Monday, January 30, 2006

37 Jam di Tegal

27 Jan'06 18.30
"Cepet-cepet keburu ketinggalan kereta", kata mas Ijul (jadi inget film Pacar Ketinggalan Kereta :) ). Kita bertiga bergegas ke stasiun. Aku & mas Faisal satu kereta tapi beda gerbong, mas Ijul pake senja Solo. Mereka berdua memang pelanggan setia KA karena setiap jum'at malam menggunakan jasa transportasi ini untuk menemui istri tercinta. Mba Nana, istri mas Ijul di Purwokerto, sedangkan istri mas Faisal di Pemalang.
27 Jan'06 20.00
Kereta meninggalkan stasiun senen. Gerbong sudah penuh dengan penumpang, maklum hari senen kan "harpitnas" mungkin banyak orang yang langsung mbablas :)

28 Jan'06 02.00
Akhirnya kereta nyampe juga di Stasiun Tegal,telat 2 jam dari jadwal (kayak nyanyian Iwan Fals aja). Tengok kanan kiri nyari jemputan, setelah ketemu langsung pulang. Sebenarnya kasian juga adeku, dia juga baru nyampe di Tegal jam 10 malem tadi istirahat bentar trus langsung jemput aku. Sampe rumah langsung ngobrol ma ibu bapak sambil nemenin ibu makan (makan malem apa makan pagi ya?? sbenernya males makan tapi ibunda tercinta sudah menghidangkan makanan akhirnya makan juga).Obrolan pagi buta ini membahas tuntas peristiwa si adek kecil awal Januari.

28 Jan'06 10.00
Kata sepakat terwujud juga, setelah dilakukan perundingan lewat sms akhirnya disepakati untuk menyewa Taxi. Arif, Prio & Diana (temen-temen SMA) masih kejebak macet di daerah Losari. Mereka dari Jakarta naik bis, sempet stag di daerah Indramayu karena banjir.

28 Jan'06 12.00
Agenda kepulanganku kali ini untuk menghadiri walimatul ursy temen SMA-ku Taryono (walaupun ga pernah sekelas tapi lumayan deket) & kakak angkatan Mas Eka. Otoy & Mas Eka dulu pernah aku repotin pas bolak-balik psikotes & pengetahuan umum di UI nyiapin penginapan buatku. Dapat undangan via sms dari Otoy (panggilan kesayangan temen SMA buat Taryono) tgl 22 Jan kemarin trus koordinasi lewat chat n sms janjian barengan. Aku dijemput jam 12 lebih. Se-Taxi berlima Aku, Arif, Prio, Diana & Wiwid (temen kuliah Otoy), berenam dengan supir taxi-nya. Untung badannya pada sick pack(ga mau klo dibilang kurus) smua jd berempat di jok belakang pun muat :). Keadaan kita bukan kayak orang yang mau kondangan. Baju berbasah-basah ria(dari semalam hujan ga berhenti), mereka berempat lebih parah lagi, belum sempat istirahat setelah melakukan perjalanan 15 jam Jakarta-Tegal.
Perjalanan ke resepsinya Otoy di daerah Jatibarang Brebes sekitar 1 jam. Sepanjang jalan masih hujan. Sampai disana ketemu Mas Anggi & calonnya (bu dosen di Brawijaya) dan Mas Idris.

28 Jan'06 14.00
Dari tempat Otoy kita langsung ke rumah Mas Eka. Sebenarnya acara resepsinya hari Senin, karena kita semua ga dapet cuti, Senin harus balik kerja lagi jadi kita langsung ke sana hari Sabtunya. Aku dianterin pulang ma Mas Anggi, Mba Dewi & Arif. Kebetulan rumahku cuma berjarak 300 m dr tempatnya mas Eka.

29 Jan'06 10.00
Berangkat ke stasiun Tegal diboncengin adeku. Tetep harus pake jas hujan karena hujan terus berlanjut.

29 Jan'06 12.00
Dapat kabar dari petugas stasiun klo kereta masih berada di Stasiun Tawang Semarang. Akhirnya aku putuskan untuk main dulu ke Pasific Mall, sekaligus makan siang. Putar-puter di Mall sejam lebih kita balik lagi ke stasiun.

