam applet disisi server.
Sehingga servlet bisa didefinisikan :
1. Servlet serupa applet, hanya berjalan di server bukan di browser.
2. Servlet adalah fasilitas pengembangan aplikasi independen dan interaktif.
3. Servlet merupakan metode aman pengolahan transaksi informasi yang dimiliki client dengan SSL (Secure Socket Layer transmisi data).
4. Servlet menuruni fitur-fitur yang dimiliki J2EE.
5. Servlet bertumpu pada komponen guna ulang cross platform yang disebut JavaBeans dan EJB.Kebutuhan untuk menjalankan sebuah servlet adalah:
• Web Server yang mendukung servlet API
• Client yang meminta layanan yang disediakan oleh servlet

Manfaat dan Keunggulan Java Servlet
Karena servlet dieksekusi di server, isu-isu keamanan di applet menjadi tidak ada. Dengan cara ini membuka banyak peluang yang tidak mungkin atau sulit dilakukan oleh applet, misalnya:
1. Komunikasi dengan sistem lama lewat CORBA, RMI, socket dan native cell dapat dilakukan
2. Web Browser tidak berkomunikasi secara langsung dengan servlet, servlet dieksekusi oleh web server yang berarti jika web server telah aman di belakang firewall, maka servlet telah aman.


Sedangkan keunggulan servlet jika dibandingkan dengan CGI:
1. Servlet adalah persistent
2. Servlet berjalan secara cepat
3. Servlet adalah platform independen
4. Servlet mudah diperluas
5. Servlet adalah aman
6. Servlet dapat digunakan dengan beragam client

Mekanisme Pelaksanaan Servlet
1. Client (biasanya web browser) membuat permintaan lewat HTTP
2. Web server menerima dan melewatkan ke servlet. Jika servlet belum dimuat ke memori web server akan memuatkan ke Java Virtual Machine dan akan mengeksekusinya
3. Server menerima permintaan HTTP dan melakukan pengolahan
4. Servlet akan mengirimkan tanggapan ke web server
5. Web server akan meneruskan tanggapan ke client

JSP
JSP merupakan perluasan teknologi Java Servlet. JSP adalah teknologi yang mengkombinasikan HTML dengan java untuk membangun halaman web dinamis. Karena JSP dibangun di atas java dan HTML, teknologinya tidak dibatasi suatu platform atau server spesifik.

Arsitektur JSP
Komponen JSP:
1. Web server adalah perangkat lunak yang menerima permintaan dan mengirim informasi balik , jawaban yang akan ditampilkan browser.
2. Container adalah perangkat lunak yang menyimpan file JSP, servlet, mentransformasikan file JSP menjadi servlet, mengkompilasi dan menjalankan servlet untuk menghasilkan HTML.

Mekanisme Kerja JSP
1. Web server mengirimkan permintaan satu halaman JSP
2. Web server mengenali file .jsp di URL yang diminta browser, mengindikasikan sumber daya yang diminta adalah halaman JSP, dan harus ditangani JSP engine
3. Halaman JSP itu kemudian diterjemahkan menjadi java class yang kemudian dikompilasi menjadi servlet. Penerjemahan dan kompilasi hanya dilakukan sekali saat JSP pertama kali dipanggil atau saat terjadi perubahan JSP.

Ehm... ini ringkasan PMK ku buat knowledge sharing besok

Saturday, April 01, 2006

Alhamdulillah Masih Rezekiku

Kamis, 30 Maret 2006 jam 19.10
Pesawat landing jam 19.10 waktu Jakarta, karena masih dalam satu wilayah waktu (WIB) ga ada perbedaan waktu antara Medan-Jakarta. Sepanjang perjalanan tadi sempat ada beberapa goncangan kecil karena cuaca tidak begitu bagus. Tapi alhamdulillah pesawat bisa landing dengan mulus.Ada sedikit kegaduhan sehabis landing, seorang ibu beserta anaknya akan melanjutkan perjalanan ke Solo karena pesawat terlambat 10 menit ibu itu panik. Akhirnya kejadian tersebut dikomunikasikan dengan bandara sehingga ibu tersebut bisa terbang ke Solo.

Kamis, 30 Maret 2006 jam 19.30
Pak Bangir, Mas Rizki, Bu Ina, Maya & aku ikut antri mengambil bagasi. Disitu kita bertemu dengan Teh Elis & suami.Setelah menunggu beberapa menit satu-satu barang bawaan kami muncul. Tapi tasku dan tas bu Ina belum muncul juga.Emm... kemana ya tas kita? kata Bu Ina. Beberapa saat kemudian tas Bu Ina dibawa oleh pegawai bandara karena rupanya tas tersebut masuk ke bagasi penumpang Eksekutif. Trus dimana tasku ya???

