Wednesday, October 12, 2005

Happy Milad Brother

Hari ini dua adekku lagi Milad. Arif Budi Susanto (Arif, sekarang milad yang ke-22) dan Rahman Fauzi (Uzi, milad yang ke-15). Waktu berjalan begitu cepat, kayaknya baru kemarin Arif merengek minta dibeliin mobil-mobilan (hadiah miladnya) pas bapak dan ibu berangkat periksa kehamilan dan ibu harus diopname karena harus melahirkan Uzi secepatnya akibat air ketubannya hampir kering.

Arif adalah adek sekaligus teman apa saja buatku. Mulai dari teman berantem (dulu sih waktu masih kecil :P), teman sabung (pas sama-sama di TS), teman curhat, teman main. Walaupun selisih cuma setahun denganku banyak yang mengira aku adeknya. Maklum dari segi postur dari kecil aku memang kalah jauh sama dia. Apalagi dia lebih dulu kerja (aku masih kuliah, dia udah kerja). Hobbinya ngotak-atik motor, sekarang dia kerja di perusahaan motor di kawasan Sunter. Suka banget yang namanya musik, sampe tetangga tau klo ada musik kedombrangan di rumah berarti Arif lagi pulang. Dia punya grup band pas di STM, waktu itu pegang Bass. Walaupun cowok dia jago bikin kue, dulu klo aku mo balik ke jogja pasti dibikinin sama dia 2 loyang kue bolu berbentuk daun waru yang ditaburi ceres.

Klo Uzi deket denganku dari kecil. Mulai dari nganterin dia ke dokter, nganterin dia piknik pas TK, sampai ngambilin raport. Kadang aku lupa mau gandeng dia klo jalan bareng, ingatnya dia masih 6 taun padahal dia sudah kelas 1 SMU, bahkan tingginya 15 cm lebih tinggi dari aku (sekarang dia paling tinggi di keluargaku). Dia jago otak-atik listrik, dia suka bisnis bikin kumparan dinamo untuk mobil Tamiya. Orangnya lebih diem dari Arif. Suka ngeband juga (pegang drum pas SMP, sekarang dia lagi belajar gitar). Uzi paling peka sama yang namanya musik, klo sudah dengar lagu baru yang dia suka langsung dapet notasinya walaupun dia cuma pake seruling. Dia sekarang anggota Paskibra di SMU-nya, sempet bingung nyari sepatu Paskibra yang pas, karena pake yang ukurannya 43.

Happy Milad Brother, mudah2an apayang kalian dan kita rencanakan bisa tercapai amin..

Tuesday, October 04, 2005

Marhaban Ramadhan

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

Sahabat dan teman-temanku yang baik…

Bulan RAMADHAN sudah tiba
Tanpa disadari banyak sekali kesalahan-kesalahan yang dibuat..
Sengaja atau tidak, khilaf itu pasti ada...
Untuk lisan yang tak terjaga
Janji yang terabaikan
Hati yang berprasangka
dan smua sikap yang pernah menyakitkan
“Mohon dibukakan pintu maaf yang seluas – luasnya”

Semoga kita semua dapat melaksanakan ibadah puasa ramadhan dengan kebeningan hati kita…
Semoga dengan puasa mempertemukan kita dengan keagungan Lailatul Qadar…
Semoga Allah Swt mengabulkan doa-doa kita semua.
Dan akhir RAMADHAN nanti membawa kita tuk kembali menjadi fitrah.

Amin ya rabbal allamin…
Wassalamualaikum Wr. Wb

Karawitan


Hampir 4 bulan aku masuk dalam Paguyuban Karawitan di tempatku bekerja. Awalnya teman-teman merasa heran ketika waktu istirahat siang hari Selasa aku selalu minta tolong dibelikan makanan dan pergi ke Tipikal. Setelah mereka tau tanggapannya macem-macem, ada yang penasaran juga apasih karawitan itu, ada juga yang menganggap karawitan itu kuno dan hanya diminati oleh kaum tua saja. Bagiku karawitan itu sangat menyenangkan apalagi kita latihan disela-sela waktu kerja yang kadang intensitasnya sangat tinggi( itung-itung jadi hiburan lah). Dan juga di paguyuban ini bisa jadi sarana silaturahim plus ngomong jawa sepuasnya, maklum di direktoratku banyak yang orang Sunda (bisa ngomong jawa cuma sama Rini n Mas Rizki). Selain aku, 4 orang teman seangkatanku bergabung juga dalam paguyuban ini.

Aku mengenal karawitan sejak kecil karena Bapakku sering menjadi pemain karawitan (biasa disebut niyaga)pada Porseni Guru se-Kab. Tegal atau jadi pelatih karawitan pada Porseni SD. Sedangkan Bulik sering jadi sindennya. Alat yang paling sering dibawa ke rumah adalah kendang dan ketipung. Dulu pas kelas IV SD aku pernah belajar nyinden tapi beralih belajar Macapat karena waktu itu belum ada wakil untuk lomba Macapat Putri.

Pada dasarnya notasi pada karawitan (termasuk Macapat) dan notasi konvensional tidak jauh berbeda. Sama-sama menggunakan simbol angka 1 sampai 7, tapi cara membacanya yang beda. Kalau di notasi konvensional 1=do, 2=re, 3=mi, 4=fa, 5=sol, 6=la, 7=ti. Sedangkan pada karawitan 1=ji, 2=ro, 3=lu, 4=pat, 5=mo, 6=nem, 7=pi. Jika kita ingin mengkonversi sebuah lagu jawa ke notasi konvensional maka kita harus dinaikan atau diturunkan 2 tangga nada.

Tangga nada pada Karawitan atau yang disebut laras ada 2 macam, yaitu laras slendro dan laras pelog (mungkin mirip dengan tangga nada mayor dan minor). Beda kedua laras tersebut pada jenis lagu yang dibawakan dan notasinya. Jika pada laras pelog kita tidak akan menemukan nada 4(pat). Satu kesatuan lagu biasanya terdiri atas Ladrang, Ketawang, dan Lancaran (kayaknya aku perlu belajar banyak ke Bapak).

Alat-alat karawitan atau yang disebut gamelan ada banyak. Seperangkat gamelan lengkap mungkin lebih dari 20 alat. Beberapa alat tersebut adalah: kendang, ketipung, gong, kempul, bonang, saron, pekik, gender, gambang dan rebab. Sekarang aku lagi belajar main saron. Mungkin ke depan belajar main alat-alat yang lain.