29 Jan'06 15.20
Ah... kereta Fajar sampe juga di Stasiun Tegal (masih relevan ga disebut kereta fajar?? ). Setelah menunggu hampir tiga setengah jam kereta meninggalkan Tegal. Dapat informasi dari mas Wibi yang duduk di sebelahku Semarang banjir bandang. Stasiun keretanya kayak kolam renang.

29 Jan'06 20.30
Alhamdulillah sampe di stasiun Senen

Tahun Baru 1427 Hijriah

Alhamdulillah beberapa menit yang lalu kita sudah melewati pergantian tahun 1427 Hijriah. Waktunya kita mengevaluasi kembali apa yang telah kita kerjakan dan merencanakan untuk tahun baru ini. Tahun 1426 H ada beberapa targetku yang tidak tercapai, artinya tahun ini aku harus re-schedulling, lebih mempersiapkan diri dan memaksimalkan apa yang ada. Mudah-mudahan setelah 'peristiwa' yang menyita pikiran, waktu, tenaga dan financial itu aku dan keluarga bisa lebih merapatkan barisan. Menjadi lebih memahami satu sama lain. Dan mudah-mudahan 1427 H menjadi tahun yang penuh harapan.
Ada sebuah sms balasan dari temanku saat aku mengirimkan ucapan taun baru:
"Taun baru hanya sekedar pergantian waktu dan kalender yang sama dengan seperti hari-hari yang lain jika tanpa pemaknaan dan ghiroh. Semoga di taun-taun mendatang semakin dekat pada izzatul islam wal muslimun yang kita rindukan. Met ganti hari, bulan dan tahun..."

Seiring pergantian tahun, sebuah do'a terucap

Ya Allah, Engkaulah Dzat yang kekal abadi, sedia ada Nya.

Dengan anugerah Mu lah dan kemurahan Mu lah Dzat Yang Maha Agung, kami menggantungkan nasib.

Kini tahun baru telah tiba, kami memohon kepada Mu perlindungan sepanjang tahun ini, dari segala godaan syetan dan jin, berilah pertolongan untuk menghindarkan diri dari gangguan-gangguan nafsu yang mengajak melakukan kejahatan.

Dan bimbinglah kami dengan segala yang dapat mendekatkan kami kepada Mu wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Mulia
Amin...

Thursday, January 26, 2006

Kejutan Pagi

Hari ini aku dapat kejutan manis dari temanku. Pagi tadi, sekitar jam 8 aku ada di mejaku sedang memeriksa pekerjaan yang harus dilakukan hari ini. Tiba-tiba Yunianto menghampiri mejaku, dia langsung memberi map dengan label segera. Karena ada label segera aku menanyakan map itu untuk siapa. Ternyata map itu untukku. Aku pikir ada memorandum yang harus segera ditindaklanjuti, atau undangan rapat mendadak. Setelah aku buka ternyata formulir perubahan status dari DSDM. Thank's Yun, do'anya aja.

Temen se-timku juga dapet kejutan yang sama. Dia bilang sudah dapet bulannya. May katanya. Yah May be Januari, May be Februari, May be Maret ....... May be Desember

Friday, January 13, 2006

======Akhir Kisah Pak Jana======

Siang tadi ba'da sholat Jum'at aku dikejutkan oleh berita yang dibawa mas Gin. "Nia, tolong cek ke bawah deh, aku tadi di lift denger berita Pak Jana meninggal". Aku tetep ga percaya, sebelum menggangkat telepon aku bilang " Ah yang bener mas? Orang tadi pagi masih sehat kok. Yang meninggal bapaknya Pak Jana apa Pak Jana-nya?". Setelah telepon ke bawah baru dapat ketegasan klo Pak Jana bener-bener sudah meninggal. " Innalillahi wa inna Ilaihi rojiun..."
Pak Jana adalah Outsoursing di tempatku bekerja. Beliau merupakan teknisi jaringan komputer dan telepon. Selain itu beliau juga berjualan nasi uduk untuk sarapan. "Ibu udah sarapan bu?" begitu sapanya sambil menawarkan dagangan setiap melewati mejaku. Beliau sangat ditunggu warga UKMI pada jam sarapan. Dengan singkatan-singkatan di box nasi yang sudah familiar seperti PTR ( nasi putih + teri), DG( nasi kuning + daging), TB ( nasi kuning + telur bulat), dan bihun goreng beliau menghampiri meja kami. Beliau terkenal dengan penjual yang selalu tersenyum ramah.