Kamis, 30 Maret 2006 jam 20.00
Akhirnya aku melapor di bagian Lost&Found Garuda. Setelah melengkapi berkas pengaduan kita diberikan dua opsi menunggu pesawat berikutnya dari Medan yang landing jam 21.00 barangkali tasku tertinggal di Polonia trus dibawa mereka. Atau langsung pulang, menunggu info selanjutnya dari Garuda.Aku memilih opsi pertama, ditemani Bu Ina aku menunggu pesawat berikutnya. Sementara teman-teman yang lain pulang lebih dahulu karena sudah dijemput keluarganya.

Kamis, 30 Maret 2006 jam 21.15
Pesawat Garuda selanjutnya dari Medan landing lima belas menit yang lalu, bagasi penumpang baru keluar.Aku tetap menunggu untuk mengambil bagasi. Mudah-mudahan tasku terbawa di pesawat ini, do'aku dalam hati.Ternyata sampai tas terakhir diambil tasku tidak muncul juga. Akhirnya aku pulang pakai Damri ke arah Gambir trus turun di hotel Milenium.

Kamis, 30 Maret 2006 jam 22.20
Sampai di kost. Tumben ruang tengah masih rame. Ada Mba Yuni, Nana, Mba Meiwa lagi nunggu makan malam yang dibeliin Mba Ras. Aku keluarkan dari kardus oleh-oleh untuk teman kost: Bolu gulung Meranti & Manisan Jambu. Nana heran melihat aku lesu banget, Teman kostku yang juga temen SMA-ku dulu ini menanyakan sebabnya. Akhirnya aku cerita kalo tasku belum ketemu. Isi tas itu sih ga banyak, hanya baju yang dipakai selama di Medan, sepatu, oleh-oleh untuk adik-adiku. Sedangkan oleh-oleh untuk teman kost dan kantor memang dipisah di kardus kecil. Yah... kalo tas itu dan isinya masih rezekiku ya pasti kembali

Jum'at, 31 Maret 2006 jam 07.00
Hari ini aku dapat giliran untuk piket. Memang pemerintah menetapkan hari ini sebagai libur bersama, tapi instansi tempat aku bekerja masuk terbatas, dan bagianku termasuk bagian yang tetap masuk. Tidak semua orang yang masuk hari ini, cuma ada 9 orang yang lembur. Tiga orang di Project Office, 5 orang timku dan 1 orang dari tim EDW. Kantor sepi, bisa buat main bola kali.

Jum'at, 31 Maret 2006 jam 10.20
Aku hubungi lagi ke bagian Lost&Found Garuda, menanyakan kabar tasku. Belum ada kabar dari Medan mba, kata bapak yang bertugas di seberang sana. Aku tanyakan SLA mereka untuk kasus semacam aku, beliau bilang kalo samapi 14 hari belum ketemu maka aku bisa mendapatkan ganti rugi.

Jum'at, 31 Maret 2006 jam 11.30
Bu Ina telpon ke kantor, "De, tasmu masih di Medan lagi diurus sama Edwin, nanti dia fax nomer tag tasmu. Tasmu ikut penerbangan kayak kita kemarin. Kalo sudah terima fax-nya kabari aku ya, trus kamu telpon ke garudanya biar tasmu dianter ke kantor". Ga lama fax dari bang Edwin aku terima, aku langsung telpon ke Garuda dan mendapat kepastian bahwa tasku bisa diantarkan.

Jum'at, 31 Maret 2006 jam 21.40
Hp-ku berdering ternyata pihak Garuda yang menelpon mau mengantarkan tas. Akhirnya aku beritahu jalan menuju kost-ku.

Jum'at, 31 Maret 2006 jam 22.30
Alhamdulillah tasku sampai ke genggamanku lagi. Terima kasih pada pihak Garuda.

Senin, 3 April 2006
Bu Ina cerita kalo tasku kececer di boardingnya garuda, trus kebawa sama orang. Orang itu melihat identitasku dari Al Quran kecil yang aku bawa, kemudian menelpon travel yang kita pakai. Pihak travel menghubungi Bang Edwin, dan Bang Edwinlah yang mengurus ke Garuda Medan. Makasih banyak ya Bang....