Dari cerita Bang Roja yang kebetulan tetangga Pak Jana terlihat bahwa Pak Jana dimudahkan meninggalnya oleh Allah. Pagi hari sudah merasa ga enak badan (agak pusing kepalanya) tetapi tetep masuk kantor. Malah beliau juga berdagang sampai ke lantai 10. Sebelum Jum'atan beliau pamit pulang. Sampai di rumah tiduran setelah makan bubur yang dibelikan anak bungsunya. Kemudian meminta sang istri untuk menemani, sebelum tidur beliau berwasiat kepada istrinya untuk selalu sabar dan bertawakal kepada Allah. Tidur selama 10 menit, terdengar suara seperti mendengkur, beliau melafazkan kalimat Thoyibbah dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir.Subhanallah... Semoga segala amal kebajikan beliau diterima oleh Allah.

Monday, January 02, 2006

Terima kasih Sahabat

Di sebuah negara di Eropa sana ada sesuatu yang mengejutkan pernah aku baca dalam satu artikel, disana ada macam-macam jasa rental termasuk rental yang menyediakan orang yang mau mendengar keluh kesah kita. Bayaran untuk jasa rental tersebut juga lumayan mahal. Aku merasa beruntung mempunyai sahabat-sahabat yang bersedia membantuku. Sahabat yang menjadi tempatku mendengar dan didengar. Sahabat seolah tidak bisa terlepas menghiasi bagian-bagian dari perjalanan hidupku.
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan
Dialah ladang hati, yang dengan kasih kau taburi
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu
Sebuah pendiangan demi kahangatan sukmamu

Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan
Dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian
Bila dia bicara, menyatakan pikirannya
kau tiada menakuti bisikan "tidak" di kalbumu sendiri
Pun tiada kau takut melahirkan kata "ya"

Dan bilamana ia diam terbungkam tanpa bicara
Hatimu tiada 'kan henti, mencoba menangkap bahasa hatinya
Dalam rangkuman persahabatan, tanpa kata
segala pikiran, harapan dan keinginan
dicetuskan bersama dan didukung bersama
dengan sukacita yang utuh pun tiada disimpan

Di saat berpisah dengan teman,
kau tiada 'kan berdukacita
Sebab apa yang paling kaukasihi darinya
amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan
Sebagaimana sebuah gunung, nampak lebih agung
dari tanah ngarai daratan

Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya kejiwaan
Sebab kasih yang mau mengandung pamrih
diluar misterinya sendiri, bukanlah kasih
namun jaring yang ditebarkan
hanya akan menangkap yang tiada diharapkan

Persembahkanlah yang terindah demi persahabatan
Jika ia harus tahu musim surutmu
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu
Sebab, siapakah sahabat itu, hingga kau hanya mendekatinya
untuk bersama sekedar akan membunuh waktu
Carilah ia, untuk bersama, menghidupkan Sang Waktu
Sebab dialah orangnya untuk mengisi kekuranganmu
bukannya untuk mengisi keisenganmu

Dan dalam kemanisan persahabatan
biarlah ada tawa riang kegirangan
berbagi duka dan kesenangan
Sebab dari titik-titik kecil embun pagi
hati manusia menghirup fajar hari
dan mencerminkan gairah tegar kehidupan
(Kahlil Gibran)


Terimakasih teruntuk sahabatku Nono, dengan sepenuh hati ikut menjaga bapak di rumah sakit pasca operasi. Terimakasih karena telah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri. Punten banget kemarin ga sempet mampir. Cuma sempet ketemu Ibu dan Masmu di Kuliah Dhluha. Jazakillah khairon katsiro...